Thursday, May 17, 2018

Hi Post

 

 

 

https://goo.gl/KfvVgj

 

 

 

 

Sunday, October 07, 2012

Belajar dari Lo Kheng Hong

Penampilannya sederhana, santun dengan rambut yg hampir seluruhnya mulai memutih. Bicaranya pelan, mantab seolah setiap kata yg dikeluarkan melalui pertimbangan dan pemikiran yang matang. Dialah Lo Kheng Hong, yang dikalangan investor pasar modal Indonesia dijuluki Warren Buffet nya Indonesia, the living legend.

Alhamdulillah, sabtu kemarin saya berkesempatan belajar langsung dari pengalaman investasi beliau di acara Indonesian Financial Expo and Forum 2012 yang diselenggarakan oleh harian Kontan.

Kheng Hong bercerita dia mulai investasi sejak tahun 1989 dari menyisihkan gajinya yg tak terlalu besar. Selalu hidup hemat karena memang berasal dari keluarga miskin.

Sepanjang berinvestasi, Kheng Hong bukannya tidak pernah rugi, malah sering mengalami kerugian diawal-awal bahkan berhutang dari sekuritas. Lama kelamaan dia menyadari tidak ada gunanya trading harian, apalagi dengan modal hutang, diapun memutuskan utk investasi jangka panjang. Memegang saham seolah-olah kita memiliki perusahaan, bukan untuk trading jangka pendek.

Saat krisis 1998 portofolio asetnya tinggal 15%, namun dia tetap bertahan bahkan menjual aset-asetnya yang lain dan membeli saham lebih banyak lagi.

Konon saat ini protofolio kelolaan Lo Kheng Hong sudah lebih dari satu triliun, terdiri hanya dari beberapa saham saja yang memiliki fundamental bagus dan dibeli saat harganya masih sangat murah.

Salah satu saham yang dibelinya dengan sangat murah di masa krisis 98 adalah saham United Tractor yang beberapa tahun kemudian memberikan keuntungan ribuan persen. Kheng Hong menjualnya dan sekarang merasa menyesal karena saham itu ternyata masih naik terus 4-5 kali lipat

Juga saham Multi Breeder Adirama Indonesia MBAI yang dibeli tahun 2005 seharga Rp. 250 dalam 5-6 tahun saham ini naik drastis bahkan pernah mencapai harga tertinggi Rp. 31.500 atau naik 126 kali lipat ~ 12.600% !!

Khen Hong bukannya tidak pernah menjual saham dlm jangka pendek, pernah dia beli saham properti ditahun 2011 seharga 610 dan hanya hitungan bulan naik menjadi 2.375, saham inipun dijual dan dibelikan saham lainnya lagi

Lantas kriteria saham seperti apa yang Kheng Hong beli sehingga bisa menghasilkan gain ratusan kali lipat ? Dia memberi lima kriteria utama dalam membeli saham utk investasi jangka panjang;

Kriteria pertama, kedua dan ketiga adalah Governance ! Manajemen yang terpercaya, amanah dan memiliki reputasi yang baik. Jajaran manajemen yg tidak pernah mencuri uang pemegang saham utk kepentingan pribadi. Info reputasi manajemen bisa didapatkan dimana saja, bisa dari pesaing, pemasok, rekanan ataupun karyawan mereka sendiri. Tidak ada gunanya berinvestasi pada saham yang manajemennya tukang tipu, perusahaan tidak akan pernah bisa berkembang, alih alih uang investor bisa hilang dikemplang.

Kriteria keempat adalah saham perusahaan yang tumbuh konsisten minimal lima tahun ke belakang. Perusahaan seperti ini biasanya akan tumbuh pula lima tahun kedepan. Bukan perusahaan yang tumbuh sesaat dan turun lagi kayak roller coaster, bisa bisa tumbuhnya hanya karena windfall profit.

Kelima adalah saham perusahaan yang masih murah. Ukuran murah saham perusahaan bukanlah pada nominal harganya tapi dilihat PER (price earning ratio) dan PBV (price to book value) nya. Dia menyarankan perusahaan dengan PER dibawah 5 dan PBV dibawah satu.

Dan saat-saat krisis adalah saat yang tepat utk membeli, saham saham bagus banyak yang dijual sangat murah karena sentimen pasar.

Warren Buffet menasehati kita "takutlah ketika semua orang dipasar tamak membeli dan berusahalah utk tamak ketika semua orang dipasar takut dan menjual semua sahamnya"

Disamping itu Kheng Hong juga memberi tip agar bisa menjadi seorang investor saham yang sukses.

Pertama; tahu apa yang kita kerjakan! Kita beli saham mesti tahu isi dalam dan kinerja keuangan perusahaan tersebut, sehingga kalo saham jatuh karena faktor luar, kita tidak panik dan latah ikut2 an menjual, krn kita tahu apa yg kita beli dan nilai intrinsiknya ada di harga berapa.

Kedua; bermental baja! Faktor ekonomi, politik maupun faktor lain pasti akan selalu mempengaruhi harga saham. Bisa jadi saham yang kita pegang turun sampai tinggal 25%. Kita harus memiliki mental yang kuat utk tidak ikuta2 an menjual. Tahan dan yakinlah pasti saham dengan fundamental bagus akan naik kembali, bahkan berkali kali lipat dari harga tertingginya, toh saham kita pegang utk jangka panjang

Ketiga; Bijaksana! Investasi saham baik untung atau rugi selalu diikuti penyesalan kalau kita tidak bijaksana. Kalau jual untung kita menyesal kenapa dulu gak beli lebih banyak, bisa juga sdh jual untung eh harganya masih naik terus berkali kali lipat. Apalagi kalo jual rugi, nyesel kenapa dulu beli saham itu. Kalau tidak bijaksana hidup kita akan penuh penyesalan kalau bermain saham.

Kheng Hong juga wanti-wanti jangan sekali sekali investasi saham dengan hutang, itu membuat hidup tidak tenang, kita tidak pernah tahu kapan saham jatuh pas saat kita harus melunasi hutang. Dia menceritakan ttg Jesse Livermore, seorang legenda wall street tahun 1929 yang bunuh diri karena kejatuhan bursa saat utang-utangnya banyak.

Saat ini hampir 90-95% aset Kheng Hong ada di saham, saat ditanya bagaimana dia menghidupi diri dan keluarganya kalau jarang menjual saham? Dia jawab bahwa ditahun 2010 saja, deviden yang dia terima dari portofolionya sdh cukup untuk biaya seumur hidup.

Kita tentu bisa mengira-ngira kalau kelolaan dia mencapai satu triliun, dengan deviden yang dibagikan 3-5 persen saja, sudah berapa ratus miliar tuh yang diterima setiap tahun ?

Nah bagaimana dengan anda ? Siapkah untuk mengikuti jejaknya ?

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Friday, September 21, 2012

Rakyat Sudah Memutuskan

Pilkada DKI putaran dua akhirnya tuntas juga, hasil quick count yang dirilis beberapa lembaga survey menunjukkan pasangan Jokowi - Basuki unggul dikisaran 7-8% dari pasangan Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli.

Hasil ini semakin mempertegas sinyalemen bahwa karakter, track record dan program individu calon lebih dilihat oleh rakyat daripada partai pendukung calon.

Jokowi-Basuki yang hanya didukung oleh PDIP dan Gerindra yg hanya menguasai kurang dari 20% pemilih DKI mampu mengungguli Fauzi-Nachrowi yg didukung partai-partai besar di DKI spt, Demokrat, PKS, Golkar, PAN, PPP dan lainnya yg notabene menguasai lebih dari 80% suara pemilih Jakarta.

Track record Jokowi di pemkot Solo dan sikap rendah hatinya selama memimpin Solo dua periode serta saat masa kampanye bisa memikat hati para pemilih Jakarta. Sementara Foke yang notabene incumbent malah dijauhi pemilih dan media krn sikap kurang luwes nya yg cenderung arogan. Masyarakat juga sudah frustasi dengan problem kemacetan dan banjir di Jakarta yg tak kunjung terurai.

Saya melihat pilkada kali ini adalah kemenangan rakyat atas hegemoni pengurus partai yang makin pragmatis dan transaksional.

Rakyat kita semakin cerdas dan dewasa, walau ada sedikit gesekan saat masa-masa kampanye, namun sejatinya pilkada berlangsung aman dan damai. Sikap besar hati Fauzi Bowo yg dengan sportif mengakui kekalahan juga patut diapresiasi, tidaklah mudah mengakui kekalahan, apalagi dengan status sbg petahana dan didukung banyak partai.

Selamat buat Jokowi - Basuki, semoga tetap rendah hati, menjauhi politik balas budi pada partai pengusung yang bisa mencederai kepercayaan rakyat. Segera kerja keras, laksanakan program dan janji-janji yang sudah diikrarkan.

Semoga Jakarta menjadi lebih baik dan menularkan optimisme yang sama kepada daerah-daerah lain di Indonesia. Mari kita bangun optimisme dan rasa percaya diri bahwa kita adalah bangsa yang besar.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!