Sunday, October 07, 2012

Belajar dari Lo Kheng Hong

Penampilannya sederhana, santun dengan rambut yg hampir seluruhnya mulai memutih. Bicaranya pelan, mantab seolah setiap kata yg dikeluarkan melalui pertimbangan dan pemikiran yang matang. Dialah Lo Kheng Hong, yang dikalangan investor pasar modal Indonesia dijuluki Warren Buffet nya Indonesia, the living legend.

Alhamdulillah, sabtu kemarin saya berkesempatan belajar langsung dari pengalaman investasi beliau di acara Indonesian Financial Expo and Forum 2012 yang diselenggarakan oleh harian Kontan.

Kheng Hong bercerita dia mulai investasi sejak tahun 1989 dari menyisihkan gajinya yg tak terlalu besar. Selalu hidup hemat karena memang berasal dari keluarga miskin.

Sepanjang berinvestasi, Kheng Hong bukannya tidak pernah rugi, malah sering mengalami kerugian diawal-awal bahkan berhutang dari sekuritas. Lama kelamaan dia menyadari tidak ada gunanya trading harian, apalagi dengan modal hutang, diapun memutuskan utk investasi jangka panjang. Memegang saham seolah-olah kita memiliki perusahaan, bukan untuk trading jangka pendek.

Saat krisis 1998 portofolio asetnya tinggal 15%, namun dia tetap bertahan bahkan menjual aset-asetnya yang lain dan membeli saham lebih banyak lagi.

Konon saat ini protofolio kelolaan Lo Kheng Hong sudah lebih dari satu triliun, terdiri hanya dari beberapa saham saja yang memiliki fundamental bagus dan dibeli saat harganya masih sangat murah.

Salah satu saham yang dibelinya dengan sangat murah di masa krisis 98 adalah saham United Tractor yang beberapa tahun kemudian memberikan keuntungan ribuan persen. Kheng Hong menjualnya dan sekarang merasa menyesal karena saham itu ternyata masih naik terus 4-5 kali lipat

Juga saham Multi Breeder Adirama Indonesia MBAI yang dibeli tahun 2005 seharga Rp. 250 dalam 5-6 tahun saham ini naik drastis bahkan pernah mencapai harga tertinggi Rp. 31.500 atau naik 126 kali lipat ~ 12.600% !!

Khen Hong bukannya tidak pernah menjual saham dlm jangka pendek, pernah dia beli saham properti ditahun 2011 seharga 610 dan hanya hitungan bulan naik menjadi 2.375, saham inipun dijual dan dibelikan saham lainnya lagi

Lantas kriteria saham seperti apa yang Kheng Hong beli sehingga bisa menghasilkan gain ratusan kali lipat ? Dia memberi lima kriteria utama dalam membeli saham utk investasi jangka panjang;

Kriteria pertama, kedua dan ketiga adalah Governance ! Manajemen yang terpercaya, amanah dan memiliki reputasi yang baik. Jajaran manajemen yg tidak pernah mencuri uang pemegang saham utk kepentingan pribadi. Info reputasi manajemen bisa didapatkan dimana saja, bisa dari pesaing, pemasok, rekanan ataupun karyawan mereka sendiri. Tidak ada gunanya berinvestasi pada saham yang manajemennya tukang tipu, perusahaan tidak akan pernah bisa berkembang, alih alih uang investor bisa hilang dikemplang.

Kriteria keempat adalah saham perusahaan yang tumbuh konsisten minimal lima tahun ke belakang. Perusahaan seperti ini biasanya akan tumbuh pula lima tahun kedepan. Bukan perusahaan yang tumbuh sesaat dan turun lagi kayak roller coaster, bisa bisa tumbuhnya hanya karena windfall profit.

Kelima adalah saham perusahaan yang masih murah. Ukuran murah saham perusahaan bukanlah pada nominal harganya tapi dilihat PER (price earning ratio) dan PBV (price to book value) nya. Dia menyarankan perusahaan dengan PER dibawah 5 dan PBV dibawah satu.

Dan saat-saat krisis adalah saat yang tepat utk membeli, saham saham bagus banyak yang dijual sangat murah karena sentimen pasar.

Warren Buffet menasehati kita "takutlah ketika semua orang dipasar tamak membeli dan berusahalah utk tamak ketika semua orang dipasar takut dan menjual semua sahamnya"

Disamping itu Kheng Hong juga memberi tip agar bisa menjadi seorang investor saham yang sukses.

Pertama; tahu apa yang kita kerjakan! Kita beli saham mesti tahu isi dalam dan kinerja keuangan perusahaan tersebut, sehingga kalo saham jatuh karena faktor luar, kita tidak panik dan latah ikut2 an menjual, krn kita tahu apa yg kita beli dan nilai intrinsiknya ada di harga berapa.

Kedua; bermental baja! Faktor ekonomi, politik maupun faktor lain pasti akan selalu mempengaruhi harga saham. Bisa jadi saham yang kita pegang turun sampai tinggal 25%. Kita harus memiliki mental yang kuat utk tidak ikuta2 an menjual. Tahan dan yakinlah pasti saham dengan fundamental bagus akan naik kembali, bahkan berkali kali lipat dari harga tertingginya, toh saham kita pegang utk jangka panjang

Ketiga; Bijaksana! Investasi saham baik untung atau rugi selalu diikuti penyesalan kalau kita tidak bijaksana. Kalau jual untung kita menyesal kenapa dulu gak beli lebih banyak, bisa juga sdh jual untung eh harganya masih naik terus berkali kali lipat. Apalagi kalo jual rugi, nyesel kenapa dulu beli saham itu. Kalau tidak bijaksana hidup kita akan penuh penyesalan kalau bermain saham.

Kheng Hong juga wanti-wanti jangan sekali sekali investasi saham dengan hutang, itu membuat hidup tidak tenang, kita tidak pernah tahu kapan saham jatuh pas saat kita harus melunasi hutang. Dia menceritakan ttg Jesse Livermore, seorang legenda wall street tahun 1929 yang bunuh diri karena kejatuhan bursa saat utang-utangnya banyak.

Saat ini hampir 90-95% aset Kheng Hong ada di saham, saat ditanya bagaimana dia menghidupi diri dan keluarganya kalau jarang menjual saham? Dia jawab bahwa ditahun 2010 saja, deviden yang dia terima dari portofolionya sdh cukup untuk biaya seumur hidup.

Kita tentu bisa mengira-ngira kalau kelolaan dia mencapai satu triliun, dengan deviden yang dibagikan 3-5 persen saja, sudah berapa ratus miliar tuh yang diterima setiap tahun ?

Nah bagaimana dengan anda ? Siapkah untuk mengikuti jejaknya ?

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Friday, September 21, 2012

Rakyat Sudah Memutuskan

Pilkada DKI putaran dua akhirnya tuntas juga, hasil quick count yang dirilis beberapa lembaga survey menunjukkan pasangan Jokowi - Basuki unggul dikisaran 7-8% dari pasangan Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli.

Hasil ini semakin mempertegas sinyalemen bahwa karakter, track record dan program individu calon lebih dilihat oleh rakyat daripada partai pendukung calon.

Jokowi-Basuki yang hanya didukung oleh PDIP dan Gerindra yg hanya menguasai kurang dari 20% pemilih DKI mampu mengungguli Fauzi-Nachrowi yg didukung partai-partai besar di DKI spt, Demokrat, PKS, Golkar, PAN, PPP dan lainnya yg notabene menguasai lebih dari 80% suara pemilih Jakarta.

Track record Jokowi di pemkot Solo dan sikap rendah hatinya selama memimpin Solo dua periode serta saat masa kampanye bisa memikat hati para pemilih Jakarta. Sementara Foke yang notabene incumbent malah dijauhi pemilih dan media krn sikap kurang luwes nya yg cenderung arogan. Masyarakat juga sudah frustasi dengan problem kemacetan dan banjir di Jakarta yg tak kunjung terurai.

Saya melihat pilkada kali ini adalah kemenangan rakyat atas hegemoni pengurus partai yang makin pragmatis dan transaksional.

Rakyat kita semakin cerdas dan dewasa, walau ada sedikit gesekan saat masa-masa kampanye, namun sejatinya pilkada berlangsung aman dan damai. Sikap besar hati Fauzi Bowo yg dengan sportif mengakui kekalahan juga patut diapresiasi, tidaklah mudah mengakui kekalahan, apalagi dengan status sbg petahana dan didukung banyak partai.

Selamat buat Jokowi - Basuki, semoga tetap rendah hati, menjauhi politik balas budi pada partai pengusung yang bisa mencederai kepercayaan rakyat. Segera kerja keras, laksanakan program dan janji-janji yang sudah diikrarkan.

Semoga Jakarta menjadi lebih baik dan menularkan optimisme yang sama kepada daerah-daerah lain di Indonesia. Mari kita bangun optimisme dan rasa percaya diri bahwa kita adalah bangsa yang besar.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Saturday, September 15, 2012

Taman Lansat - Kebayoran Baru

Sudah lebih setahun terakhir, hampir tiap sabtu pagi saya menyempatkan diri jalan kaki 1-2 jam di Taman Langsat - Kebayoran Baru. Taman ini terletak agak kedalam sedikit seberang Labschool Kebayoran Baru dan disebelah utara berbatasan langsung dengan pasar burung di Jl. Barito.

Taksiran kasar saya luas taman ini sekitar 2 Hektare dengan pepohonan yg sudah terlihat tua. Bermacam pohon tumbuh merindang di taman ini; pohon ketapang, sengon, sawo, bambu kuning di seputaran pagar dan pohon pohon palem tua yang menjulang tinggi menambah kerindangan taman. Saya taksir bisa mencapai 25 meter tingginya.

Taman dilengkapi jogging track dari konblok yang tertata rapi, lari sedang makan waktu 15 menit utk melingkarinya, jalan cepat sekitar 25 menit.

Hampir setiap Sabtu pagi banyak warga beraktifitas disini, suasana rindang, teduh dan santai sangat cocok utk olahraga pagi. Sebagian membawa keluarga dan anak-anak.

Sambil menunggu anak yg sedang main bola disekolah, saya hampir tiap sabtu pagi menyempatkan diri jalan sehat disini, kadang diselingi koran pagi atau buku yg belum sempat saya selesaikan.

Saya berharap besar pada Gubernur Jakarta yang sebentar lagi akan terpilih, baik yg lama atau baru, untuk merawat taman-taman yang ada di Jakarta. Disamping tentu menambah taman-taman baru pada tanah-tanah negara yang belum dimanfaatkan.

Taman sangatlah penting utk paru-paru kota, juga sebagai tempat warga bersosialisasi ditengah deru kota yang makin mekanis dan individualis ini


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Thursday, September 13, 2012

Lo Kheng Hong, Menjadi Kaya Sambil Tidur

Senin, 31 Oktober 2011 | 11:32
Source : http://www.investor.co.id/home/lo-kheng-hong-menjadi-kaya-sambil-tidur/23199

Sembari ongkang-ongkang kaki, lenggang kangkung, dan tidur pulas, Lo Kheng Hong bisa menjadi miliarder di pasar saham dan mengeduk gain hingga 150.000%. Itukah buah filosofi 'menjadi kaya sambil tidur'?

Asetnya di pasar saham disebut-sebut bernilai triliunan rupiah. Ia mengoleksi sejumlah saham yang mampu mencetak keuntungan investasi (capital gain) hingga ratusan, ribuan, bahkan ratusan ribu persen. Tapi, jangan bayangkan pria berusia 52 tahun ini punya karakter dan penampilan glamour, agresif, dinamis, meledak- ledak, atau beradrenalin tinggi.

Lo Kheng Hong adalah pribadi yang bersahaja, sabar, rendah hati, kalem, bahkan terkesan dingin. Boleh jadi, pembawaannya inilah yang menjadikan Kheng Hong sukses sebagai investor di pasar saham.

Yang pasti, Kheng Hong tak hanya lihai memilih saham-saham yang mampu menghasilkan gain besar. Ia juga mahir memosisikan diri di lantai bursa, baik saat pasar bearish maupun bullish. Tapi Kheng Hong bukan tipe investor yang sepanjang hari memelototi pergerakan harga saham atau setiap saat mencermati perkembangan isu, rumor, dan berita di lantai bursa, dengan kewaspadaan ekstra tinggi. Ia juga tidak melengkapi diri dengan handphone canggih, laptop terkini, notebook, iPad, atau perangkat paling mutakhir sejenisnya.

Kheng Hong memang lebih memosisikan diri sebagai investor jangka panjang ketimbang investor jangka pendek atau trader. Mungkin, itulah sebabnya, kalangan praktisi pasar saham menjulukinya sebagai 'Warren Buffett Indonesia'.

"Investor di pasar saham kebanyakan ikut-ikutan dan tidak mengerti saham apa yang dibeli. Kebanyakan orang panik karena mereka tidak tahu apa yang mereka beli. Semakin cepat panik seorang investor, semakin menunjukkan bahwa ia tidak tahu apa-apa," kata Lo Kheng Hong kepada wartawan Investor Daily Nurfiyasari dan Abdul Aziz serta pewarta foto Eko S Hilman di Jakarta, baru-baru ini.

Bagi ayah dua anak ini, lebih menguntungkan menjadi investor jangka panjang dibanding menjadi trader. "Kalau trading, dapatnya receh dan bisa bikin stres. Kalau pegang saham dalam jangka panjang, dapat uangnya besar," ujar Kheng Hong.

Kematangan, kecerdasan, ketenangan, dan kesabaran telah menjadikan Lo Kheng Hong sebagai pemain saham sejati. Berkat itu pula ia berhasil lolos dari krisis moneter 1997- 1998, bahkan kemudian menangguk keuntungan hingga 150.000%. "Waktu krisis 2008, saya sempat jatuh. Malah sewaktu krisis 1997-1998, saya sempat jatuh hingga uang saya tinggal 15%. Tapi uang itu saya tukar ke saham. Akhirnya uang saya meningkat 150.000% sampai saat ini," tuturnya.

Yang unik, aset kekayaan Lo Kheng Hong hampir seluruhnya dalam bentuk saham sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ia sama sekali tidak tergoda untuk mendiversifikasi investasinya ke instrumen lain, seperti emas, properti, atau kendaraan Bahkan, mantan kepala cabang Bank Ekonomi ini sama sekali tak tertarik untuk mendirikan perusahaan, termasuk perusahaan sekuritas.

"Saya hanya punya 15% dana cash untuk jaga-jaga supaya kalau terjadi krisis saya masih punya uang untukmembeli saham. Saya tidak bekerja, tidak punya perusahaan, tidak punya pelanggan seorang pun, tidak punya karyawan seorang pun, dan tak punya bos. Hanya punya seorang sopir dan dua pembantu," papar Lo Kheng Hong yang sudah 22 tahun bermain saham.

Apa saja tips Lo Kheng Hong hingga ia mampu mengeduk keuntungan besar dari pasar saham? Bagaimana harus bersikap saat pasar mengalami bullish, bearish, atau crash? Berikut petikan lengkap wawancara dengan pria yang mengaku berasal dari keluarga tak mampu dan kelak berniat menyumbangkan kekayaannya kepada fakir miskin tersebut.

Kenapa Anda tertarik bermain saham?
Saya tertarik bermain saham karena saham dapat memberikan keuntungan yang besar dan tidak capek seperti di sektor riil.

Apa enaknya menjadi investor saham?
Pertama, seorang pemain saham dapat menjadi orang yang terkaya di dunia, seperti Warren Buffett. Banyak orang yang tidak tahu dan tidak percaya. Mereka hanya tahu banyak orang yang rugi, orang kaya jadi miskin karena bermain saham, bahkan ada yang bunuh diri karena saham.

Kedua, seorang pemain saham punya banyak waktu, bebas, dan tidak dipusingkan oleh urus-mengurus karyawan, pelanggan, dan lain-lain. Di perusahaan, status investor saham adalah sleeping partner, sehingga waktu luangnya bisa diisi dengan hal-hal yang disukai.

Ketiga, semua keuntungan perusahaan menjadi milik pemegang saham, padahal yang bekerja keras adalah direksi, komisaris, manajer, dan seluruh karyawan, tetapi mereka hanya menerima gaji dan bonus. Mereka tidak punya hak untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Memiliki perusahaan yang untung besar seperti memiliki mesin pencetak uang.

Sejak kapan Anda bermain saham?
Saya bermain saham sejak 1989, 22 tahun yang lalu. Saya dilahirkan dari keluarga yang berpenghasilan rendah. Orangtua hanya pegawai kecil. Saat tamat SMA, saya belum punya biaya untuk kuliah. Kemudian saya jadi pegawai tata usaha di bank, waktu itu saya disuruh-suruh untuk fotokopi dan lainnya. Kemudian saya bisa bekerja sambil kuliah. Saya pilih kampus yang murah sesuai kemampuan keuangan. Saat bekerja di bank itulah, saya mulai main saham. Saya sempat menjadi kepala cabang. Saya kemudian keluar dari bank dan fokus main saham.

Anda saat ini punya saham apa saja?
Saya punya saham sekitar 30 emiten, antara lain di Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI), dengan kepemilikan 8,29% lebih. Saham saya banyaknya bukan di LQ45. Kepemilikan saya di saham lain di bawah 5%. Saya tipe investor jangka panjang.

Kalau trading, dapatnya receh, kalau jangka panjang dapat uangnya besar. Saya pegang saham ini sudah enam tahun. Saya beli tahun 2005 seharga Rp 250 dan harganya sempat menyentuh Rp 31.500. Belum saya jual, padahal gain-nya sudah 12.600%.

Cara Anda memilih saham?
Saya lihat manajemen. Apakah menerapkan good corporate governance (GCG) atau tidak. Saya cari dari kompetitornya, biasanya mereka tahu. Saya cari tahu agar tidak beli kucing dalam karung, karena ini menyangkut harta saya. Jangan membeli sesuatu yang tidak kita tahu. Lihat manajemen, apakah pengelolanya jujur atau tidak. Jangan sampai pengelolanya suka ambil uang perusahaan, sehingga saya sebagai sleeping partner dirugikan.

Istilahnya, yang menjadi pertimbangan pertama adalah manajemen, kedua manajemen, ketiga manajemen, baru yang lain. Kemudian lihat sektor usahanya, bagus atau tidak. Ada sektor yang kurang menarik, misalnya sepatu, tekstil, dan garmen. Tetapi ada juga yang menarik, seperti kelapa sawit dan pakan ayam.

Orang banyak makan ayam karena ayam merupakan sumber protein termurah dan dampak negatifnya terhadap kesehatan lebih rendah dibanding yang lain. Perhatikan juga apakah emiten bersangkutan mengalami pertumbuhan atau tidak.

Kriteria pertumbuhan, konkretnya seperti apa?
Ada empat tipe perusahaan. Pertama, perusahaan yang rugi terus, ada yang kadang untung, dan kadang merugi. Kemudian, perusahaan yang untung besar terus, tapi stagnan. Ada juga perusahaan yang growing secara berkala, misalnya dari Rp 2 triliun, Rp 5 triliun, dan seterusnya. Ini perusahaan yang baik dan yang saya cari. Lihat kinerjanya lima tahun ke belakang. Lihat masa lalunya.

Bagaimana jika lima tahun pertama tumbuh, tetapi lima tahun berikutnya ternyata turun?
Biasanya kalau lima tahun ke belakang tumbuh, ke depannya akan mengalami hal yang sama. Kalau sudah lima tahun berturut-turut growing, tandanya itu super company.

Setelah melihat fundamental emiten, apa lagi yang Anda perhatikan?

Harga. Saya lihat dari price to earning ratio (PER)-nya. Jangan bilang saham A karena harganya Rp 250 dibilang murah, dan saham B yang harganya Rp 70.000 dibilang mahal. Maksudnya, saham yang harganya Rp 70.000 bisa lebih murah dibanding saham yang harganya Rp 250. Kita lihat kemampuan emitennya dalam membukukan keuntungan.

Berapa PER yang ideal saat membeli suatu saham?
Saya pikir, yang reasonable untuk dibeli yaitu yang PER-nya di bawah lima kali, itu sangat menarik dan potensial. Tapi biasanya perusahaan yang sudah baik dan manajemennya bagus, PER-nya sudah di atas 10 kali.

Soal timing, kapan saat yang paling tepat untuk masuk pasar?

Yang paling bagus membeli saham adalah saat sedang krisis seperti di Yunani, Eropa, dan AS. Ada pepatah lama yang tidak perlu dilupakan, buy on weakness. Dan, harus be greedy when others are fearful dan sebaliknya, be fearful when others greedy.

Bukankah itu sulit diterapkan?
Saya banyak baca buku tentang Warren Buffett. Saya belajar dari orang yang sudah terbukti berhasil investasi di pasar saham. Dia sudah membuktikannya, bahkan menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Nggak mungkin kan kalau saya belajar dari Bernard Madoff? Ha, ha, ha, ha...

Ternyata orang seperti Madoff, mantan bos bursa Nasdaq tapi tidak bisa mengelola uang nasabah. Ini menunjukkan bahwa dia hanya tahu semua peraturan di bursa saham, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara menjadi kaya di pasar saham.

Berarti, kuncinya ada di mental?

Mental bisa bagus saat kita tahu apa yang kita beli. Kebanyakan orang panic karena mereka tidak tahu apa yang mereka beli. Ini pelajaran penting. Saya berikan ilustrasi. Waktu itu saya ke Harvard University, saya tanya biaya kuliah di sana berapa? Ternyata bisa sampai US$ 40.000, keluar dari sana semua jadi orang pintar. Dengan belajar seharga US$ 40.000, kita bisa menjadi orang pintar.

Tapi di pasar saham, kita sudah habiskan puluhan miliar rupiah belum tentu jadi pintar, malah bisa tambah bingung, seperti Madoff yang sudah menghabiskan uang masyarakat sebesar US$ 60 miliar, apakah dia menjadi pintar? Bisa saja di penjara dia berpikir, kenapa saham yang dibeli turun dan yang dijual justru naik.

Jadi, intinya pintar saja tidak cukup. Untuk menjadi investor yang kuat, kita harus mengetahui perusahaan satu per satu. Semua orang bisa seperti itu, asalkan mau baca. Bacalah laporan keuangan emiten satu per satu.

Jadi, Anda tipe investor fundamental?
Saya 100% fundamental karena lihat manajemennya atau pertumbuhan perusahaan. Kalau teknikal, hanya grafik, semuanya diabaikan. Saya yakin itu tidak benar. Tapi memang harus selektif. Dari 400-an saham yang ada di bursa domestik, cukup banyak yang fundamentalnya bagus. Terkadang, ada yang terjebak.

Anda tidak memantau pergerakan harga saham setiap saat?
Kenapa kita pusing? Karena kita beli saham yang tidak kita ketahui. Ada yang tidak bisa tidur karena PER sahamnya 100 kali atau 200 kali. Lalu, kenapa kita tidak bisa tidur kalau PER-nya hanya lima kali?

Bukankah investor sering terbawa arus karena faktor nonfundamental?

Saya lihat investor di pasar modal kebanyakan ikut-ikutan. Saat market mengalami booming, semua masuk. Saat market buang-buang saham, mereka ikut-ikutan. Mayoritas hanya ikut-ikutan dan tidak mengerti apa yang dibeli. Jadi, belajarlah dari orang yang memang sudah berhasil dan ikuti langkahnya. Jangan percaya saat ada iklan yang bilang dapat untung besar saat indeks turun. Kalau bisa seperti itu, hebat sekali. Bahkan, orang sekelas Warren Buffett saja, saat pasar saham AS turun, dia juga mengalami kerugian.

Anda berinvestasi pada instrument selain saham?
Tidak, hanya saham. Hampir semua uang saya ada di pasar modal. Dana tunai saya hanya 15%, sisanya portofolio saham. Kenapa saya sisakan segitu? Itu untuk antisipasi kalau pasar modal kita jatuh, sehingga saya masih bisa beli saham lagi.

Dari mana Anda membiayai kebutuhan hidup sehari-hari?

Saya bisa hidup dari dividen yang saya terima. Misalnya harga saham suatu emiten yang saya beli bulan lalu Rp 610, sekarang harganya Rp 2.375, kemudian saya jual. Awalnya saya berniat menahannya untuk jangka panjang. Tapi kalau untungnya sudah sampai 300% dalam sebulan, saya lepas. Untuk emiten yang bagus sekali, tetap saya keep untuk jangka panjang. Kalau emitennya kurang meyakinkan dan naiknya signifikan, lebih baik saya lepas.

Saat krisis moneter 1997-1998 dan krisis finansial 2008, Anda mengalami kerugian juga?
Saya sempat mengalaminya juga. Waktu krisis 2008, saya sempat jatuh, tapi tetap be greedy when others are fearful. Malah sewaktu krisis 1997-1998, saya sempat jatuh hingga uang saya tinggal 15%. Tapi uang itu saya tukar ke saham, karena saya tahu pasar modal akan naik lagi. Dan, itu terbukti. Akhirnya uang saya meningkat 150.000%.

Bagaimana Anda menyikapi perkembangan harga saham saat ini, terutama yang terkait dengan krisis utang di Eropa dan krisis finansial di AS?
Saat IHSG terkoreksi, wajar saja kalau nilai portofolio saya ikut turun. Tetapi ketika turun, saya sama sekali tidak ikut-ikutan menjual, bahkan saya membeli dan menambah saham saya, karena saya yakin satu hari saham-saham saya akan naik kembali, bahkan dapat lebih tinggi dari sebelumnya.

Apa filosofi hidup Anda?

Filosofi hidup saya adalah bagaimana saya bisa menjadi kaya sambil tidur. Karena di perusahaan status saya adalah sleeping partner, saya tidur tetapi saham-saham perusahaan saya bekerja buat saya secara dahsyat. Getting rich while sleeping. Saya pakai waktu saya delapan jam untuk tidur, selebihnya saya pakai untuk bersenang-senang dan mengerjakan apa yang saya sukai.

Friday, June 15, 2012

Menikmati Kesunyian...

Apa rutinitas anda setiap pagi di mobil dalam perjalanan dari rumah ke kantor ?

Saya yakin pasti sambil menyetir, atau pakai sopir, anda akan sibuk mendengarkan musik, radio, sambil monitor timeline di twitter, status facebook atau postingan group BBM teman-teman anda

Bahkan kalo lagi macet atau menunggu lampu merah anda sekali-sekali update status atau menimpali postingan teman yang lain.

Juga sibuk menjawab telpon atau membalas sms teman dan kadang membunyikan klakson keras-keras kalau jalur anda diserobot pengemudi lain.

Saya juga menjalani rutinitas yang hampir sama setiap pagi, sepertinya terlihat produktif karena merasa eksis dimata teman-teman socmed.

Namun faktanya dunia socmed ini menjauhkan kita dari realitas sekeliling dimana kita berada.

Sangat jarang kita menikmati pemandangan deretan rumah, ruko atau taman sepanjang jalan menuju kantor. Atau memperhatikan bagaimana 'sektor riil' bergeliat disepanjang lampu merah.

Aktivitas pengamen, pedagang gurem yg menjajakan kacang, manisan buah, air mineral atau penjaja kopi, tea dan susu dingin dlm bungkusan plastik.

Saya mencoba hal lain pagi ini. Begitu duduk dibelakang kemudi, saya matikan HP dan BB, tidak menyalakan radio dan berkomitmen sebisa mungkin untuk tidak membunyikan klakson, apalagi dengan emosi, sampai kantor

Satu setengah jam perjalanan terasa nikmat, bener-bener sunyi didalam mobil kecuali suara-suara 'dunia nyata' di sepanjang perjalanan. Kita bener-bener terhubung dengan realitas saat itu.

Sepanjang jalan saya menikmati pemandangan deretan rumah, ruko, taman yang sudah ribuan kali saya lewati tapi tidak pernah secara serius diperhatikan, itu menciptakan nuansa yg berbeda

Wajah-wajah datar pedagang kaki lima diperempatan, wajah memelas para peminta-minta, wajah-wajah mengantuk para penumpang metromini yang semalam mungkin begadang

Di perempatan PLN Bulungan saya mendapati seorang pengamen dengan wajah sumringah penuh senyum turun dari metromini, mungkin saja baru dapat bonus cukup banyak dari para penumpang, rasa syukurnya mungkin lebih besar dari kita yang nyaman naik mobil

Kala jalanan lancar saya menikmati otak yang sibuk berfantasi, membayang-bayangkan impian yang sudah ditetapkan, merencanakan step-step mencapai impian dalam imajinasi dan membuat strategi eksekusi.

Walau sambil menyetir dan membayang-bayangkan saja, itu sudah menerbitkan perasaan sukses dan bahagia, serta menambah rasa syukur saya

Di lampu merah yang cukup sepi, bahkan suara blower AC pun jadi nikmat untuk didengarkan, serasa menikmati simponi arus kehidupan

Saya akan terus mencobanya, minimal dalam seminggu ini, untuk menikmati kesunyian, selalu terhubung dengan realitas lingkungan, di mobil dalam perjalanan dari rumah ke kantor.

Aktivitas ini pasti akan membuat perbedaan dalam menjalani keseharian kita. Kearah yang lebih baik, penuh empati dan rasa syukur akan kehidupan...
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Monday, June 11, 2012

Unpredictable Risk

Minggu lalu bursa saham mengajak para investor dan trader sport jantung sejenak, sempat menyentuh level  terendah pada level 3,654 tanggal 4 Juni. Level ini sudah anjlok sebesar 13% dari titik tertingginya di level 4,200 an di awal bulan Mei.

Beberapa saham bluechips seperti ASII, BBRI, BMRI, ANTM dan ADRO menjadi terlihat cukup murah untuk dikoleksi. BBRI, ADRO dan ANTM bahkan mencapai PER dibawah 10.

Kejatuhan bursa saham ini sejatinya sudah dapat diprediksikan sebelumnya, indikator perekonomian US yang suram, pertumbuhan China yang melambat dan prospek penyelesaian Yunani dan Spanyol yang masih belum jelas.

Apalagi pemilu Yunani yang harus diulang karena gagal membentuk pemerintahan dan makin populernya partai yang menolak pengetatan anggaran sebagai salah satu syarat dana talangan dari Uni Eropa

Bagi investor dan trader yang sudah bisa memprediksikan resiko-resiko diatas, tentu mereka sudah jual saat awal mei dan mengoleksi lagi pada awal juni tersebut. Faktanya saat ini indeks kembali naik ke level 3,800 an walaupun masih rentan anjlok lagi dengan sentimen negatif.

Saya sampai sekarang masih belum merasa saat tepat untuk masuk, masih menunggu jatuh lebih dalam lagi mendekati 3,000 an, entah peristiwa apa yang akan membuat bursa merosot sedalam itu ? sampai saat ini saya belum tahu

Di kelas aset investasi yang berbeda, saya juga mengalami sport jantung yang cukup seram dua bulan lalu. Penyebabnya juga bukanlah resiko investasi yang bisa diprediksi, unpredictable risk, bahkan cenderung force majeur.

Terjadi pembunuhan di apartemen investasi saya, persis di depan unit yang saya miliki. Seorang wanita dibunuh dengan 26 tusukan brutal dalam apartemen yang disewa oleh seorang expat Jepang. Pembunuhan diketahui langsung beberapa jam setelah kejadian, belakangan menurut berita kepolisian pelakunya adalah petugas keamanan apartemen tersebut dan patut diduga didalangi si penghuni apartemen

Ketika mendapatkan berita ini dari pengelola, saya agak shock sejenak, karena lokasinya satu lantai dengan unit milik saya dan persis di depannya. Unit saya juga disewa oleh expat warga Jepang. Saya langsung berpikir negatif bahwa penghuni di lantai itu bakal pindah dan akan terjadi kekosongan penyewa dalam beberapa bulan, atau bahkan bisa setahun,  yang artinya arus kas bakal tersendat

Namun kekhawatiran saya tidak beralasan. Warga Jepang yang menyewa unit saya tidak merasa takut, khawatir atau berniat pindah. Bahkan secara bercanda dia bilang setelah urusan polisi selesai apakah unit tempat terjadinya pembunuhan akan disewakan lagi ? dia pengen pindah kesitu karena pasti sewa nya lebih murah J

Dan memang bulan berikutnya unit itu diumumkan akan dijual pemiliknya. Saya nekad menawar dengan harapan harga nya pasti sudah terdiskon 30% dari harga wajar, sementara sewanya tidak turun terlalu jauh kalau melihat reaksi penghuni unit saya.

Dugaan saya salah lagi, ternyata unit itu langsung terjual dalam dua minggu dan harganya hanya terdikson 10%, jauh dari perkiraan saya 30%.
Saya tetap bersyukur, kejadian menyeramkan ini tidak banyak berimbas pada permintaan sewa apartemen tersebut, terutama dari penyewa expat Jepang dan Korea

Intinya, investasi pada bidang apapun, akan selalu ada resiko. Baik yang bisa diprediksi dengan indikator-indikator tertentu maupun yang sama sekali tidak bisa diprediksi, seperti pembunuhan diatas. Namun tidak setiap resiko tersebut berimbas cukup dalam pada kinerja investasi kita

Happy Investing...!


Tuesday, February 21, 2012

Belajar dari Teddy P Rachmat

Minggu lalu saya menghadiri acara Leadership Talk yang diselenggarakan oleh QB Leadership Center yang dipimpin oleh Ibu Betti Alisjahbana. Acara ini menghadirkan seorang CEO dan Entrepreneur hebat yang sudah malang melintang didunia korporasi dan entrepreneurship di Indonesia, the living legend Teddy P Rachmat.

Beliau berbagi ilmu dan pengalamannya sebagai profesional sehingga menduduki posisi puncak CEO Astra Group, perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, mendekati Rp. 400 triliun.

Beliau juga berbagi inspirasi pengalamannya sebagai entrepreneur membidani dan membesarkan perusahaan-perusahaan hebat di Indonesia spt: Adira Finance, Adaro dan Triputra Group.

Saat ini group yang dipimpinnya menjadi jawara di sektor-sektor perkebunan sawit, tambang batubara, financing dan yang terakhir rental sarana transportasi

Yang masih sangat membekas dihati saya, adalah tiga 'Key Fundamental Business Strategy' yang harus dipegang kalau seorang pengusaha ingin sukses :

1. Fahami Trend
Sebelum memutuskan akan masuk ke bisnis apa, kita harus terlebih dahulu memahami trend dunia yang sedang dan akan berlangsung. 'Cari yang anginnya sedang kencang berhembus', begitu nasehat Teddy.
Dengan memahami trend kita diuntungkan dengan tersedianya pasar utk produk atau jasa kita secara massive. Konsumen yang mencari kita dan bisa dikembangkan ke skala yang lebih besar serta berdimensi jangka panjang.

Nasehat sederhana ini ternyata sama persis dengan nasehat yang pernah saya dengar dari Chairul Tanjung, pemilik CT Corp, " Fahami Trend, Beli masa depan dengan harga sekarang", ternyata nasehat orang-orang hebat pada prinsipnya sama.

2. Ciptakan Keunikan
Memahami trend adalah salah satu aspek, setelah itu kita mesti bisa menciptakan keunikan sehingga produk atau jasa kita berbeda dari yang lain. Dan sudah pasti akan dicari oleh customer.

Beliau mencontohkan perusahaan yang baru dibesutnya Assa Transportation Service, penyedia jasa sewa alat-alat transportasi yang saat ini sudah memiliki ribuan unit mobil.

Banyak penyedia jasa transportasi yang sudah ada di Indonesia. Mereka hadir duluan dan sudah bersentuhan dengan konsumen cukup lama. Untuk merebut pasar dan menciptakan profit, P Teddy mengidentifikasi dua keunikan utama di bisnis ini yang harus difokuskan dan dikerjakan beyond expectation, yaitu; layanan pelanggan yang super dan maintenance kendaraan yang excellence. Fokus di dua hal itu saja mampu membuat Assa leading dibidang ini

3. Optimalkan Leverage
Setelah kedua hal dipenuhi dan beroperasi secara excellence di skala kecil, kita harus segera geber, ekspansi secepat mungkin ke seluruh pasar, di leverage, perbesar sehingga skala ekonomi tercapai dan secara natural membentengi dari masuknya pesaing

Leverage dilakukan pada level operasi maupun pendanaan. Leverage pendanaan bisa melalui perbankan, terbitkan bond atau IPO di pasar modal.

Satu wanti-wanti beliau, sebelum bisnis jalan, terbukti bagus dan sustain, jangan coba-coba leverage keuangan di bank atau IPO. Kalau gagal bisa-bisa malah merusak reputasi kita. Padahal reputasi adalah modal nomor satu yang harus kita utamakan dalam bisnis apapun

Menyelami filosofi nasehat kedua dan ketiga, saya jadi ingat nasehat serupa yang pernah diajarkan Pak Tung Desem Waringan, yaitu; nilai tambah dan faktor kali.

Untuk sukses dalam bisnis, kita harus mampu mencari, menggali dan menawarkan nilai tambah dari bisnis yang kita tekuni. Kalau sudah ketemu, terbukti dan sustain, baru kita besarkan dengan faktor kali atau leverage, bisa dengan buka cabang diseluruh pasar kita, kita franchise kan atau go publik sekalian.

Nah bagaimana dengan Anda ? Sudahkah anda memahami trend sekarang dan yang akan datang ? Keunikan apa yang ingin anda tawarkan dan bagaimana cara me-leverage-nya ?

Wednesday, February 15, 2012

Nathan Tinkler - Australian Young Billionaire

Nathan Tinkler, mungkin tidak banyak dari kita yang pernah mendengar namanya, apalagi mengetahui siapa dia dan apa yang dilakukannya

Forbes Asia edisi Februari menempatkan dia sebagai salah satu orang terkaya no. 26 di Australia dengan kekayaan mencapai US $ 825 juta.

Yang menjadikannya istimewa karena semua itu dicapainya pada usia yang masih sangat muda, 35 tahun dan diperoleh dari usaha sendiri, bukan warisan keluarga.

Lantas apa yang dikerjakannya sehingga mencapai kekayaan sebesar itu dalam jangka waktu relatif singkat ? Lima tahun sejak dia mulai mendirikan usahanya dengan modal $ 500,000 dari hasil menjual rumah dan tabungannya

Tinkler memperoleh semua itu dari bisnis batubara, tapi yang dia perjualbelikan bukanlah batubara sebagai komoditas, tapi tambang batubara.

Keberaniannya membeli tambang batubara yg masih greenfield, melakukan eksplorasi dan menjualnya kembali saat sudah diketahui cadangannya benar-benar membuatnya jadi billionaire di usia sangat muda.

Seperti kita ketahui bersama, Australia merupakan salah satu negara dengan cadangan Coal terbesar di dunia dan saat ini merupakan eksportir coal terbesar dengan pasar utama China, India dan Korea.

Momentum yang tepat ini dimanfaatkan oleh Tinkler dengan menjalin mitraI-mitra dari China dan Korea dalam mengamankan pasokan coal mereka. Satu hal yang belum dilakukan oleh Tinkler adalah menambang batubara

Saya penasaran dengan apa yang dia lakukan. Kalau di Australia dia bisa lakukan, tentu di Indonesia juga bisa dilakukan, mengingat Indonesia juga menyimpan cadangan Coal yang cukup besar dan saat ini merupakan eksportir coal terbesar no. 2 setelah Australia.

Yang mesti dipelajari adalah detail teknis bagaimana Tinkler melakukan itu. Dan saat ini merupakan momentum yang tepat dimana dunia sedang haus coal sementara di Indonesia sedang didera permasalahan puluhan ribu ijin tambang batubara yang tidak proper.

Setiap permasalahan selalu juga menghadirkan peluang, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya dengan baik

Friday, February 10, 2012

Bangunlah Pipa dan Taman Bunga

Bangunlah pipa dari sumber air ke penampungan air kita, jangan sibuk mengangkut air dengan ember

Buatlah taman bunga yang indah sehingga kupu-kupu berdatangan, janganlah sibuk menangkapi kupu-kupu satu persatu

Kalimat diatas pastilah sering kita dengar dan baca, terutama dari para motivator bisnis ataupun buku buku pengembangan diri dan kewirausahaan

Saya memahami dua kalimat diatas sebagai anjuran untuk fokus pada hasil jangka panjang dan membangun sistem bisnis yang bagus sehingga bisnis bisa berjalan stabil, berkelanjutan dan terus tumbuh

Pada awal awal memulai bisnis, banyak dari kita yang terjebak pada hasil jangka pendek dan lupa membangun sistem

Memang kadang hasil jangka pendek cukup besar dan menggoda kita untuk mengulangi terus-menerus tanpa membangun sistemnya, yang terjadi hasil tergantung semata-mata dari aktivitas kita sehingga kita terjebak pada bisnis dan sulit untuk dinaikan kapasitasnya

Setiap kita punya pipa dan taman bunga masing masing. Bisa kita kembangkan sesuai passion, kompetensi dan pengalaman kita.

Saya pernah mencoba banyak bisnis untuk menemukan pipa dan taman bunga tersebut. Bisnis garmen, retail batik, kontraktor bangunan, IT dan bahkan merambah agro industri di Lampung.

Sejak tahun 2008 saya mulai menemukan Pipa dan Taman Bunga saya, ternyata pada investasi properti. Resiko rendah, leverage bank, fluktuasi harga mudah diprediksi dan pendapatan yang stabil membuat investasi properti saya tumbuh dengan baik dan memberi hasil yang memuaskan

Saat ini saya fokus menaikan kapasitas investasi saya, memperbesar diameter pipa dan memperluas taman bunga. Dan saya harus banyak bersahabat dengan bank untuk mendapatkan leverage yang bagus

Bagaimana dengan Anda ? Sudahkah Anda temukan pipa dan taman bunga yang cocok ?

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Monday, January 30, 2012

Budaya Saling Sandera

Jumat lalu ribuan warga Jakarta dan Bekasi serta warga Bandung yang mencari makan di Jakarta merasakan bagaimana rasanya berjam-jam terjebak kemacetan di jalan tol. Ribuan sumpah serapah dan keluhan dilontarkan melalui tweeter, facebook dan status BB mereka.

Kemacetan terjadi karena ribuan buruh dikawasan industri Jababeka dan Cikarang, memblok jalan tol, berdemo menolak putusan pengadilan yang memenangkan APINDO terkait upah minimum regional.

Buruh ingin upah regional tetap seperti putusan kepala daerah ditingkat Rp. 1.4 - 1.8 juta/bulan. Sementara Asosiasi Pengusaha menganggap upah itu terlalu tinggi dan mengurangi daya saing mereka terhadap serbuan produk-produk China yg lebih murah

Yang kemudian terjadi adalah saling sandera. Buruh mogok kerja dan melakukan sweeping atas rekan-rekannya yg masih bekerja. Pengusaha tetap hanya mau membayar dengan upah minimum sebelumnya....dan deadlock pun terjadi.

Masyarakat umum dirugikan, negara dirugikan, buruh maupun pengusaha juga dirugikan...semua rugi !

Masih hangat juga dalam ingatan keinginan pemerintah untuk membatasi subsidi BBM, mewajibkan mobil pribadi (baca masyarakat mampu) untuk membeli BBM non subsidi dan mengurangi beban subsidi BBM di APBN sehingga keuangan negara bisa leluasa investasi di pendidikan, kesehatan ataupun infrastruktur

Kebijakan baru dalam tahap kajian, masih mencari opsi-opsi yang cocok, ancaman-ancaman sudah dilontarkan baik oleh kalangan politisi, pengusaha angkutan umum maupun masyarakat pengguna

Politisi menakut-nakuti terjadinya revolusi sosial karena kekisruhan penerapan pembatasan BBM

Pengusaha angkutan mengancam menaikkan tarif angkutan. Bahkan PT Kereta Api Indonesia yang notabene BUMN mengerahkan ribuan karyawannya utk demo agar tetap bisa memakai BBM subsidi dalam operasionalnya

Masyarakat mengancam melakukan tindakan anarkis apabila SPBU tidak mampu menyediakan pertamax sesuai kebutuhan

Macam-macamlah semua ancamannya sehingga pemerintah tersandera, maju mundur dan tidak berani mengambil kebijakan yang sebenarnya baik untuk perekonomian

Belum habis kebijakan BBM subsidi, sekarang pengusaha sektor keramik, kaca dan lainnya mulai pasang kuda-kuda menanggapi rencana kenaikan harga listrik. Mereka mengancam untuk mengimpor saja dari Cina kalo listrik naik..

Listrik merupakan biaya produksi yang dominan buat mereka, kalo naik menjadi tidak kompetitif, lebih murah impor langsung dari Cina. Ujung-ujungnya bisa terjadi PHK besar-besaran di sektor industri ini

Padahal selama ini PLN menjual listrik dibawah harga produksinya, negara memberi subsidi ke pelanggan rumah tangga maupun industri, sampai kapan akan berlangsung dan PLN bisa untung ?

Budaya sandera-menyandera ini sudah makin akut dlm kehidupan bernegara kita. Sampai kapan akan berlangsung ? Kapan kita bisa memanfaatkan status 'investment grade' untuk mendongkrak laju perekonomian kita ?

Saatnya bersatu, saling memahami kepentingan masing-masing dan selalu meletakan kepentingan umum diatas kepentingan individu kita.

Indonesia bangsa yang besar, saya yakin pasti BISA ! Yes We Can !!



Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Thursday, January 12, 2012

Businessman of The Year 2011

Baru-baru ini Forbes Indonesia edisi January 2012 menobatkan Haryanto Adikoesoemo sebagai Businessman of The Year 2011.

CEO dan Owner AKR Group ini mengalahkan puluhan CEO lainnya karena dinilai sukses melakukan transformasi bisnis AKR Group selama lima tahun terakhir

Setelah menjual PT Sorini Agro Asia, produsen sorbitor nomor 2 terbesar didunia, ke Cargill. AKR fokus menjadi perusahaan logistik dan distribusi terdepan di Indonesia.

Ditunjang penguasaannya atas lokasi-lokasi disetiap pelabuhan strategis di Indonesia, AKR memiliki keuntungan kompetitif yang sulit disaingi perusahaan lain.

Sukses dengan distribusi bahan-bahan kimia dan BBM industri, AKR kini juga masuk ke sektor energi dengan membeli lima lahan tambang batubara di Kalimantan Tengah.

Hasil batubara ini akan diintegrasikan dengan pelabuhan-pelabuhan AKR yang ada di Cina.

Kinerja keuangan AKR selama lima tahun terakhir sangatlah mengesankan. Rata-rata penjualan tumbuh 34% dan menembus diatas Rp. 16 triliun di tahun 2011.

Sementara laba operasi juga tumbuh rata-rata 19% dan mencapai laba bersih Rp. 456 miliar

Yang lebih mencengangkan adalah kinerja sahamnya. Dalam lima tahun terakhir harga saham AKR melonjak sebesar 678%, bandingkan dengan IHSG yang naik 'cuman' 137%...

Saya sangat beruntung bisa mengenal Pak Har, begitu beliau biasa disapa, secara dekat dan banyak belajar dari beliau sepanjang tahun 2004 sampai 2009

Sebagai seorang Mentor beliau banyak mengajarkan pada saya filosofi bisnis yang paling mendasar.

Disiplin, jujur, keberanian mengambil resiko, teliti terhadap angka-angka, piawai melihat peluang dan merealisasikannya menjadi sebuah model bisnis yang sukses

Satu hal yang juga saya kagumi dari beliau adalah rendah hati dan setia kawan.

Walaupun CEO dan Owner dari sebuah group korporasi besar yang masuk top 30 di Indonesia beliau tidak segan berbincang akrab dengan setiap karyawannya, diskusi dengan serius topik-topik keseharian dan tidak melulu bisnis.

Selamat Pak Har atas penobatan sebagai Businessman of The Year 2011.

Semoga Bapak dan AKR Group selalu diberkati, makin sukses dan membawa banyak nilai tambah buat masyarakat Indonesia

4 Tips Sukses dari 4 Milyarder Sukses

Menarik sekali membaca artikel di Detik pagi ini. Empat tips sukses dari empat milyarder yang tidak lulus sekolah. Mau tahu apa tips-tips mereka, berikut kutipan singkatnya.....

1. Sean Parker,  Salah satu pendiri Facebook dengan kekayaan US$ 2,1 miliar dan baru berumur 32-an.

Lewatkan kuliah, Google pendidikan Anda!

"Ketika alat ilmu dan pengetahuan yang luar biasa tersedia di seluruh dunia, pendidikan formal menjadi kurang penting. Kita harus berharap terus melihat kehadiran wirausaha baru yang mendapatkan sebagian besar pengetahuannya melalui eksplorasi sendiri."

2. Dustin Moskovitz, Salah satu pendiri Facebook dengan kekayaan US$ 3,5 miliar. Pria kelahiran 22 Mei 1984 itu ini memberi nasehat sbb :

Anda selalu bisa kembali

Andaikan Facebook gagal saat itu dan ia telah meninggalkan kuliah, "Saya dapat kembali ke Harvard kapanpun. Teman-teman saya mungkin tidak disana lagi. Saya mungkin harus memulai lagi masalah sosoal. Itu adalah sebuah risiko. Tapi ini adalah sebuah risiko yang cukup kecil dibandingkan kesempatan besar yang ada pada saat itu,".

3. Phil Ruffin, Pemilik Treasure Island Casino dengan kekayaan US$ 2,4 miliar. Pria tak lulus kuliah ini sukses mengembangkan bisnis hotel dan kasinonya sehingga masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia.

Jadilah Nomor 1

"Nasihat yang akan saya berikan kepada orang muda? Berhenti dari pekerjaan Anda. Jangan bekerja untuk siapapun. Anda tidak dapat benar-benar mendapatkan uang dari bekerja pada orang lain," ujarnya.

4. John Paul DeJoria, Pemilik Paul Michell Systems, Patron Tequila dengan kekayaan US$ 4 miliar. Ia pernah menjalani hidup dengan menjual sampo dari pintu ke pintu sebelum meraup kekayaan dengan Paul Mitchell.

Pria kelahiran 13 April 1944 itu merupakan anak seorang imigran Italia dan Yunani. Setelah orang tuanya bercerai, ia mulai menjual kartu natal dan koran dengan berkeliling untuk menghidupi keluarganya. Ia meraup sukses setelah mendirikan John Paul Mitchell System dengan Paul Mitchell pada tahun 1980.

Tebal Muka!

"Saya mempelajari penjualan dan pemasaran dari mengetuk ratusan pintu tiap hari. Anda secara cepat menemukan Anda akan mendapatkan 99 bantingan pintu di muka Anda hingga bisa meraup penjualan," ujarnya.

Nah bagaimana dengan Anda ? Tips mana yang akan anda jalankan dan tekuni ? Semoga tip-tip ini bisa mengantarkan Anda menyamai sukses mereka....

Wednesday, January 11, 2012

Demand Side Management...

Baru-baru ini salah seorang Menteri melontarkan gagasan yang cukup brilian, walaupun banyak juga yang menentang, agar rakyat Indonesia mengurangi konsumsi nasi, sehingga kita tiap tahun tidak dipusingkan tercapai tidaknya swasembada beras dan berapa defisit yang harus diimpor.

Dialah Gita Wiryawan, Kepala BKPM yang juga merangkap Menteri Perdagangan. Seorang Menteri yang masih muda, santun, ganteng, kaya, penuh terobosan dan terlihat cerdas !

He.he.he sorry Pak Menteri kalau saya bilang terlihat cerdas, bukan berarti saya mengatakan tidak cerdas beneran, track record Bapak di dunia korporasi sudah membuktikan itu dan sayapun sudah membuktikan dari beberapa kali percakapan dengan Bapak....

Pasca lengsernya Pak Harto, hampir setiap tahun Indonesia selalu mengimpor beras, entah dari vietnam, thailand atau malah India. Padahal tradisi bertani kita tidaklah kalah oleh mereka. Ini tentu menjadi hal yang sangat ironis mengingat kita juga merupakan salah satu produsen beras terbesar dunia

Hitung punya hitung, ternyata masyarakat kita juga merupakan konsumen beras paling tinggi di dunia. Data yang disodorkan; rata-rata orang Indonesia makan nasi 120 - 140 kg pertahun per orang, bandingkan dengan vietnam, malaysia atau thailand yang konsumsi rata-ratanya di level 60 – 70 kg pertahun per orang.

Padahal dari berbagai suku yang ada di Indonesia tidak semuanya makan nasi sebagai makanan utama mereka. Rakyat Papua lebih suka makan sagu, begitu juga ambon dan lainnya. Namun kampanye jaman orba bahwa kalau belum makan nasi dianggap belum sejahtera rupanya sangatlah berhasil sehingga semua orang menjadikan nasi sebagai makanan pokoknya.

Saya setuju peningkatan produksi beras sangatlah penting. Tapi sampai seberapa jauh hal ini bisa dilaksanakan ? mengingat luasan sawah semakin sempit dan tentunya kita tidak ingin menebangi hutan untuk dijadikan sawah

Ide mengelola kebutuhan beras dari sisi demand sangatlah menarik, juga bisa dilakukan mengingat sangat tingginya konsumsi nasi perkapita. Kalau saja setiap orang Indonesia mengurangi konsumsi beras 40 kg pertahun, maka akan ada penghematan sebesar 40 kg x 250 juta = 10 juta ton per tahun

Sementara kita mengimpor beras setiap tahun sekitar 2 – 5 juta ton. Dengan penghematan 10 juta ton pertahun  kita langsung menjadi negara surplus beras yang bisa kita ekspor. Mengganti 40 kg beras bisa kita lakukan dengan diversifikasi pangan; ubi, singkong, sagu, buah buahan dan susu yang lebih sehat

Selama ini kita selalu fokus pada sisi penyediaan atau supply, namun tidak pernah secara serius dan arif mengelola sisi konsumsi atau demand sehingga yang terjadi seperti 'rat race'...produksi bertambah namun konsumsi bertambah lebih cepat lagi.

Ini tidak hanya terjadi pada beras, pada BBM dan listrik juga begitu. Setiap tahun pemerintah dipusingkan subsidi BBM dan Listrik yang selalu bengkak, lebih besar dari yang dianggarkan APBN.

Tahun lalu saja subsidi BBM jebol melebihi angka Rp. 160 triliun dan subsidi Listrik diatas Rp. 50 triliun.

Sementara produksi minyak kita selalu dibawah target, tiga tahun terakhir produksi minyak kita tidak pernah mencapai 1 juta barrel per day tapi konsumsi BBM selalu naik. Hal ini terjadi karena penurunan produksi sumur-sumur tua dan lambatnya penemuan sumur baru karena investasi yang sedikit. Dan toh pada akhirnya minyak akan habis juga...

Tidak pernah ada kebijakan yang serius di implementasikan untuk membenahi sisi konsumsi. Apakah konsumsi BBM dan listrik sebanyak itu untuk kegiatan produktif ? memberi nilai tambah pada perekonomian ? atau hanyalah pemborosan dijalanan ?

Sudah bisa ditebak, jawabannya sebagian besar adalah pemborosan. Lihat saja kemacetan yang terjadi setiap hari di kota-kota besar di Indonesia. Paling parah di jakarta dan Bandung...setiap orang memakai mobil, satu keluarga bisa pakai tiga mobil pada saat bersamaan, isinya cuman sendirian atau dengan sopir..alangkah borosnya negara ini...

Kenapa Pemerintah tidak secara serius mengaturnya ? hanya kebijakan three in one saja apakah cukup ? kampanya penggunaan angkutan umum tanpa dibarengi pembenahan sektor transportasi publik hanyalah omong kosong belaka...

Sudah saatnya, dipaksa kalau perlu, disediakan transportasi publik massal yang memadai. Busway walaupun masih banyak masalah tapi sudah lumayan, kereta mesti dibenahi, monorail bagaimana kelanjutannya ?

Saya yakin, masyarakat kita pasti bisa dan mau mengikuti anjuran penggunaan transportasi publik jika disediakan secara memadai

Begitu juga pemakaian listrik. Budayakan pemakaian seperlunya saja. Matikan lampu bila siang hari, termasuk lampu-lampur penerangan di tempat umum. Masih banyak daerah-daerah diluar Jawa yang belum terlistriki dengan baik

Jadi ide pembenahan sisi permintaan dari Gita Wiryawan patut diapresiasi, tidak hanya sektor perberasan, tapi juga sektor energi.

Tuesday, January 10, 2012

Nyuapin Anak Can be Fun

Bagi sebagian laki-laki Indonesia, menyuapi anak mungkin merupakan aktifitas yang agak memalukan. Apalagi buat laki-laki yang terlahir dari keluarga Ayah yang dominan. Itu pekerjaan Ibu-Ibu atau bahkan sekarang sudah didelegasikan ke pengasuh atau prt dirumah.

Dulu, sepuluhan tahun lalu, saya juga merasakan hal itu, terutama pada tahun 1999 disaat getol-getolnya bekerja di perusahaan minyak asing. Sementara istri saya melanjutkan studi ke Inggris, saya di Jakarta bersama anak pertama saya yang belum genap dua tahun.

Walaupun hidup bersama kakek dan neneknya, sering diakhir minggu ataupun dimalam hari saya ketiban jadwal nyuapin anak. Aktifitas itu rasanya benar-benar menyebalkan, mengusik ego kelelakian saya...

Begitu juga awal tahun 2004 saat kami sekeluarga di Australia, kedua anak saya masih kecil-kecil, 5 tahun dan 3 tahun, aktifitas ini kembali saya jalani dipagi hari atau sepulang kerja, bergantian dengan istri kami jaga anak dirumah, nyuapin dan bermain...sangat melelahkan tentunya

Minggu lalu saya kembali merasakan pengalaman yang sama. Saat istri sibuk mengerjakan tugas sekolahnya, saya mengajak anak kedua saya 10 tahun dan yang ketiga 5 tahun ke mall di seputaran Bintaro.

Ketika jam makan tiba kita ke resto yang ada tempat bermainnya. Anak ketiga saya langsung saja tancap gas main tanpa peduli makanan yang sudah dipesannya. Ujung-ujungnya sayapun harus menyuapi sambil mengawasi anak bermain.

Entah kenapa aktifitas nyuapin kali ini terasa lain. Tidak ada lagi ego lelaki yang terusik, rileks saja dan saya sangat menikmati sambil melihat anak-anak bermain. Walaupun saya mesti ngejar-ngejar anak untuk disuapin bersama dengan pengasuh-pengasuh yang anak-anaknya juga sedang bermain disitu.

Ternyata aktifitas sederhana seperti ini bisa membuat kita rileks, ada kepuasan batin mengalahkan ego lelaki dan tentunya makin mendekatkan kita dengan anak-anak yang mungkin saja jarang kita temui karena waktu bekerja yang begitu padat, belum lagi jalanan yang macet makin memperlama kita berjumpa dengan anak-anak dirumah.

Bagaimana dengan Anda ? silahkan dicoba........
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!