Yang saya maksud dengan Singkong Celebrity tentu saja bukan tanaman singkong yang pandai bermain sinetron, juga bukan singkong yang biasa di konsumsi oleh para celebrity. Apa ada ya selebriti kita yang masih doyan makan singkong ?
Saya menyebutnya singkong selebriti karena singkong jenis ini sangat sering diliput oleh media. Baik itu media umum maupun media agro semacam Trubus dan lainnya. Kenapa media mau meliput singkong ? Karena hasilnya memang menakjubkan ! Satu hektar bisa menghasilkan 80 – 100 Ton singkong segar.
Jenis jenis singkong yang termasuk selebriti ini yang sudah saya sering dengar dan kenal adalah Singkong Sambung / Mukibat ( Bawah Kasesart atas Karet ) dan Darul Hidayah. Konon kedua jenis singkong ini mampu menghasilkan 100 Ton/Ha, bahkan ada yang lebih. Satu batang pohonnya yang super bisa keluar 20 – 30 kg. Sungguh luar biasa !
Efek dari pemberitaan ini bener bener seperti selebriti. Singkong ini jadi dikenal di hampir semua lapisan masyarakat yang mengikuti perkembangan agro. Apalagi sejak rame rame isu konversi energi ke bio fuel. Semua orang jadi fasih berbicara mengenai singkong, jarak pagar, sawit dan lainnya....!
Nah, informasi ini sedikit banyak menjadi problem buat saya. Karena bila bertemu dengan Pemda, Investor ataupun Bank. Mereka selalu menanyakan kenapa asumsi produksi singkong yang dipatok hanya 25 Ton/Ha. Padahal sudah banyak yang bisa membudidayakan singkong dengan hasil 100 Ton/Ha.
Bukankah dengan hasil 100 Ton/Ha produktifitas jadi naik ? petani lebih diuntungkan, lahan bisa dihemat dan supply singkong untuk pabrik jadi lebih banyak. Semua pertanyaan tersebut memang benar. Dan hasil 100 Ton/Ha pun juga sudah bisa tercapai.
Namun yang menjadi soal adalah, pada skala luasan berapa singkong selebriti tersebut di budidaya kan ? Kalau masih dalam skala 100 Ha an masih memungkinkan intensif kontrol, pemupukan dan penyiangan yang bagus. Namun bila di budidaya kan dalam skala sangat luas diatas 1,000 Ha mungkin hasil 100 Ton/Ha bakal turun sangat jauh..
Apalagi kalo plasma dengan petani. Sangat susah memastikan mereka mengikuti segala arahan mengenai penanaman, pemupukan, penyiangan dan jadwal panen. Sementara biaya yang dikeluarkan untuk penanaman singkong jenis ini bisa dua kali lipat atau lebih dari singkong jenis lain karena bibit yang masih terbatas dan mahal, serta konsumsi pupuk yang lebih banyak.
Sepanjang yang saya tahu, singkong jenis selebriti ini belum berhasil di budidaya kan dalam skala luas. Salah satu perusahaan yang pernah membudidayakan singkong jenis ini di Lampung memberi hasil kurang memuaskan. Sementara ongkos produksi yang sudah keluar cukup banyak.
Semoga segera ada yang bisa membudidayakan skala luas dan hasilnya bisa kita nikmati dan pelajari bersama..!
Welcome Singkong Celebrity !
Saya menyebutnya singkong selebriti karena singkong jenis ini sangat sering diliput oleh media. Baik itu media umum maupun media agro semacam Trubus dan lainnya. Kenapa media mau meliput singkong ? Karena hasilnya memang menakjubkan ! Satu hektar bisa menghasilkan 80 – 100 Ton singkong segar.
Jenis jenis singkong yang termasuk selebriti ini yang sudah saya sering dengar dan kenal adalah Singkong Sambung / Mukibat ( Bawah Kasesart atas Karet ) dan Darul Hidayah. Konon kedua jenis singkong ini mampu menghasilkan 100 Ton/Ha, bahkan ada yang lebih. Satu batang pohonnya yang super bisa keluar 20 – 30 kg. Sungguh luar biasa !
Efek dari pemberitaan ini bener bener seperti selebriti. Singkong ini jadi dikenal di hampir semua lapisan masyarakat yang mengikuti perkembangan agro. Apalagi sejak rame rame isu konversi energi ke bio fuel. Semua orang jadi fasih berbicara mengenai singkong, jarak pagar, sawit dan lainnya....!
Nah, informasi ini sedikit banyak menjadi problem buat saya. Karena bila bertemu dengan Pemda, Investor ataupun Bank. Mereka selalu menanyakan kenapa asumsi produksi singkong yang dipatok hanya 25 Ton/Ha. Padahal sudah banyak yang bisa membudidayakan singkong dengan hasil 100 Ton/Ha.
Bukankah dengan hasil 100 Ton/Ha produktifitas jadi naik ? petani lebih diuntungkan, lahan bisa dihemat dan supply singkong untuk pabrik jadi lebih banyak. Semua pertanyaan tersebut memang benar. Dan hasil 100 Ton/Ha pun juga sudah bisa tercapai.
Namun yang menjadi soal adalah, pada skala luasan berapa singkong selebriti tersebut di budidaya kan ? Kalau masih dalam skala 100 Ha an masih memungkinkan intensif kontrol, pemupukan dan penyiangan yang bagus. Namun bila di budidaya kan dalam skala sangat luas diatas 1,000 Ha mungkin hasil 100 Ton/Ha bakal turun sangat jauh..
Apalagi kalo plasma dengan petani. Sangat susah memastikan mereka mengikuti segala arahan mengenai penanaman, pemupukan, penyiangan dan jadwal panen. Sementara biaya yang dikeluarkan untuk penanaman singkong jenis ini bisa dua kali lipat atau lebih dari singkong jenis lain karena bibit yang masih terbatas dan mahal, serta konsumsi pupuk yang lebih banyak.
Sepanjang yang saya tahu, singkong jenis selebriti ini belum berhasil di budidaya kan dalam skala luas. Salah satu perusahaan yang pernah membudidayakan singkong jenis ini di Lampung memberi hasil kurang memuaskan. Sementara ongkos produksi yang sudah keluar cukup banyak.
Semoga segera ada yang bisa membudidayakan skala luas dan hasilnya bisa kita nikmati dan pelajari bersama..!
Welcome Singkong Celebrity !