Tuesday, February 21, 2012

Belajar dari Teddy P Rachmat

Minggu lalu saya menghadiri acara Leadership Talk yang diselenggarakan oleh QB Leadership Center yang dipimpin oleh Ibu Betti Alisjahbana. Acara ini menghadirkan seorang CEO dan Entrepreneur hebat yang sudah malang melintang didunia korporasi dan entrepreneurship di Indonesia, the living legend Teddy P Rachmat.

Beliau berbagi ilmu dan pengalamannya sebagai profesional sehingga menduduki posisi puncak CEO Astra Group, perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, mendekati Rp. 400 triliun.

Beliau juga berbagi inspirasi pengalamannya sebagai entrepreneur membidani dan membesarkan perusahaan-perusahaan hebat di Indonesia spt: Adira Finance, Adaro dan Triputra Group.

Saat ini group yang dipimpinnya menjadi jawara di sektor-sektor perkebunan sawit, tambang batubara, financing dan yang terakhir rental sarana transportasi

Yang masih sangat membekas dihati saya, adalah tiga 'Key Fundamental Business Strategy' yang harus dipegang kalau seorang pengusaha ingin sukses :

1. Fahami Trend
Sebelum memutuskan akan masuk ke bisnis apa, kita harus terlebih dahulu memahami trend dunia yang sedang dan akan berlangsung. 'Cari yang anginnya sedang kencang berhembus', begitu nasehat Teddy.
Dengan memahami trend kita diuntungkan dengan tersedianya pasar utk produk atau jasa kita secara massive. Konsumen yang mencari kita dan bisa dikembangkan ke skala yang lebih besar serta berdimensi jangka panjang.

Nasehat sederhana ini ternyata sama persis dengan nasehat yang pernah saya dengar dari Chairul Tanjung, pemilik CT Corp, " Fahami Trend, Beli masa depan dengan harga sekarang", ternyata nasehat orang-orang hebat pada prinsipnya sama.

2. Ciptakan Keunikan
Memahami trend adalah salah satu aspek, setelah itu kita mesti bisa menciptakan keunikan sehingga produk atau jasa kita berbeda dari yang lain. Dan sudah pasti akan dicari oleh customer.

Beliau mencontohkan perusahaan yang baru dibesutnya Assa Transportation Service, penyedia jasa sewa alat-alat transportasi yang saat ini sudah memiliki ribuan unit mobil.

Banyak penyedia jasa transportasi yang sudah ada di Indonesia. Mereka hadir duluan dan sudah bersentuhan dengan konsumen cukup lama. Untuk merebut pasar dan menciptakan profit, P Teddy mengidentifikasi dua keunikan utama di bisnis ini yang harus difokuskan dan dikerjakan beyond expectation, yaitu; layanan pelanggan yang super dan maintenance kendaraan yang excellence. Fokus di dua hal itu saja mampu membuat Assa leading dibidang ini

3. Optimalkan Leverage
Setelah kedua hal dipenuhi dan beroperasi secara excellence di skala kecil, kita harus segera geber, ekspansi secepat mungkin ke seluruh pasar, di leverage, perbesar sehingga skala ekonomi tercapai dan secara natural membentengi dari masuknya pesaing

Leverage dilakukan pada level operasi maupun pendanaan. Leverage pendanaan bisa melalui perbankan, terbitkan bond atau IPO di pasar modal.

Satu wanti-wanti beliau, sebelum bisnis jalan, terbukti bagus dan sustain, jangan coba-coba leverage keuangan di bank atau IPO. Kalau gagal bisa-bisa malah merusak reputasi kita. Padahal reputasi adalah modal nomor satu yang harus kita utamakan dalam bisnis apapun

Menyelami filosofi nasehat kedua dan ketiga, saya jadi ingat nasehat serupa yang pernah diajarkan Pak Tung Desem Waringan, yaitu; nilai tambah dan faktor kali.

Untuk sukses dalam bisnis, kita harus mampu mencari, menggali dan menawarkan nilai tambah dari bisnis yang kita tekuni. Kalau sudah ketemu, terbukti dan sustain, baru kita besarkan dengan faktor kali atau leverage, bisa dengan buka cabang diseluruh pasar kita, kita franchise kan atau go publik sekalian.

Nah bagaimana dengan Anda ? Sudahkah anda memahami trend sekarang dan yang akan datang ? Keunikan apa yang ingin anda tawarkan dan bagaimana cara me-leverage-nya ?

Wednesday, February 15, 2012

Nathan Tinkler - Australian Young Billionaire

Nathan Tinkler, mungkin tidak banyak dari kita yang pernah mendengar namanya, apalagi mengetahui siapa dia dan apa yang dilakukannya

Forbes Asia edisi Februari menempatkan dia sebagai salah satu orang terkaya no. 26 di Australia dengan kekayaan mencapai US $ 825 juta.

Yang menjadikannya istimewa karena semua itu dicapainya pada usia yang masih sangat muda, 35 tahun dan diperoleh dari usaha sendiri, bukan warisan keluarga.

Lantas apa yang dikerjakannya sehingga mencapai kekayaan sebesar itu dalam jangka waktu relatif singkat ? Lima tahun sejak dia mulai mendirikan usahanya dengan modal $ 500,000 dari hasil menjual rumah dan tabungannya

Tinkler memperoleh semua itu dari bisnis batubara, tapi yang dia perjualbelikan bukanlah batubara sebagai komoditas, tapi tambang batubara.

Keberaniannya membeli tambang batubara yg masih greenfield, melakukan eksplorasi dan menjualnya kembali saat sudah diketahui cadangannya benar-benar membuatnya jadi billionaire di usia sangat muda.

Seperti kita ketahui bersama, Australia merupakan salah satu negara dengan cadangan Coal terbesar di dunia dan saat ini merupakan eksportir coal terbesar dengan pasar utama China, India dan Korea.

Momentum yang tepat ini dimanfaatkan oleh Tinkler dengan menjalin mitraI-mitra dari China dan Korea dalam mengamankan pasokan coal mereka. Satu hal yang belum dilakukan oleh Tinkler adalah menambang batubara

Saya penasaran dengan apa yang dia lakukan. Kalau di Australia dia bisa lakukan, tentu di Indonesia juga bisa dilakukan, mengingat Indonesia juga menyimpan cadangan Coal yang cukup besar dan saat ini merupakan eksportir coal terbesar no. 2 setelah Australia.

Yang mesti dipelajari adalah detail teknis bagaimana Tinkler melakukan itu. Dan saat ini merupakan momentum yang tepat dimana dunia sedang haus coal sementara di Indonesia sedang didera permasalahan puluhan ribu ijin tambang batubara yang tidak proper.

Setiap permasalahan selalu juga menghadirkan peluang, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya dengan baik

Friday, February 10, 2012

Bangunlah Pipa dan Taman Bunga

Bangunlah pipa dari sumber air ke penampungan air kita, jangan sibuk mengangkut air dengan ember

Buatlah taman bunga yang indah sehingga kupu-kupu berdatangan, janganlah sibuk menangkapi kupu-kupu satu persatu

Kalimat diatas pastilah sering kita dengar dan baca, terutama dari para motivator bisnis ataupun buku buku pengembangan diri dan kewirausahaan

Saya memahami dua kalimat diatas sebagai anjuran untuk fokus pada hasil jangka panjang dan membangun sistem bisnis yang bagus sehingga bisnis bisa berjalan stabil, berkelanjutan dan terus tumbuh

Pada awal awal memulai bisnis, banyak dari kita yang terjebak pada hasil jangka pendek dan lupa membangun sistem

Memang kadang hasil jangka pendek cukup besar dan menggoda kita untuk mengulangi terus-menerus tanpa membangun sistemnya, yang terjadi hasil tergantung semata-mata dari aktivitas kita sehingga kita terjebak pada bisnis dan sulit untuk dinaikan kapasitasnya

Setiap kita punya pipa dan taman bunga masing masing. Bisa kita kembangkan sesuai passion, kompetensi dan pengalaman kita.

Saya pernah mencoba banyak bisnis untuk menemukan pipa dan taman bunga tersebut. Bisnis garmen, retail batik, kontraktor bangunan, IT dan bahkan merambah agro industri di Lampung.

Sejak tahun 2008 saya mulai menemukan Pipa dan Taman Bunga saya, ternyata pada investasi properti. Resiko rendah, leverage bank, fluktuasi harga mudah diprediksi dan pendapatan yang stabil membuat investasi properti saya tumbuh dengan baik dan memberi hasil yang memuaskan

Saat ini saya fokus menaikan kapasitas investasi saya, memperbesar diameter pipa dan memperluas taman bunga. Dan saya harus banyak bersahabat dengan bank untuk mendapatkan leverage yang bagus

Bagaimana dengan Anda ? Sudahkah Anda temukan pipa dan taman bunga yang cocok ?

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!