Showing posts with label success league. Show all posts
Showing posts with label success league. Show all posts

Thursday, January 12, 2012

4 Tips Sukses dari 4 Milyarder Sukses

Menarik sekali membaca artikel di Detik pagi ini. Empat tips sukses dari empat milyarder yang tidak lulus sekolah. Mau tahu apa tips-tips mereka, berikut kutipan singkatnya.....

1. Sean Parker,  Salah satu pendiri Facebook dengan kekayaan US$ 2,1 miliar dan baru berumur 32-an.

Lewatkan kuliah, Google pendidikan Anda!

"Ketika alat ilmu dan pengetahuan yang luar biasa tersedia di seluruh dunia, pendidikan formal menjadi kurang penting. Kita harus berharap terus melihat kehadiran wirausaha baru yang mendapatkan sebagian besar pengetahuannya melalui eksplorasi sendiri."

2. Dustin Moskovitz, Salah satu pendiri Facebook dengan kekayaan US$ 3,5 miliar. Pria kelahiran 22 Mei 1984 itu ini memberi nasehat sbb :

Anda selalu bisa kembali

Andaikan Facebook gagal saat itu dan ia telah meninggalkan kuliah, "Saya dapat kembali ke Harvard kapanpun. Teman-teman saya mungkin tidak disana lagi. Saya mungkin harus memulai lagi masalah sosoal. Itu adalah sebuah risiko. Tapi ini adalah sebuah risiko yang cukup kecil dibandingkan kesempatan besar yang ada pada saat itu,".

3. Phil Ruffin, Pemilik Treasure Island Casino dengan kekayaan US$ 2,4 miliar. Pria tak lulus kuliah ini sukses mengembangkan bisnis hotel dan kasinonya sehingga masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia.

Jadilah Nomor 1

"Nasihat yang akan saya berikan kepada orang muda? Berhenti dari pekerjaan Anda. Jangan bekerja untuk siapapun. Anda tidak dapat benar-benar mendapatkan uang dari bekerja pada orang lain," ujarnya.

4. John Paul DeJoria, Pemilik Paul Michell Systems, Patron Tequila dengan kekayaan US$ 4 miliar. Ia pernah menjalani hidup dengan menjual sampo dari pintu ke pintu sebelum meraup kekayaan dengan Paul Mitchell.

Pria kelahiran 13 April 1944 itu merupakan anak seorang imigran Italia dan Yunani. Setelah orang tuanya bercerai, ia mulai menjual kartu natal dan koran dengan berkeliling untuk menghidupi keluarganya. Ia meraup sukses setelah mendirikan John Paul Mitchell System dengan Paul Mitchell pada tahun 1980.

Tebal Muka!

"Saya mempelajari penjualan dan pemasaran dari mengetuk ratusan pintu tiap hari. Anda secara cepat menemukan Anda akan mendapatkan 99 bantingan pintu di muka Anda hingga bisa meraup penjualan," ujarnya.

Nah bagaimana dengan Anda ? Tips mana yang akan anda jalankan dan tekuni ? Semoga tip-tip ini bisa mengantarkan Anda menyamai sukses mereka....

Thursday, December 29, 2011

Nicolas Berggruen - Homeless Billionaire

Pernahkah anda mendengar seorang miliarder yang tidak memiliki rumah ?

Tentu terdengar aneh apabila ada seseorang dengan kekayaan mencapai triliunan rupiah namun tidak memiliki rumah. Hidup nya selalu berpindah-pindah dari satu hotel ke hotel lain atau dalam pesawat jet pribadi yang menerbangkannya dari satu negara ke negara lain tempat dia berinvestasi.

Walau aneh, tapi itu nyata ! dialah Nicolas Berggruen, miliarder yang memiliki kekayaan mencapai US $ 3,2 miliar atau setara dengan Rp. 28.8 triliuan pada kurs Rp. 9,000 per USD dan tercantum nomor 540 miliarder terkaya dunia versi majalah Forbes tahun 2011.

Pada usia 46, atau empat tahun lalu, dia menjual semua rumah, apartemen, mansion, condo mewah dan mobilnya. Juga mendonasikan semua koleksi barang antiknya ke sebuah museum di Berlin.

Nicolas Berggruen memperoleh hampir semua kekayaannya dari jual beli perusahaan.

Perusahaan sakit, collapse, butuh modal atau salah urus dibeli untuk kemudian direstorasi, diperbaiki manajemennya, disuntik modal baru dan setelah sehat plus menguntungkan dijual kembali, baik melalui private atau go public.

Namun setelah menjadi miliarder ia mulai bosan, dan strategi investasinyapun diubah. Dari jual beli perusahaan for profit, menjadi investasi di sektor-sektor industri yang memberi nilai tambah pada perbaikan standar hidup manusia, seperti; pembangkit listrik tenaga air, perumahan untuk warga miskin dan lainnya.

Anda tentu bertanya kalau tidak memiliki rumah lantas bagaimana anak istri nya tinggal ? ternyata Berggruen memilih single alias tidak menikah sampai saat ini di usia nya yang mencapai 50 tahun.

Berggruen juga mengikuti jejak Warren Buffet dengan mendonasikan 50% kekayaannya untuk kegiatan amal bagi peningkatan kualitas hidup umat manusia. Dia merasa bahagia hidup tidak terikat pada rumah dan kepemilikian atas aset dan hartanya.

"Money and things aren't important. Whatever I own is temporary, since we're only here for a short period of time. It's what we do and produce, it's our actions, that will last forever. That's real value."  Begitu filosofi hidupnya.

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Dahlan Iskan Lagi...

Beberapa hari terakhir ini media-media cetak dan online menghangatkan suhu politik dalam negeri dengan mengusung topik kandidat Presiden dan Wakil Presiden yang paling layak, hot dan seksi untuk pilpres 2014.

Memang masih dua tahun lagi pilpres akan berlangsung, namun aroma pertarungan antar pendukung kandidat sudah mulai memanas dan pers selalu bisa membuat tambah panas...

Salah satu kandidat yang banyak dijagokan adalah Dahlan Iskan, pemilik group Jawa Pos yang dianggap sukses menakhodai PLN dalam satu setengah tahun dan sekarang mengemban amanah sebagai Menteri BUMN.

Kenapa Dahlan Iskan ? bukankah dia bukan pengurus partai politik ? bahkan juga tidak pernah terdengar sebagai simpatisan partai politik manapun ? memang dalam pilpres 2009 lalu dia termasuk salah satu tim kampanye SBY-Boediono, tapi setelah ini tidak pernah lagi bicara politik...

Saya beranggapan munculnya nama Dahlan Iskan adalah refleksi kebosanan kelas menengah terhadap kiprah dan tingkah laku politisi di DPR, bahkan sampai taraf muak...

Seringnya absen dalam pembahasa rancangan Undang Undang, gaya hidup mewah, makelar anggaran, terjerat korupsi dan hanya mementingkan kepentingan partai hampir dalam setiap pengambilan keputusan publik. Rakyat sebagai pihak yang diwakili selalu disisihkan, hanya disapa saat hari pencoblosan saja...

Seperti pernah saya tulis di blog ini pada November lalu (Pak Dahlan dan sepatu kets nya...), hanya sebulan sejak dilantik menjadi Menteri BUMN, Dahlan Iskan banyak membuat terobosan kecil yang menarik simpati publik.

Mengurangi jadwal rapat dan laporan yang tidak produktif di lingkungan BUMN, melarang intervensi politisi di lingkungan BUMN, memberi teladan hidup secukupnya  dan tidak berlebihan, serta memberi ruang yang cukup bagi Direksi BUMN untuk mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan korporasi daripada karena tekanan politik...

Minggu lalu Dahlan Iskan juga membuat kehebohan dengan menghadiri sidang kabinet di Istana Bogor menggunakan kereta listrik dari Jakarta dan dilanjut naik ojek ke Istana. Mungkin pertama kali dalam sejarah orde baru ada Menteri naik kereta listrik dan ojek untuk menghadiri sidang kabinet.

Ada yang berpendapat tindakan tersebut hanyalah cari sensasi dan popularitas.  Namun saya melihat hal ini adalah sikap tulus untuk memberi teladan pada jajaran dibawahnya. Sekaligus melakukan inspeksi atas pelayanan PT Kereta Api pada konsumennya yang kebanyakan masyarakat bawah karena hal seperti ini sangat sering dilakukan oleh Dahlan Iskan saat di PLN.

Dua hari lalu saya membeli buku "Dua Tangis dan Ribuan Tawa" karya Dahlan Iskan, buku yang merupakan kumpulan CEO Note selama beliau memegang amanah menjadi Dirut PLN. Belum semuanya saya baca, baru jalan setengahnya, tapi ada beberapa teladan kepemimpinan yang menunjukan beliau cocok dan memenuhi syarat sebagai seorang Presiden sekalipun.

Beliau seorang yang sangat decisive dalam mengambil keputusan, sederhana tanpa mau direpotkan birokrasi dan seremonial, komitmen penuh pada setiap keputusan yang diambil, walk the talk, lembut dan santun pada semua karyawan sekaligus keras dan tegas pada para pelanggar.

Jalan pengabdian masih panjang Pak Dahlan. Kerja keras, kesederhaan dan kehadiran Bapak merupakan oase bagi bangsa Indonesia, kami siap ikut berjuang untuk menjadikan Indonesia tempat yang lebih baik, adil, manusiawi, bermartabat dan sejahtera.

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Wednesday, November 30, 2011

Dibalik Kebesaran Steve Jobs....

“ Stay Hungry, Stay Foolish “

“ Innovation distinguishes between a leader and a follower “
 
“ Sometimes life hits you in the head with a brick. Don't lose faith “

 “ Your time is limited, so don't waste it living someone else's life “

Bagi anda pengagum dan pecinta Steve Jobs, kata-kata diatas pastilah sangat familiar dan bermakna dalam.Menyemangati kita untuk terus berkreasi, menjalani passion kehidupan kita, menyulut keberanian mengambil resiko dan memompa kembali semangat kita yang sering turun naik karena tantangan sehari-hari...

Baru-baru ini saya membaca biografi legenda IT tersebut yang ditulis oleh Walter Isaacson, salah satu penulis besar yang juga menulis biografi Benjamin Franklin dan Albert Einstein.

Steve Jobs sendirilah yang sampai beberapa kali membujuk Isaacson untuk menuliskan biografinya mumpung dia masih hidup. Bahkan saat-saat menjelang kematiannya karena kanker hati, istri Steve Jobs juga turut membujuk Isaacson untuk segera menuliskannya. Now or Never, karena sang istri mungkin sudah merasa Steve tidak akan berumur panjang......

Sesuai permintaan Jobs, Isaacson menulis apa adanya, tidak ada yang ditutup-tutupi dan mewawancarai orang-orang yang terlibat langsung dalam keseharian Jobs, baik di apple, Next, Pixar maupun dalam kehidupan keluarga dan komunitas kepercayaannya, Zen.

Salah satu yang sangat menarik dari buku ini adalah perangai Steve Jobs itu sendiri yang jauh bertolak belakang dari gambaran tokoh idola. Tidak menghargai kawan dan persahabatan, arogan, kasar, manipulatif dan sering memakai teknik distorsi realitas lapangan untuk mengelabui rekan-rekan kerjanya.

Bahkan terhadap anak kandungnya sendiri, Lisa Brennan Jobs, yang merupakan hasil hubungan dengan kekasihnya yang bernama Chrisann Brennan, Jobs baru mengakui bahwa itu anaknya setelah melalui proses yang panjang, rumit dan proses pengadilan. Didahului dengan penyangkalan-penyangkalan keras dan pertengkaran dengan Ibu si bayi.

Dalam pekerjaan Jobs sangatlah dominan, ingin mengendalikan semua proses kerja dari hulu sampai hilir. Sering sekali mencerca hasil kerjaan stafnya yang tidak sesuai keinginannya, makian seperti ‘Ini sampah !’ adalah ucapan sehari-harinya. Walaupun belakangan apabila hasil kerja itu terbukti benar, dia akan memakainya tanpa merasa perlu utk meminta maaf atau memberi apresiasi ke staf tersebut.

Distorsi realitas lapangan juga sangat sering dipakai Jobs. Dalam menciptakan produk-produk baru, menyusun strategi pemasaran ataupun saat akan menjalin kemitraan dengan pihak lain, Jobs sering sekali memanipulasi data dan fakta lapangan. Hal ini dia lakukan agar pihak-pihak tersebut mengikuti keinginan dia sepenuhnya tanpa memperhatikan realitas yang terjadi di lapangan.

Strategi ini sering berhasil diterapkan pada rekan-rekannya di apple, namun gagal total saat diterapkan untuk mengelabui Bill Gates, pemilik Microsoft, yg saat itu skala bisnisnya baru sepersepuluh kali apple....

Bagaimana perlakuannya terhadap Stephen Wozniak, mitra pertama sekaligus penemu papan sirkuit apple, juga menggambarkan betapa egoisnya Steve Jobs. Wozniak yang tidak cocok bekerja dengan Steve Jobs memilih untuk tetap bekerja free lancer buat HP dan bahkan membagi-bagikan saham apple haknya utk beberapa sahabat dekatnya yang turut membantu diawal-awal pendirian apple.

Di kehidupan rumah tanggapun tidak kurang anehnya. Diceritakan dalam buku Steve Jobs sampai berdebat dan diskusi detail dengan istrinya selama tiga minggu hanya untuk membeli jenis mesin cuci seperti apa yang akan dipakai, dan warna apa yg akan dipilih...

Terlepas semua kepribadian Jobs yang mungkin aneh buat manusia normal, kita tetaplah harus angkat topi untuk sumbangsihnya terhadap kemajuan teknologi yang membuat hidup jauh lebih nyaman untuk dinikmati, untuk capaiannya membangkitkan kembali apple dari keterpurukan menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar dunia dan cadangan uang cash nya melebihi persediaan uang pemerintah Amerika Serikat.

Sungguh relevan kata F Scott Fitzgerald, “ Show me a hero and I will write you a tragedy “


Monday, June 22, 2009

Steve Jobs Credo....


...an inspiring credo by steve jobs...



Saya yakin. Anda semua pernah mendengar credo hebat ini " stay hungry, stay foolish ". Sebuah sikap mental dari Steve Jobs, pendiri Apple yang sangat dikagumi dunia, yang mengajarkan kita untuk terus merasa bodoh dan mencari apa yang terbaik yang diberikan oleh Tuhan buat kita.

Dalam sebuah wejangan didepan wisudawan sebuah Universitas Bisnis terbaik di dunia. Steve Jobs menggarisbawahi tiga hal utama yang menjadi pelajaran hidup nya dalam mengarungi kehidupan dan membesarkan Apple, Next dan Pixar.

1. Menghubungkan Titik Titik

Semua yang dialami Steve Jobs dalam hidup sejak masih bayi yang tidak diinginkan orangtua kandungnya. Diadopsi oleh keluarga sederhana yang tidak tamat kuliah dan SMA. Kuliah dengan biaya seadanya sampai kemudian memutuskan diri untuk drop out dan belajar desain grafis secara gelap di Reed College. Menggelandang di jalanan dan mengandalkan pembagian ransum gratis untuk makan malam.

Semua yang dialami merupakan titik titik dalam perjalanan hidup yang dikemudian hari bisa saling terhubung. Seolah olah apa yang kita alami beberapa puluh tahun lalu dilukis oleh yang Maha Kuasa dan menjadi sebuah lukisan hidup kita.

Anda tidak akan dapat merangkai titik dengan melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang. Jadi, Anda harus percaya bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai di masa mendatang.

Anda harus percaya dengan intuisi, takdir, jalan hidup, karma Anda, atau istilah apa pun lainnya. Pendekatan ini efektif dan membuat banyak perbedaan dalam kehidupan saya.

2. Cinta dan Kehilangan

Mendirikan Apple bersama Wozniack saat umur 20 tahun. Sepuluh tahun kemudian menjelma menjadi sebuah Brand dengan nilai $ 2 Miliar dan menaungi 4000 karyawan. Merajai pasar PC dan dianggap sebagai salah satu keajaiban Sillicon Valley.

Namun pada saat puncak karir itu pula, dengan usia yang masih sangat muda, 30 tahun. Steve dipecat dari perusahaannya sendiri oleh perwakilan para pemegang saham. Sebuah kehilangan yang sangat tragis. Namun rasa cinta akan pekerjaan dan bidang yang digelutinya tidak membuatnya tumbang.

Steve mendirikan Next & Pixar yang kemudian juga melahirkan karya karya hebat seperti Toy Story. Belakangan melalui rangkaian peristiwa yang menakjubkan Apple membeli Next dan Steve Jobs kembali menakhodai Apple.

Dibawah komando Steve Jobs. Apple kembali meluncurkan masterpiece nya yang sangat digilai pecinta komputer dan gadget di dunia. Ipod, ITune dan Iphone menjadi trendsetter baru industri telekomunikasi.

Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar hidup Anda, dan kepuasan sejati hanya dapat diraih dengan mengerjakan sesuatu yang hebat.

Dan Anda hanya bisa hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai. Bila Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan menyerah. Hati Anda akan mengatakan bila Anda telah menemukannya. Sebagaimana halnya dengan hubungan hebat lainnya, semakin lama-semakin mesra Anda dengannya.

Jadi, teruslah mencari sampai ketemu. Jangan berhenti

3. Kematian

Ketika Steve berumur 17, dia membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi: "Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar."

Ungkapan itu membekas dalam dirinya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, dia selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri:

"Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah saya tetap melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini?"

Bila jawabannya selalu "tidak" dalam beberapa hari berturut-turut, maka seseorang harus berubah. Mengingat bahwa kita akan segera mati adalah kiat penting yang saya temukan untuk membantu membuat keputusan besar.

Karena hampir segala sesuatu-semua harapan eksternal, kebanggaan, takut malu atau gagal-tidak lagi bermanfaat saat menghadapi kematian. Hanya yang hakiki yang tetap ada.

Mengingat kematian adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan berpikir bahwa Anda akan kehilangan sesuatu. Anda tidak memiliki apa-apa. Sama sekali tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda.

Saturday, May 23, 2009

Tujuh Pilar Bisnis Virgin Group


Seperti yang pernah saya ulas dalam tulisan pertama. Pada dasarnya pilar bisnis Virgin Group dibagi menjadi tujuh pilar utama.

Ketujuh bidang tersebut meliputi : People, Brand, Delivery, Learning from Mistake and Setbacks, Innovation, Entrepreneurs & Leaderships, and Social Responsility.

People : finding good people and set them free, key success dalam sebuah bisnis adalah mencari orang yang tepat yang akan menjalankan bisnis tersebut. Menurut Richard Branson patokan utama yang harus dipegang teguh adalah karakter dan integritas, passion terhadap bisnis yang akan dijalani dan open minded terhadap ide ide baru. Skill menjadi prasyarat nomor sekian karena semua skill bisnis bisa di pelajari asal kita punya passion yang besar.

Dengan pola bisnis Virgin Group yang hampir semuanya di jalankan melalui ventura, people menduduki deretan teratas dalam prioritas bisnis Virgin Group. Semua karyawan kunci yang diajak bisnis oleh Richard Branson selalu mendapat bagian saham. Sampai dengan saat ini sudah ratusan karyawan kunci Virgin Group yang menjadi milyuner berkat system Ventura yang di jalankan.

Virgin Group juga sangat menghargai kebebasan karyawan dalam inovasi. Semua karyawan harus terbuka, saling berkomunikasi dalam mengemukakan ide dan gagasannya. Tidak ada ide yang bodoh. Ide bodoh adalah ide yang tidak diungkapkan.

Yang rada unik, pada awal awal bisnisnya. Richard Branson sangat percaya bahwa kalau sebuah bisnis karyawannya sudah mencapai 100 orang maka harus di pecah. Dibuat unit bisnis baru. Karyawan yang terlalu banyak tidak akan menumbuhkan kreatifitas dan memperlambat proses pengambilan keputusan.....

Brand and Delivery : Conventional wisdom yang dianut oleh hampir seluruh perusahaan besar dunia adalah focus pada apa yang kita ketahui, focus pada passion dan skill terbaik yang kita miliki.

Dari konsistensi focus dan selalu berusaha mencari perbaikan pada apa yang kita tekuni. Lahirlah brand brand dunia yang sangat besar. Coca Cola & Pepsi focus pada minuman soda. Microsoft, Oracle & SAP focus pada software, Intel focus pada processor dan Nike ataupun Adidas focus pada sepatu olahraga.

Namun Virgin adalah sebuah pengecualian. Virgin merupakan sebuah brand besar yang tidak focus pada hanya satu bidang usaha saja. Lini usahanya merentang dari rekaman, media, penerbangan, telekomunikasi, resort, kebugaran, keuangan, kereta api sampai wisata ruang angkasa. Virgin memiliki keunikan tersendiri.

Lantas apakah Virgin tidaklah focus ? Salah besar kalau kita menyangka Virgin tidak memiliki focus.

Untuk menopang brand yang sangat besar, focus Virgin adalah virgin customer experience. Virgin tidak focus pada produk atau bidang usaha yang digeluti. Tetapi apapun produk dan bidang usaha itu, haruslah memiliki Virgin customer experience.

Fokus pada usaha terus menerus untuk memberikan yang terbaik buat customer, membuat customer merasa istimewa dan bahagia pada setiap produk dengan brand Virgin. Hal ini juga merupakan salah satu filosofi bisnis paling utama dari pendirinya, Richard Branson.

Gaya hidup Richard Branson juga turut mengerek brand Virgin dimata customer. Gaya hidup eksentrik, santai sekaligus pekerja keras, risk taker, fearless, cinta damai, pro lingkungan dan keperdulian yang sangat tinggi pada warga yang kurang mampu.

Salah satu nasehat utama Richard Branson untuk membuat brand kita tetap dicintai customer adalah, “ Dalam bisnis atau produk apapun sebuah brand. Anda harus deliver apa yang dijanjikan. Jangan pernah menjanjikan apapun yang tidak bisa Anda deliver “.

Delivery adalah soal detail. Rincian sampai sekecil mungkin mengenai harapan customer akan produk atau jasa yang kita tawarkan. Kegagalan membuat sebuah rincian harapan customer merupakan awal kegagalan sebuah delivery dan tanda tanda hancurnya sebuah brand.

The devil is in detail. Dalam setiap bisnis yang ingin dimasukinya, Richard Branson selalu minta sebuah perencanaan detail segala aspek bisnis tersebut kepada mitra yang mengajak. Opini pihak ketiga dari masing masing ahli dibisnis itu juga selalu dia mintakan. Tak jarang ahli tersebut kemudian bergabung pula dalam bisnis yang dimasuki ini.

Konsistensi Richard Branson dalam urusan detail inilah yang merupakan kunci sukses dalam setiap bisnis yang dia masuki. Seolah memiliki sentuhan midas, bisnis apa saja yang dimasuki pasti sukses. Tidak sedikit perusahaan yang hampir bangkrut menjadi sukses besar setelah di branding dengan brand Virgin.

Virgin customer experience seolah menjadi mantra jaminan bagi jutaan customer yang dilayani.

Tuesday, May 12, 2009

Business Stripped Bare : Adventures of Global Entrepreneur


Tahun 1966. Sebuah group media cukup besar di Inggris yang menguasai beberapa surat kabar dan majalah, tertarik untuk mengakuisi sebuah majalah remaja bernama Student.

Setelah melalui sebuah riset singkat mereka mengajukan penawaran sebesar ₤ 80,000 poundsterling kepada pemilik sekaligus Chief Editor Student yang merupakan seorang remaja berusia 16 tahun. Dengan opsi pemilik lama diberi kewenangan untuk tetap menjadi Chief Editor dan menjalankan tabloid tersebut. Sebuah tawaran fantastis untuk seorang remaja yang baru keluar dari SMA.

Membayangkan kehidupan yang menyenangkan. Membeli rumah di sebuah pantai dan menghabiskan sisa hidup dengan berpetualang membuat remaja tersebut segera mengiyakan tawaran ini. BOD meeting pun di gelar oleh group media tersebut guna mendengar lebih jauh potensi pengembangan apa yang bisa dilakukan terhadap majalah Student.

Sang remaja dengan tangkas menjawab semua pertanyaan seluk beluk beroperasinya majalah Student termasuk potensi pasar yang ada dan strategi pengembangannya. Puas dengan jawaban tersebut. BOD melanjutkan dengan visi dan misi bisnis remaja tersebut.

Dengan sangat antusias remaja itu memaparkan bahwa majalah student hanyalah salah satu entry bisnisnya. Dia ingin mengembangkan Student menjadi sebuah Brand global yang akan merambah bisnis rekaman, chain store, keuangan, penerbangan, telekomunikasi dan bahkan wisata resort.

Mendengar uraian anak muda ini, BOD terperangah dan menganggap remaja ini sebagai orang yang kurang waras. Deal akuisisipun di batalkan. Melayanglah kesempatan mendapatkan uang ₤ 80,000 poundsterling.

Puluhan tahun kemudian salah satu BOD group media tersebut, Patricia Lambert, menelpon sang remaja dan mengungkapkan penyesalannya kenapa dulu membatalkan akuisisi. Kini bisnis sang remaja sudah menjadi brand global yang sangat disegani. Jenis usahanya merentang dari media, rekaman, chain megastore, telekomunikasi, penerbangan, keuangan, wisata resort, club kebugaran, kereta api, wisata ruang angkasa dan lainnya.

Remaja tersebut bernama Richard Branson. Seorang penderita Dislexia (penyakit kesulitan membaca) dan tidak pernah punya prestasi baik disekolahnya. Brand global yang diusungnya adalah Virgin Group.....

Saat ini nilai bisnis dibawah Virgin Group di prediksi bernilai US $ 12 triliun. Ini penilaian setelah dihantam krisis akhir 2008 lalu. Majalah Forbes tahun 2008 menobatkannya sebagai salah satu orang terkaya dunia dengan estimasti kekayaan bersih US $ 2.4 Triliun.

Virgin Group juga merupakan sponsor utama dari tim pendatang baru ajang Formula One yang cukup fenomenal dengan memenangi beberapa balapan pendahuluan : Brawn GP dengan pembalap Jenson Button & Rubben Barrichello.

Kisah tersebut dimuat dalam buku terbaru Richard Branson : Business Stripped Bare – The Adventure of Global Entrepreneur.

Buku ini mengupas tuntas filosofi bisnis Richard Branson dan Virgin Group. Bagaimana dia membesarkan brand Virgin, melebarkan sayap dari home country, United Kingdom, ke mancanegara. Bagaimana menghandle hambatan dari pesaing pesaingnya di UK, US dan Australia saat mendirikan penerbangan murah Virgin Airways.

Bagaimana kisah kisah kegagalan Virgin Group berkompetisi dengan raksasa minuman dunia Coca Cola dan kegagalan Richard Branson mengakuisisi sebuah lembaga keuangan raksasa inggris Northern Rock yang limbung karena imbas krisi US mortgage tahun 2007 lalu.

Filosofi bisnis Virgin Group pada dasarnya adalah bagaimana memberi nilai tambah secara maksimal pada setiap industri yang dimasukinya sehingga konsumen memperoleh produk atau jasa terbaik atas uang yang mereka belanjakan.

Dalam menjalankan filosofi diatas, Richard Branson membaginya menjadi tujuh bidang yang sangat penting dan merupakan back bone yang menopang roda beroperasinya Virgin Group diseluruh dunia.

Ketujuh bidang tersebut meliputi : People, Brand, Delivery, Learning from Mistake and Setbacks, Innovation, Entrepreneurs & Leaderships, and Social Responsility.

People : finding good people and set them free, key success dalam sebuah bisnis adalah mencari orang yang tepat yang akan menjalankan bisnis tersebut. Menurut Richard Branson, dalam mencari orang yang tepat, patokan utama yang harus dipegang teguh adalah karakter dan integritas, passion terhadap bisnis yang akan dijalani dan open minded terhadap ide ide baru. Skill menjadi prasyarat nomor sekian karena semua skill bisnis bisa di pelajari asal kita punya passion yang besar.

to be continued…

Sunday, February 15, 2009

Sorini Agro Asia Corporation: A Leading Global Player from East Java


Minggu, 15 Februari 2009 04:42 WIB


By Hermawan Kartajaya & Taufik

POSISI sebagai negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia dan didukung dengan kekayaan alam melimpah sering kali membuat banyak perusahaan Indonesia terlupa untuk menggarap pasar internasional. Apalagi berpikir menjadi pemain yang diperhitungkan di pasar global.


Tapi tidak berarti Indonesia tidak punya yang bisa disebut -- meminjam salah satu judul film terkenal Tom Cruise -- A Few Leading Global Player.

Tidak mudah untuk menjadi anggota klub elit tersebut. Karena bukan hanya harus mampu menciptakan keunikan produk tapi juga mampu menjaga standar kualitas tinggi dalam jangka waktu lama seperti yang dituntut perusahaan-perusahaan global. Dan hal tersebut terakhir biasanya sudah membuat takut kebanyakan perusahaan Indonesia.

Soegiarto Adikoesoemo, pendiri Aneka Kimia Raya (AKR), termasuk salah satu yang tidak takut, bukan hanya untuk memenuhi standar kualitas perusahaan global tapi juga untuk bersaing dengan pemain global di bidang bisnis yang digelutinya.


Awalnya, Soegiarto adalah importir produk sorbitol dari Roquette, perusahaan nomor satu di dunia untuk produk ini, untuk Unilever. Tapi setelah memahami lebih jauh tentang bisnis sorbitol, terutama melimpahnya bahan bakunya, singkong dan tapioka, di Indonesia, di tahun 1983 Soegiarto mendirikan Sorini Asia Agro Corporporindo (SOBI), perusahaan pembuat sorbitol di Pasuruan Jawa Timur.

Dari awal berdirinya, SOBI bukan hanya sekedar mengandalkan keunikan singkong dan tapioka yang ada di Indonesia, tapi juga berdasarkan pengalaman sebagai importir untuk Unilever. Dimana, jika produsen mampu menjaga standar kualitas tinggi dalam jangka waktu lama, perusahaan global akan menempel terus sebagai pelanggan.


Setahun setelah pabriknya resmi beroperasi di tahun 1987, SOBI sudah masuk ke pasar Jepang, salah satu pasar yang sekalipun bersedia membayar tinggi juga punya tuntutan standar kualitas tinggi.

Kesuksesan yang diraih di pasar Jepang membuat jalan SOBI masuk ke perusahaan global lain lebih mudah. Boleh dibilang di sektor business to business yaitu perusahaan yang memasok bahan baku untuk perusahaan lain, kemampuan masuk ke pasar dengan tuntutan standar kualitas tinggi menjadi alat efektif pemasaran. Istilah gampangnya, it speaks for itself!


Pelan tapi pasti, daftar perusahaan global yang menjadi pelanggannya terus bertambah. Dan perusahaan global yang menjadi pelanggannya adalah perusahaan-perusahaan yang masuk dalam FORTUNE most admired global companies seperti antara lain Unilever, P&G, Colgate Palmolive, BASF, Nestle, Glaxo Smith Kline dan Abbott.

Sorbitol buatan SOBI merupakan bahan baku untuk produk farmasi, pasta gigi, makanan minuman dan kosmetik. Sebelumnya, Roquette mendominasi pasokan ke perusahaan-perusahaan global tersebut di atas. Dan kini Roquette mesti bersaing dengan SOBI yang merupakan pemain nomer dua di pasar global untuk sorbitol.

Di tahun 1992, tampuk kepemimpinan AKR dan SOBI diserahkan Soegiarto kepada anaknya, Haryanto Adikoesoemo. Di tangan Haryanto, yang tahun 2008 terpilih sebagai Entrepreneur of the Year versi Ernst & Young, SOBI semakin kukuh menjadi pemain global, dan produknya telah masuk ke 70 negara.


Source :

Friday, September 19, 2008

Mark Zuckerberg, Orang Kaya Termuda


Usia Mark Zuckerberg baru 24 tahun, tetapi ia bisa menghasilkan 1,5 miliar dollar AS.
Keberhasilan pria pendiri Facebook, salah satu situs jejaring sosial ternama di dunia, ini membuatnya nangkring dalam jajaran 400 orang terkaya di Amerika versi Forbes.
Tidak hanya itu, dalam jajaran tersebut ia juga dinobatkan sebagai orang kaya yang paling muda.

Semula, Zuckerberg mengembangkan Facebook di dalam kamar asramanya semasa kuliah di Harvard. Anggota pertama yang bergabung dalam Facebook adalah teman-temannya sendiri. Dalam jangka waktu dua minggu, sepertiga dari siswa Harvard telah menjadi anggota tetap Facebook.

Walaupun ia sempat mengenyam pendidikan di Harvard, bahkan merintis Facebook di perguruan tinggi ternama itu, ia tercatat belum menyelesaikan studinya sehingga titel sarjana pun belum disandangnya.

Pengguna Facebook terus meningkat dan kini mencapai 100 juta member di seluruh dunia dengan keuntungannya ditaksir mencapai 300 juta dollar per tahun. Malah ada sejumlah orang yang tak lagi jadi mahasiswa atau yang masih di sekolah ingin bergabung.

Jejaring yang dihim­punnya meliputi 55.000 jaringan berdasarkan demografi, pekerjaan, sekolah, kolegial, dan sebagainya. Setiap harinya ada foto yang di-upload (dimasukkan ke Facebook) dan pesan yang dikirim.

Prestasi yang diraih Zuckerberg tak benar-benar mulus. Sejumlah perkara ia dapatkan sehubungan dengan Facebook, termasuk tudingan yang menyebutkan rancangan Facebook sebenarnya tiruan. Di tengah sejumlah kontroversi itu, nama Facebook dan Mark Zackerberg tetap digemari banyak orang.

Bahkan, Microsoft tertarik untuk membeli 1,6 persen saham Facebook dengan nilai 240 juta dollar, akhir Oktober lalu. Transaksi ini menunjukkan nilai kapitalisasi Facebook ternyata lebih tinggi, yaitu sekitar 15 miliar dollar. Setelah itu sejumlah tawaran mengepung Facebook.


Source : Kompas, 19 September 2008
http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/19/10245097/mark.zuckerberg.orang.kaya.termuda

Tuesday, September 09, 2008

Kebangkitan Hidup Sandiaga Uno


Manis-pahit dunia kerja dikecap Sandiaga Uno pada usia muda. Mengawali karier sebagai karyawan, meraih puncak karier dalam waktu singkat, hingga diberhentikan dari pekerjaan nan mapan, mencipta arus balik hidup Sandiaga untuk menjadi pengusaha. Tahun 2008 ia dinobatkan menjadi ”Entrepreneur of The Year” dari Enterprise Asia untuk predikat pengusaha terbaik.

Pencapaian itu adalah buah dari pergulatan panjang. Namun, pria yang akrab disapa Sandi itu menyebut dirinya sebagai ”pengusaha kecelakaan”. Itu karena kiprahnya di dunia usaha dimulai tatkala kondisi karier dan keuangannya sedang terpuruk pada 1998.

Pria lulusan Wichita State University, Amerika Serikat, dengan predikat summa cumlaude itu mengawali karier sebagai karyawan Bank Summa pada 1990. Tahun 1991 ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di George Washington University, Amerika Serikat. Ia lulus dengan indeks prestasi kumulatif 4,00.

Kariernya terus melesat. Pada tahun 1994 ia bergabung dengan MP Holding Limited Group sebagai investment manager. Pada 1995 ia hijrah ke NTI Resources Ltd di Kanada dan menjabat Executive Vice President NTI Resources Ltd dengan penghasilan 8.000 dollar AS per bulan.

Namun, kariernya itu tak berlangsung lama. Krisis moneter sejak akhir 1997 menyebabkan perusahaan tempatnya bekerja bangkrut. Semua tabungan hasil jerih payahnya yang diinvestasikan ke pasar modal juga turut kandas akibat ambruknya bursa saham global.

Kembali ke Indonesia

Sandi kembali ke Indonesia dan menumpang di rumah orangtuanya, Henk Uno dan Mien R Uno, karena tidak mampu membayar sewa rumah. Situasi sulit ini sempat membuat ayah dua anak itu hampir putus asa.

Pergulatan batin dalam keterpurukan membuat Sandi berkeyakinan, menjadi karyawan membuat ia sulit memiliki kemandirian secara finansial. Pemikiran itu melandasi langkahnya untuk ”banting setir” dan menapaki dunia bisnis.

”Sebagai karyawan perusahaan, banyak hal dapat terjadi di luar kontrol kita. Apabila keadaan ekonomi memburuk, ada kemungkinan kita di-PHK (pemutusan hubungan kerja) meskipun kita memiliki prestasi di perusahaan itu,” tutur bungsu dari dua bersaudara itu.

Pada tahun 1997 ia mendirikan perusahaan penasihat keuangan, PT Recapital Advisors bersama teman SMA-nya, Rosan Perkasa Roeslani. Ia mempelajari seluk-beluk bisnis, antara lain dari William Soeryadjaya.

Pada 1998 Sandi dan Edwin Soeryadjaya, putra William, mendirikan perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya. Bidang usaha yang digarap meliputi pertambangan, telekomunikasi, dan produk kehutanan.

Berbekal jejaring relasi dengan perusahaan serta lembaga keuangan dalam dan luar negeri, Sandi menjalankan bisnis itu. Usahanya menghimpun modal investor untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. Kinerja perusahaan yang krisis itu lantas dibenahi dan dikembangkan. Setelah pulih, aset perusahaan dijual dengan nilai tinggi.

Ada 12 perusahaan yang sudah diambil alih. Beberapa perusahaan telah dijual, antara lain PT Dipasena Citra Darmaja, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), dan PT Astra Microtronics.

Pada tahun 2007 Sandi dinobatkan menjadi 122 orang terkaya di Indonesia versi majalah Asia Globe dengan total aset perusahaan mencapai 80 juta dollar AS. Pada 2008 ia dinobatkan menjadi orang terkaya ke-63 di Indonesia dengan total aset 245 juta dollar AS.

Sandi mengibaratkan dunia usaha seperti naik sepeda, yakni kerap jatuh-bangun. Hanya keberanian, optimisme dalam memandang masa depan yang membuka jalan untuk mendulang kesuksesan.

Baginya, jejaring relasi hanya menyumbang 30 persen dari kesuksesan. Unsur kesuksesan selebihnya bersumber dari kerja keras dan menjaga kepercayaan. Dengan semangat itu, usaha yang digelutinya kini memiliki total karyawan 10.000 orang.

”Hidup harus punya target. Tanpa target, pencapaian akan sulit,” tutur pria yang menjabat Ketua Dewan Pembina Himpunan Pengusaha Muda Indonesia itu.

Dorong UMKM

Di bidang keorganisasian, pria penggemar olahraga basket ini pernah menjabat Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) periode 2005-2008. Selama masa kepemimpinannya, jumlah pengusaha yang tergabung di Hipmi meningkat dari 25.000 orang menjadi 35.000 orang.

Di mata koleganya, Sandi merupakan sosok inspirator bagi pengusaha muda yang minim pengalaman. Ketua Umum BPP Hipmi 2008-2011 Erwin Aksa menuturkan, Sandi gigih menanamkan prinsip bahwa pengusaha harus punya mimpi dan bekerja sepenuh hati.

Sandi juga sibuk sebagai Ketua Komite Tetap Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kamar Dagang dan Industri Indonesia. Ia mempunyai obsesi meningkatkan jumlah pengusaha Indonesia dari 0,18 persen menjadi 5 persen dari total penduduk pada 2025.

Menurut ia, ada tiga masalah besar yang dihadapi pelaku UMKM saat ini, yaitu kualitas sumber daya manusia (SDM), akses pasar, dan pendanaan. Keprihatinan terbesarnya adalah nasib pengusaha kaki lima yang sering mengalami penggusuran hingga sulit meningkatkan kualitas SDM.

UMKM selama ini dibiarkan tumbuh sendiri oleh pemerintah tanpa kebijakan yang berpihak. Namun, sektor itu mampu bertahan pada saat krisis dan menopang perekonomian negara selama sekitar 10 tahun. Belakangan, sektor UMKM menjadi pilar penciptaan lapangan kerja dengan kemampuan menyerap karyawan rata-rata 5-10 orang per unit usaha.

”Kebijakan yang diperlukan adalah memberi ruang bagi UMKM. Upaya menolong mereka bukan dengan menggusur, melainkan membuat pasar baru untuk berusaha dan membuka akses pasar,” kata Sandi.

Meski senang berkecimpung dalam organisasi, ia mengaku belum tertarik untuk menduduki jabatan politik. Sandi menolak anggapan bahwa kesuksesannya saat ini merupakan jalan meretas karier politik.

”Yang diperlukan bangsa saat ini adalah pengusaha,” katanya

Source : http://cetak.kompas.com/sosok
4 September 2008
by : BM Lukita Grahadyarini

Thursday, September 04, 2008

Wejangan Steve Jobs

Saya merasa bangga di tengah-tengah Anda sekarang, yang akan segera lulus dari salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah selesai kuliah.

Sejujurnya, baru saat inilah saya merasakan suasana wisuda. Hari ini saya akan menyampaikan tiga cerita pengalaman hidup saya. Ya, tidak perlu banyak. Cukup tiga.


Cerita Pertama: Menghubungkan Titik-Titik

Saya drop out (DO) dari Reed College setelah semester pertama, namun saya tetap berkutat di situ sampai 18 bulan kemudian, sebelum betul-betul putus kuliah. Mengapa saya DO?

Kisahnya dimulai sebelum saya lahir. Ibu kandung saya adalah mahasiswi belia yang hamil karena "kecelakaan" dan memberikan saya kepada seseorang untuk diadopsi. Dia bertekad bahwa saya harus diadopsi oleh keluarga sarjana, maka saya pun diperjanjikan untuk dipungut anak semenjak lahir oleh seorang pengacara dan istrinya.

Sialnya, begitu saya lahir, tiba-tiba mereka berubah pikiran ingin bayi perempuan. Maka orang tua saya sekarang, yang ada di daftar urut berikutnya, mendapatkan telepon larut malam dari seseorang: "kami punya bayi laki-laki yang batal dipungut; apakah Anda berminat? Mereka menjawab: "Tentu saja."

Ibu kandung saya lalu mengetahui bahwa ibu angkat saya tidak pernah lulus kuliah dan ayah angkat saya bahkan tidak tamat SMA. Dia menolak menandatangani perjanjian adopsi. Sikapnya baru melunak beberapa bulan kemudian, setelah orang tua saya berjanji akan menyekolahkan saya sampai perguruan tinggi.

Dan, 17 tahun kemudian saya betul-betul kuliah. Namun, dengan naifnya saya memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan Stanford, sehingga seluruh tabungan orang tua saya- yang hanya pegawai rendahan-habis untuk biaya kuliah.

Setelah enam bulan, saya tidak melihat manfaatnya. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan bagaimana kuliah akan membantu saya menemukannya. Saya sudah menghabiskan seluruh tabungan yang dikumpulkan orang tua saya seumur hidup mereka. Maka, saya pun memutuskan berhenti kuliah, yakin bahwa itu yang terbaik.

Saat itu rasanya menakutkan, namun sekarang saya menganggapnya sebagai keputusan terbaik yang pernah saya ambil.

Begitu DO, saya langsung berhenti mengambil kelas wajib yang tidak saya minati dan mulai mengikuti perkuliahan yang saya sukai. Masa-masa itu tidak selalu menyenangkan. Saya tidak punya kamar kos sehingga nebeng tidur di lantai kamar teman-teman saya.

Saya mengembalikan botol Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk membeli makanan. Saya berjalan 7 mil melintasi kota setiap Minggu malam untuk mendapat makanan enak di biara Hare Krishna. Saya menikmatinya. Dan banyak yang saya temui saat itu karena mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi, ternyata kemudian sangat berharga.

Saya beri Anda satu contoh: Reed College mungkin waktu itu adalah yang terbaik di AS dalam hal kaligrafi. Di seluruh penjuru kampus, setiap poster, label, dan petunjuk ditulis tangan dengansangat indahnya. Karena sudah DO, saya tidak harus mengikuti perkuliahan normal.

Saya memutuskan mengikuti kelas kaligrafi guna mempelajarinya. Saya belajar jenis-jenis huruf serif dan san serif, membuat variasi spasi antar kombinasi kata dan kiat membuat tipografi yang hebat.

Semua itu merupakan kombinasi cita rasa keindahan, sejarah dan seni yang tidak dapat ditangkap melalui sains. Sangat menakjubkan. Saat itu sama sekali tidak terlihat manfaat kaligrafi bagi kehidupan saya. Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendisain komputer Macintosh yang pertama, ilmu itu sangat bermanfaat.
Mac adalah komputer pertama yang bertipografi cantik. Seandainya saya tidak DO dan mengambil kelas kaligrafi, Mac tidak akan memiliki sedemikian banyak huruf yang beragam bentuk dan proporsinya. Dan karena Windows menjiplak Mac, maka tidak ada PC yang seperti itu. Andaikata saya tidak DO, saya tidak berkesempatan mengambil kelas kaligrafi, dan PC tidak memiliki tipografi yang indah.
Tentu saja, tidak mungkin merangkai cerita seperti itu sewaktu saya masih kuliah. Namun, sepuluh tahun kemudian segala sesuatunya menjadi gamblang. Sekali lagi, Anda tidak akan dapat merangkai titik dengan melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang. Jadi, Anda harus percaya bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai di masa mendatang.
Anda harus percaya dengan intuisi, takdir, jalan hidup, karma Anda, atau istilah apa pun lainnya. Pendekatan ini efektif dan membuat banyak perbedaan dalam kehidupan saya.
Cerita Kedua Saya: Cinta dan Kehilangan.
Saya beruntung karena tahu apa yang saya sukai sejak masih muda. Woz dan saya mengawali Apple di garasi orang tua saya ketika saya berumur 20 tahun. Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang dari hanya kami berdua menjadi perusahaan 2 milyar dolar dengan 4000 karyawan. Kami baru meluncurkan produk terbaik kami-Macintosh- satu tahun sebelumnya, dan saya baru menginjak usia 30. Dan saya dipecat. Bagaimana mungkin Anda dipecat oleh perusahaan yang Anda dirikan? Yah, itulah yang terjadi.
Seiring pertumbuhan Apple, kami merekrut orang yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan bersama saya. Dalam satu tahun pertama,semua berjalan lancar. Namun, kemudian muncul perbedaan dalam visi kami mengenai masa depan dan kami sulit disatukan. Komisaris ternyata berpihak padanya. Demikianlah, di usia 30 saya tertendang. Beritanya ada di mana-mana. Apa yang menjadi fokus sepanjang masa dewasa saya, tiba-tiba sirna. Sungguh menyakitkan.
Dalam beberapa bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya merasa telah mengecewakan banyak wirausahawan generasi sebelumnya -saya gagal mengambil kesempatan. Saya bertemu dengan David Packard dan Bob Noyce dan meminta maaf atas keterpurukan saya. Saya menjadi tokoh publik yang gagal, dan bahkan berpikir untuk lari dari Silicon Valley .
Namun, sedikit demi sedikit semangat timbul kembali- saya masih menyukai pekerjaan saya. Apa yang terjadi di Apple sedikit pun tidak mengubah saya. Saya telah ditolak, namun saya tetap cinta. Maka, saya putuskan untuk mulai lagi dari awal. Waktu itu saya tidak melihatnya, namun belakangan baru saya sadari bahwa dipecat dari Apple adalah kejadian terbaik yang menimpa saya. Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh keleluasaan sebagai pemula, segala sesuatunya lebih tidak jelas. Hal itu mengantarkan saya pada periode paling kreatif dalam hidup saya.
Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama NeXT, lalu Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian menjadi istri saya. Pixar bertumbuh menjadi perusahaan yang menciptakan film animasi komputer pertama, Toy Story, dan sekarang merupakan studio animasi paling sukses di dunia. Melalui rangkaian peristiwa yang menakjubkan, Apple membeli NeXT, dan saya kembali lagi ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung bagi kebangkitan kembali Apple. Dan, Laurene dan saya memiliki keluarga yang luar biasa.
Saya yakin takdir di atas tidak terjadi bila saya tidak dipecat dari Apple. Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya. Kadangkala kehidupan menimpakan batu ke kepala Anda. Jangan kehilangan kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus menemukan apa yang Anda sukai. Itu berlaku baik untuk pekerjaan maupun pasangan hidup Anda.
Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar hidup Anda, dan kepuasan sejati hanya dapat diraih dengan mengerjakan sesuatu yang hebat.

Dan Anda hanya bisa hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai. Bila Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan menyerah. Hati Anda akan mengatakan bila Anda telah menemukannya. Sebagaimana halnya dengan hubungan hebat lainnya, semakin lama-semakin mesra Anda dengannya.
Jadi, teruslah mencari sampai ketemu. Jangan berhenti.
Cerita Ketiga Saya: Kematian
Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi: "Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar."
Ungkapan itu membekas dalam diri saya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, saya selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri:
"Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah saya tetap melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini?" Bila jawabannya selalu "tidak" dalam beberapa hari berturut-turut, saya tahu saya harus berubah. Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah kiat penting yang saya temukan untuk membantu membuat keputusan besar. Karena hampir segala sesuatu-semua harapan eksternal, kebanggaan, takut malu atau gagal-tidak lagi bermanfaat saat menghadapi kematian. Hanya yang hakiki yang tetap ada.
Mengingat kematian adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan berpikir bahwa Anda akan kehilangan sesuatu. Anda tidak memiliki apa-apa. Sama sekali tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda.
Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Saya menjalani scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya memiliki tumor pankreas.

Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas. Para dokter mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah yang tidak dapat diobati. Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6 bulan. Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan segala sesuatunya, yang merupakan sinyal dokter agar saya bersiap mati.
Artinya, Anda harus menyampaikan kepada anak Anda dalam beberapa menit segala hal yang Anda rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang. Artinya, memastikan bahwa segalanya diatur agar mudah bagi keluarga Anda.
Artinya, Anda harus mengucapkan selamat tinggal. Sepanjang hari itu saya menjalani hidup berdasarkan diagnosis tersebut. Malam harinya, mereka memasukkan endoskopi ke tenggorokan, lalu ke perut dan lambung, memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel tumor. Saya dibius, namun istri saya, yang ada di sana , mengatakan bahwa ketika melihat selnya di bawah mikroskop, para dokter menangis mengetahui bahwa jenisnya adalah kanker pankreas yang sangat jarang, namun bisa diatasi dengan operasi. Saya dioperasi dan sehat sampai sekarang.
Itu adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap terus begitu hingga beberapa dekade lagi. Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang saya bisa katakan dengan yakin kepada Anda bahwa menurut konsep pikiran, kematian adalah hal yang berguna: Tidak ada orang yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya.
Namun, kematian pasti menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang harus demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan. Kematian membuat hidup berputar. Dengannya maka yang tua menyingkir untuk digantikan yang muda. Maaf bila terlalu dramatis menyampaikannya, namun memang begitu.
Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup oranglain. Jangan terperangkap dengan dogma-yaitu hidup bersandar pada hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga tidak mendengar kata hati Anda. Dan yang terpenting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa yang Anda inginkan. Semua hal lainnya hanya nomor dua.
Ketika saya masih muda, ada satu penerbitan hebat yang bernama "The Whole Earth Catalog", yang menjadi salah satu buku pintar generasi saya. Buku itu diciptakan oleh seorang bernama Stewart Brand yang tinggal tidak jauh dari sini di Menlo Park , dan dia membuatnya sedemikian menarik dengan sentuhan puitisnya. Waktu itu akhir 1960-an, sebelum era komputer dan desktop publishing, jadi semuanya dibuat dengan mesin tik, gunting, dan kamera polaroid.
Mungkin seperti Google dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum kelahiran Google: isinya padat dengan tips-tips ideal dan ungkapan-ungkapan hebat. Stewart dan timnya sempat menerbitkan beberapa edisi "The Whole Earth Catalog", dan ketika mencapai titik ajalnya, mereka membuat edisi terakhir.
Saat itu pertengahan 1970-an dan saya masih seusia Anda. Di sampul belakang edisi terakhir itu ada satu foto jalan pedesaan di pagi hari, jenis yang mungkin Anda lalui jika suka bertualang. Di bawahnya ada kata-kata: "Stay Hungry. Stay Foolish." (Jangan Pernah Puas. Selalu Merasa Bodoh). Itulah pesan perpisahan yang dibubuhi tanda tangan mereka.
Stay Hungry. Stay Foolish. Saya selalu mengharapkan diri saya begitu.
Dan sekarang, karena Anda akan lulus untuk memulai kehidupan baru, saya harapkan Anda juga begitu. Stay Hungry. Stay Foolish.
(Diterjemahkan oleh Dewi Sri Takarini, alumni sebuah perguruan tinggi di Australia )