Tuesday, September 02, 2008

Wirausaha Indonesia Hanya 0.18%

Jakarta, Kompas - Mengutip pendapat pengusaha Ciputra, Indonesia saat ini baru memiliki sekitar 400.000 wiraswasta atau 0,18 persen dari penduduk Indonesia.


Padahal, hasil dari suatu penelitian, jumlah wirausaha di suatu negara minimal 2 persen untuk dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, upaya menambah jumlah wirausaha harus jadi perhatian serius.


Peningkatan jumlah wirausaha tersebut dapat dimulai dengan memperkuat penanaman dan pelatihan semangat kewirausahaan di lembaga pendidikan ataupun masyarakat.


Hal ini mengemuka dalam diskusi terbatas pengusaha Bob Sadino serta Pusat Studi Penelitian dan Bisnis Bakrie School of Management di Jakarta, Senin (1/9). Tri Wismiarsi, Direktur Pusat Studi Penelitian dan Bisnis Bakrie School of Management, mengatakan, lembaga pendidikan tinggi tidak ingin menciptakan sarjana yang hanya menambah jumlah pengangguran terdidik.


” Harus ditemukan cara yang membuat jiwa kewirausahaan itu bisa melekat kepada setiap mahasiswa. Saat keluar dari bangku kuliah, mereka siap mandiri. Lembaga pendidikan bisa jadi tempat efektif untuk mengembangkan dan melatih kewirausahaan, termasuk belajar langsung dari entrepreneur sukses yang dimiliki negara ini,” ujarnya.


Keprihatinan


Bob Sadino mengatakan, minimnya jumlah wirausaha yang dimiliki negara ini, sedangkan ada jutaan pengangguran terdidik, termasuk sarjana, seharusnya jadi keprihatinan bangsa.


” Ada yang salah dengan sistem pendidikan kita. Pendidikan sering kali mengekang kebebasan seseorang untuk mengembangkan diri yang justru menimbulkan rasa takut dan pikiran terbelenggu. Akibatnya, mereka tidak berani berbuat,” kata Bob.


Untuk mempercepat pertumbuhan wirausaha di dalam negeri, harus ada upaya serius untuk menciptakan orang-orang yang mampu mengambil peluang dan menciptakan lapangan kerja.


Lembaga pendidikan mesti bisa menumbuhkan semangat kewirausahaan dan membentuk orang-orang yang tahan banting dengan segala kesukaran yang dihadapi untuk membangun kemandirian.


Para birokrat, kata Bob, pemimpin negara ini merupakan orang-orang yang tidak punya pengalaman teruji atau mengalami masa ”berdarah-darah” dalam realitas yang ada di masyarakat.


Akibatnya, kebijakan yang diambil hanya berdasarkan asumsi yang jika salah akan ditanggung dampak buruknya oleh masyarakat.


sumber :
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/09/02/01123961/wirausaha.indonesia.hanya.018.persen

No comments: