Monday, June 11, 2012

Unpredictable Risk

Minggu lalu bursa saham mengajak para investor dan trader sport jantung sejenak, sempat menyentuh level  terendah pada level 3,654 tanggal 4 Juni. Level ini sudah anjlok sebesar 13% dari titik tertingginya di level 4,200 an di awal bulan Mei.

Beberapa saham bluechips seperti ASII, BBRI, BMRI, ANTM dan ADRO menjadi terlihat cukup murah untuk dikoleksi. BBRI, ADRO dan ANTM bahkan mencapai PER dibawah 10.

Kejatuhan bursa saham ini sejatinya sudah dapat diprediksikan sebelumnya, indikator perekonomian US yang suram, pertumbuhan China yang melambat dan prospek penyelesaian Yunani dan Spanyol yang masih belum jelas.

Apalagi pemilu Yunani yang harus diulang karena gagal membentuk pemerintahan dan makin populernya partai yang menolak pengetatan anggaran sebagai salah satu syarat dana talangan dari Uni Eropa

Bagi investor dan trader yang sudah bisa memprediksikan resiko-resiko diatas, tentu mereka sudah jual saat awal mei dan mengoleksi lagi pada awal juni tersebut. Faktanya saat ini indeks kembali naik ke level 3,800 an walaupun masih rentan anjlok lagi dengan sentimen negatif.

Saya sampai sekarang masih belum merasa saat tepat untuk masuk, masih menunggu jatuh lebih dalam lagi mendekati 3,000 an, entah peristiwa apa yang akan membuat bursa merosot sedalam itu ? sampai saat ini saya belum tahu

Di kelas aset investasi yang berbeda, saya juga mengalami sport jantung yang cukup seram dua bulan lalu. Penyebabnya juga bukanlah resiko investasi yang bisa diprediksi, unpredictable risk, bahkan cenderung force majeur.

Terjadi pembunuhan di apartemen investasi saya, persis di depan unit yang saya miliki. Seorang wanita dibunuh dengan 26 tusukan brutal dalam apartemen yang disewa oleh seorang expat Jepang. Pembunuhan diketahui langsung beberapa jam setelah kejadian, belakangan menurut berita kepolisian pelakunya adalah petugas keamanan apartemen tersebut dan patut diduga didalangi si penghuni apartemen

Ketika mendapatkan berita ini dari pengelola, saya agak shock sejenak, karena lokasinya satu lantai dengan unit milik saya dan persis di depannya. Unit saya juga disewa oleh expat warga Jepang. Saya langsung berpikir negatif bahwa penghuni di lantai itu bakal pindah dan akan terjadi kekosongan penyewa dalam beberapa bulan, atau bahkan bisa setahun,  yang artinya arus kas bakal tersendat

Namun kekhawatiran saya tidak beralasan. Warga Jepang yang menyewa unit saya tidak merasa takut, khawatir atau berniat pindah. Bahkan secara bercanda dia bilang setelah urusan polisi selesai apakah unit tempat terjadinya pembunuhan akan disewakan lagi ? dia pengen pindah kesitu karena pasti sewa nya lebih murah J

Dan memang bulan berikutnya unit itu diumumkan akan dijual pemiliknya. Saya nekad menawar dengan harapan harga nya pasti sudah terdiskon 30% dari harga wajar, sementara sewanya tidak turun terlalu jauh kalau melihat reaksi penghuni unit saya.

Dugaan saya salah lagi, ternyata unit itu langsung terjual dalam dua minggu dan harganya hanya terdikson 10%, jauh dari perkiraan saya 30%.
Saya tetap bersyukur, kejadian menyeramkan ini tidak banyak berimbas pada permintaan sewa apartemen tersebut, terutama dari penyewa expat Jepang dan Korea

Intinya, investasi pada bidang apapun, akan selalu ada resiko. Baik yang bisa diprediksi dengan indikator-indikator tertentu maupun yang sama sekali tidak bisa diprediksi, seperti pembunuhan diatas. Namun tidak setiap resiko tersebut berimbas cukup dalam pada kinerja investasi kita

Happy Investing...!


No comments: