Wednesday, August 06, 2008

Karet Rakyat dan Bendera Partai


Bulan Juli lalu merupakan bulan yang sangat sibuk buat saya dan merupakan rekor tersendiri dalam sejarah perjalanan dinas sepanjang karir saya. Bagi Anda yang ber profesi sebagai sales mungkin ini merupakan hal biasa. Tapi bagi saya ini tetep merupakan sebuah rekor.

Dalam setengah bulan Juli lalu saya memecahkan rekor mengunjungi enam propinsi untuk lima perjalanan dinas dan satu perjalanan wisata keluarga.

Perjalanan dimulai dari Bali tanggal 10 – 12 July. Perjalanan ke Bali juga merupakan kunjungan pertama saya ke Bali dan menginap. Walaupun sudah sering ke transit atau one day visit, belum pernah sekalipun saya ke menginap dan menghabiskan beberapa hari di Bali.

Bermalam dan kemudian breakfast di Nusa Dua. Lunch di seminyak sambil melihat lihat turis lalu lalang naik sepeda motor dan dinner yang sangat indah di pantai Jimbaran dengan menu udang galah bakar, ikan bakar dan cumi bakar yang sangat nikmat. Apalagi sambil menikmati suara deburan ombak dan angin pantai yang sejuk. Sambil hati selalu berdo’a semoga tidak ada bom meledak seperti kejadian beberapa tahun berselang.....

Minggu ketiga July saya kembali mengunjungi Lampung menengok petani petani singkong binaan di sana. Seperti biasa masalah klasik selalu mengemuka; pupuk langka, infrastruktur jelek kalau hujan dan makin mahalnya tenaga buruh. Namun kali ini ada masalah lain yang lebih gawat; yaitu makin seringnya terjadi pencurian singkong. Hal ini terjadi seiring naiknya harga singkong sehingga makin ekonomis untuk di curi.....

Hal lain yang membuat saya sedikit gundah adalah harga singkong tetap tinggi walaupun harga tepung sudah turun. Fenomena apa ini ? biasanya harga singkong adalah derivatif harga tepung. Kalau tepung naik, maka singkong naik. Begitu juga kalo harga tepung turun, harga singkong mengikutinya. Apa ini terkait konversi singkong dari food ke fuel ? padahal belum ada pabrik bio fuel di Lampung yang sudah beroperasi komersil....... rumors effect kah.............? jadi kayak harga saham saja !

Weekend Minggu ketiga saya sempatkan bersama keluarga mengunjungi dan bermalam di Taman Safari Indonesia. Masih tetap dingin seperti dulu kalau malam. Namun kalau saya perhatikan koleksi harimau dan singanya jauh berkurang dibanding beberapa tahun lalu. ........

Minggu keempat saya mengunjungi dua propinsi di Kalimantan. Mendarat di Palangkaraya, Kalimantan Tengah dan lewat jalan darat kurang lebih lima jam menuju Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Ini juga perjalanan darat pertama saya di Kalimantan. Biasanya saya hanya mengunjungi satu lokasi dan kembali ke Jakarta.

Berbicara Kalimantan tentu tidak bisa lepas dari Sawit dan Batu Bara. Semua investor lokal dan asing sejak lima tahun lalu menyerbu Kalimantan mencari lahan lahan baru untuk sawit.

Seiring kenaikan harga batu bara, tambang tambang tradisional yang dulu kurang ekonomis pun kini moncer diburu investor asing ber modal cekak. Terutama investor China dan Korea....di beberapa hotel tempat saya menginap, hampir selalu saya temui orang China atau Korea terlibat pembicaraan serius dengan broker broker lokal, menggelar peta peta ijin lokasi atau ijin tambang.....denyut ekonomi berdetak kencang disini......

Lima hari di Kalimantan dan menginap di empat hotel yang berbeda, perjalanan darat yang melelahkan karena jeleknya infrastruktur serta kemacetan di areal areal pertambangan karena truk truk batu bara memang membuat badan capek...saya terserang flu dua hari terakhir di sana...

Minggu terakhir Juli saya masih menyempatkan diri mengunjungi Jambi, sebuah propinsi di pulau Sumatera yang Wagub nya sedang bermasalah kesambet kasus dana BLBI.....di daerah ini karet dan sawit tetap merajai sebagai komoditas utama......

Dari semua perjalanan itu..ada dua hal utama yang sangat menarik yang saya amati.

Pertama adalah maraknya perkebunan karet rakyat dimana mana...kalimantan tengah, kalimantan selatan, lampung dan jambi. Mereka membuka lahan lahan tidur eks HPH, menanam karet skala kecil 5 – 100 Ha....bahkan sampai ke desa desa terpencil di pedalaman Kalimantan tengah pun ada...... 5 – 10 tahun lagi, pasti booming karet di Indonesia dan mengalahkan Thailand sebagai produsen karet nomor satu dunia.

Tidaklah heran kalau Goldman Sach memprediksi Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan utama ekonomi dunia tahun 2025 dengan dua produk unggulan karet dan sawit.

Hal kedua adalah maraknya bendera partai partai, bahkan sampai ke pelosok pelosok desa terpencil. Baik partai lama maupun partai baru sama sama agresif mulai berkampanye. Menyebar bendera dan papan papan iklan sampai pelosok desa. Poster poster Wiranto dengan Hanura nya berkibar dimana mana... Memang untuk ukuran partai baru Hanura lah yang paling banyak bendera dan poster nya..... Maklum saja modalnya memang kuat, entah darimana uangnya....

Ya, saya sangat bersykur dengan dua hal ini....artinya imbas ekonomi kenaikan harga komoditi sudah sampai pelosok pelosok desa, walaupun mungkin dananya berasal dari investor kota, minimal ekonomi pedesaan mulai menggeliat.

Yang kedua; demokrasi sebagai berkah reformasi sepuluh tahun lalu juga sudah merambah pelosok desa...walaupun baru sebatas jargon dan poster....ini juga patut di syukuri....

Sebagai sebuah bangsa yang besar, tentu tidak semudah membalik telapak tangan membudayakan demokrasi di Indonesia.......masih dibutuhkan kerja keras membangun peradaban.........

Salam sukses !

No comments: