Tuesday, May 12, 2009

Business Stripped Bare : Adventures of Global Entrepreneur


Tahun 1966. Sebuah group media cukup besar di Inggris yang menguasai beberapa surat kabar dan majalah, tertarik untuk mengakuisi sebuah majalah remaja bernama Student.

Setelah melalui sebuah riset singkat mereka mengajukan penawaran sebesar ₤ 80,000 poundsterling kepada pemilik sekaligus Chief Editor Student yang merupakan seorang remaja berusia 16 tahun. Dengan opsi pemilik lama diberi kewenangan untuk tetap menjadi Chief Editor dan menjalankan tabloid tersebut. Sebuah tawaran fantastis untuk seorang remaja yang baru keluar dari SMA.

Membayangkan kehidupan yang menyenangkan. Membeli rumah di sebuah pantai dan menghabiskan sisa hidup dengan berpetualang membuat remaja tersebut segera mengiyakan tawaran ini. BOD meeting pun di gelar oleh group media tersebut guna mendengar lebih jauh potensi pengembangan apa yang bisa dilakukan terhadap majalah Student.

Sang remaja dengan tangkas menjawab semua pertanyaan seluk beluk beroperasinya majalah Student termasuk potensi pasar yang ada dan strategi pengembangannya. Puas dengan jawaban tersebut. BOD melanjutkan dengan visi dan misi bisnis remaja tersebut.

Dengan sangat antusias remaja itu memaparkan bahwa majalah student hanyalah salah satu entry bisnisnya. Dia ingin mengembangkan Student menjadi sebuah Brand global yang akan merambah bisnis rekaman, chain store, keuangan, penerbangan, telekomunikasi dan bahkan wisata resort.

Mendengar uraian anak muda ini, BOD terperangah dan menganggap remaja ini sebagai orang yang kurang waras. Deal akuisisipun di batalkan. Melayanglah kesempatan mendapatkan uang ₤ 80,000 poundsterling.

Puluhan tahun kemudian salah satu BOD group media tersebut, Patricia Lambert, menelpon sang remaja dan mengungkapkan penyesalannya kenapa dulu membatalkan akuisisi. Kini bisnis sang remaja sudah menjadi brand global yang sangat disegani. Jenis usahanya merentang dari media, rekaman, chain megastore, telekomunikasi, penerbangan, keuangan, wisata resort, club kebugaran, kereta api, wisata ruang angkasa dan lainnya.

Remaja tersebut bernama Richard Branson. Seorang penderita Dislexia (penyakit kesulitan membaca) dan tidak pernah punya prestasi baik disekolahnya. Brand global yang diusungnya adalah Virgin Group.....

Saat ini nilai bisnis dibawah Virgin Group di prediksi bernilai US $ 12 triliun. Ini penilaian setelah dihantam krisis akhir 2008 lalu. Majalah Forbes tahun 2008 menobatkannya sebagai salah satu orang terkaya dunia dengan estimasti kekayaan bersih US $ 2.4 Triliun.

Virgin Group juga merupakan sponsor utama dari tim pendatang baru ajang Formula One yang cukup fenomenal dengan memenangi beberapa balapan pendahuluan : Brawn GP dengan pembalap Jenson Button & Rubben Barrichello.

Kisah tersebut dimuat dalam buku terbaru Richard Branson : Business Stripped Bare – The Adventure of Global Entrepreneur.

Buku ini mengupas tuntas filosofi bisnis Richard Branson dan Virgin Group. Bagaimana dia membesarkan brand Virgin, melebarkan sayap dari home country, United Kingdom, ke mancanegara. Bagaimana menghandle hambatan dari pesaing pesaingnya di UK, US dan Australia saat mendirikan penerbangan murah Virgin Airways.

Bagaimana kisah kisah kegagalan Virgin Group berkompetisi dengan raksasa minuman dunia Coca Cola dan kegagalan Richard Branson mengakuisisi sebuah lembaga keuangan raksasa inggris Northern Rock yang limbung karena imbas krisi US mortgage tahun 2007 lalu.

Filosofi bisnis Virgin Group pada dasarnya adalah bagaimana memberi nilai tambah secara maksimal pada setiap industri yang dimasukinya sehingga konsumen memperoleh produk atau jasa terbaik atas uang yang mereka belanjakan.

Dalam menjalankan filosofi diatas, Richard Branson membaginya menjadi tujuh bidang yang sangat penting dan merupakan back bone yang menopang roda beroperasinya Virgin Group diseluruh dunia.

Ketujuh bidang tersebut meliputi : People, Brand, Delivery, Learning from Mistake and Setbacks, Innovation, Entrepreneurs & Leaderships, and Social Responsility.

People : finding good people and set them free, key success dalam sebuah bisnis adalah mencari orang yang tepat yang akan menjalankan bisnis tersebut. Menurut Richard Branson, dalam mencari orang yang tepat, patokan utama yang harus dipegang teguh adalah karakter dan integritas, passion terhadap bisnis yang akan dijalani dan open minded terhadap ide ide baru. Skill menjadi prasyarat nomor sekian karena semua skill bisnis bisa di pelajari asal kita punya passion yang besar.

to be continued…

1 comment:

Unknown said...

hmmm...artikel yg inspiratif bgt.
minta izin meng-copy ya
semoga menjadi sebuah kebaikan yg terus bergulir..