Saturday, May 09, 2009
Oasis Fashion Go Global : lesson learned from MIHAS 2009
Apa yang akan terjadi bila ribuan buyer dan seller mancanegara berkumpul bersama dalam suatu trade exhibition ? Pasti akan terjadi pertukaran informasi, sharing produk dan jasa, ATM produk & jasa unggulan dan syukur syukur terjadi transaksi transaksi besar disana.
Itulah yang kami ( Oasis Fashion ) alami dalam ajang The 6th Malaysia International Halal Showcase 2009 ( MIHAS 2009 ). Sebuah event besar yang diselenggarakan oleh pemerintah Malaysia untuk mendorong ekspor produk produk Malaysia ke mancanegara. Kami mengikuti acara ini dengan puluhan temen yang tergabung dalam Komunitas Tangan Di Atas ( TDA Community ) dari beragam bisnis.
Bertempat di Matrade Exhibition & Convention Center dan berlangsung dari tanggal 4 – 10 May 2008. Ribuan buyer mancanegara berkumpul disana. Mostly dari negara negara Asia dan Afrika, termasuk beberapa negara pecahan Uni Soviet seperti : Uzbekistan, Kazakhstan, Armenia, Tajikistan, Rusia dan lainnya, serta beberapa delegasi dari Eropa Timur seperti : Bulgaria, Bosnia, Rumania dan Kosovo.
Hampir semua delegasi disediakan akomodasi hotel bintang 4 secara gratis, fasilitas makan dan antar jemput dari bandara, hotel dan lokasi exhibition. Acara ini menunjukkan keseriusan pemerintah Malaysia dalam memberi dukungan pada pelaku wirausaha di negaranya. Saya yakin, biaya yang dikeluarkan sangatlah besar mendatangkan ribuan buyer manca negara dalam event ini. Namun pastilah manfaat yang bisa dipetik dan multiplier efek bagi produk produk Malaysia juga tidak kalah besarnya....
Multiplier efek dari terserapnya produk produk Malaysia sangatlah panjang, industri tetep berjalan, tenaga kerja terserap, institusi keuangan juga bergerak. Walaupun kita semua tahu sebagian tenaga kerja itu juga saudara saudara kita dari Indonesia...membaca salah satu artikel di strait times, pengusaha malaysia mulai mengeluh karena pemulangan TKI asing (indonesia, india, srilanka dll) membawa dampak bagi naiknya biaya produksi dan menurunnya produktivitas. Sudah menjadi rahasia umum kalau tenaga kerja lokal malaysia menuntut gaji yang jauh lebih tinggi dan tidak terlalu rajin bekerja....
Mencermati agenda agenda pertemuan yang sudah di set secara apik, match making antara potential buyer (peserta mancanegara) dan seller ( UKM Malaysia), kita bisa belajar bahwa ternyata produk produk yang ditawarkan oleh UKM Malaysia tidak lebih baik dari produk produk yang kita temui sehari hari di Indonesia, terutama untuk industri fashion dan handy craft, batiknya pun menurut saya kalah jauh dengan batik kita (sudut pandang yang bias dari orang pekalongan seperti saya..he..he..he ).
Namun kenapa mereka bisa leading di banyak sektor di banding kita ? pengamatan sekilas adalah kesadaran akan branding untuk produk produk mereka, di kombinasikan dengan packaging yang ciamik. Hal lain adalah begitu percaya diri nya pelaku usaha Malaysia akan produk produk mereka sendiri. Faktor lain tentu adalah dukungan all out dari pemerintah...!
Walaupun puluhan tahun lalu pemerintah malaysia belajar hampir semua hal dari kita, sudah saatnya kita untuk tidak malu malu belajar dari malaysia saat ini. Pemerintah pun perlu mencontoh bagaimana dukungan pemerintah malaysia pada pelaku usahanya.
Saya yakin, kalau kita mau sedikit berendah hati untuk belajar kembali, memiliki pemerintah yang pro bisnis, akan datang saatnya Indonesia menjadi bangsa yang disegani di level Asia bahkan dunia...!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment