Wednesday, November 30, 2011

Dibalik Kebesaran Steve Jobs....

“ Stay Hungry, Stay Foolish “

“ Innovation distinguishes between a leader and a follower “
 
“ Sometimes life hits you in the head with a brick. Don't lose faith “

 “ Your time is limited, so don't waste it living someone else's life “

Bagi anda pengagum dan pecinta Steve Jobs, kata-kata diatas pastilah sangat familiar dan bermakna dalam.Menyemangati kita untuk terus berkreasi, menjalani passion kehidupan kita, menyulut keberanian mengambil resiko dan memompa kembali semangat kita yang sering turun naik karena tantangan sehari-hari...

Baru-baru ini saya membaca biografi legenda IT tersebut yang ditulis oleh Walter Isaacson, salah satu penulis besar yang juga menulis biografi Benjamin Franklin dan Albert Einstein.

Steve Jobs sendirilah yang sampai beberapa kali membujuk Isaacson untuk menuliskan biografinya mumpung dia masih hidup. Bahkan saat-saat menjelang kematiannya karena kanker hati, istri Steve Jobs juga turut membujuk Isaacson untuk segera menuliskannya. Now or Never, karena sang istri mungkin sudah merasa Steve tidak akan berumur panjang......

Sesuai permintaan Jobs, Isaacson menulis apa adanya, tidak ada yang ditutup-tutupi dan mewawancarai orang-orang yang terlibat langsung dalam keseharian Jobs, baik di apple, Next, Pixar maupun dalam kehidupan keluarga dan komunitas kepercayaannya, Zen.

Salah satu yang sangat menarik dari buku ini adalah perangai Steve Jobs itu sendiri yang jauh bertolak belakang dari gambaran tokoh idola. Tidak menghargai kawan dan persahabatan, arogan, kasar, manipulatif dan sering memakai teknik distorsi realitas lapangan untuk mengelabui rekan-rekan kerjanya.

Bahkan terhadap anak kandungnya sendiri, Lisa Brennan Jobs, yang merupakan hasil hubungan dengan kekasihnya yang bernama Chrisann Brennan, Jobs baru mengakui bahwa itu anaknya setelah melalui proses yang panjang, rumit dan proses pengadilan. Didahului dengan penyangkalan-penyangkalan keras dan pertengkaran dengan Ibu si bayi.

Dalam pekerjaan Jobs sangatlah dominan, ingin mengendalikan semua proses kerja dari hulu sampai hilir. Sering sekali mencerca hasil kerjaan stafnya yang tidak sesuai keinginannya, makian seperti ‘Ini sampah !’ adalah ucapan sehari-harinya. Walaupun belakangan apabila hasil kerja itu terbukti benar, dia akan memakainya tanpa merasa perlu utk meminta maaf atau memberi apresiasi ke staf tersebut.

Distorsi realitas lapangan juga sangat sering dipakai Jobs. Dalam menciptakan produk-produk baru, menyusun strategi pemasaran ataupun saat akan menjalin kemitraan dengan pihak lain, Jobs sering sekali memanipulasi data dan fakta lapangan. Hal ini dia lakukan agar pihak-pihak tersebut mengikuti keinginan dia sepenuhnya tanpa memperhatikan realitas yang terjadi di lapangan.

Strategi ini sering berhasil diterapkan pada rekan-rekannya di apple, namun gagal total saat diterapkan untuk mengelabui Bill Gates, pemilik Microsoft, yg saat itu skala bisnisnya baru sepersepuluh kali apple....

Bagaimana perlakuannya terhadap Stephen Wozniak, mitra pertama sekaligus penemu papan sirkuit apple, juga menggambarkan betapa egoisnya Steve Jobs. Wozniak yang tidak cocok bekerja dengan Steve Jobs memilih untuk tetap bekerja free lancer buat HP dan bahkan membagi-bagikan saham apple haknya utk beberapa sahabat dekatnya yang turut membantu diawal-awal pendirian apple.

Di kehidupan rumah tanggapun tidak kurang anehnya. Diceritakan dalam buku Steve Jobs sampai berdebat dan diskusi detail dengan istrinya selama tiga minggu hanya untuk membeli jenis mesin cuci seperti apa yang akan dipakai, dan warna apa yg akan dipilih...

Terlepas semua kepribadian Jobs yang mungkin aneh buat manusia normal, kita tetaplah harus angkat topi untuk sumbangsihnya terhadap kemajuan teknologi yang membuat hidup jauh lebih nyaman untuk dinikmati, untuk capaiannya membangkitkan kembali apple dari keterpurukan menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar dunia dan cadangan uang cash nya melebihi persediaan uang pemerintah Amerika Serikat.

Sungguh relevan kata F Scott Fitzgerald, “ Show me a hero and I will write you a tragedy “


No comments: