Dulu, sepuluhan tahun lalu, saya juga merasakan hal itu, terutama pada tahun 1999 disaat getol-getolnya bekerja di perusahaan minyak asing. Sementara istri saya melanjutkan studi ke Inggris, saya di Jakarta bersama anak pertama saya yang belum genap dua tahun.
Walaupun hidup bersama kakek dan neneknya, sering diakhir minggu ataupun dimalam hari saya ketiban jadwal nyuapin anak. Aktifitas itu rasanya benar-benar menyebalkan, mengusik ego kelelakian saya...
Begitu juga awal tahun 2004 saat kami sekeluarga di Australia, kedua anak saya masih kecil-kecil, 5 tahun dan 3 tahun, aktifitas ini kembali saya jalani dipagi hari atau sepulang kerja, bergantian dengan istri kami jaga anak dirumah, nyuapin dan bermain...sangat melelahkan tentunya
Minggu lalu saya kembali merasakan pengalaman yang sama. Saat istri sibuk mengerjakan tugas sekolahnya, saya mengajak anak kedua saya 10 tahun dan yang ketiga 5 tahun ke mall di seputaran Bintaro.
Ketika jam makan tiba kita ke resto yang ada tempat bermainnya. Anak ketiga saya langsung saja tancap gas main tanpa peduli makanan yang sudah dipesannya. Ujung-ujungnya sayapun harus menyuapi sambil mengawasi anak bermain.
Entah kenapa aktifitas nyuapin kali ini terasa lain. Tidak ada lagi ego lelaki yang terusik, rileks saja dan saya sangat menikmati sambil melihat anak-anak bermain. Walaupun saya mesti ngejar-ngejar anak untuk disuapin bersama dengan pengasuh-pengasuh yang anak-anaknya juga sedang bermain disitu.
Ternyata aktifitas sederhana seperti ini bisa membuat kita rileks, ada kepuasan batin mengalahkan ego lelaki dan tentunya makin mendekatkan kita dengan anak-anak yang mungkin saja jarang kita temui karena waktu bekerja yang begitu padat, belum lagi jalanan yang macet makin memperlama kita berjumpa dengan anak-anak dirumah.
Bagaimana dengan Anda ? silahkan dicoba........
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
No comments:
Post a Comment