Wednesday, November 30, 2011
Dibalik Kebesaran Steve Jobs....
Tuesday, November 29, 2011
Quality is never an accident
Toko kue ini bersih, terang, semua tertata rapi membuat pengunjung merasa nyaman dan betah didalamnya. Kursi dan sofa ditata pas pada tempatnya...pelayananpun ramah dan mengerti benar produk cake yang dijual.
Giliran saya ke kasir utk melakukan pembayaran, tampak sebuah kalimat besar didinding kaca dibelakang sang kasir. Sebuah kalimat yg mungkin merupakan refleksi filosofis dari toko cake tersebut.
"Quality is never an accident, it is always the results of high intention, sincere effort, intellegent direction and skillful execution"
Sungguh benar sekali kalimat diatas. Kalau kita berbicara ttg kualitas sebuah produk atau layanan, kadang kita hanya melihat hasilnya saja, tanpa pernah berpikir bahwa hasil baik tersebut merupakan kombinasi dari beberapa tindakan;
High intention merupakan statemen yg jelas bahwa kualitas memang diinginkan utk dicapai...
Sincere effort, kualitas haruslah lahir dari pribadi-pribadi tulus yg mengerjakannya, tanpa pamrih apapun selin kualitas itu sendiri...
Intellegent direction, sebuah kualitas yg baik haruslah juga melalui arahan yg baik, ada setting standard yg mesti dipenuhi dan dipatuhi dalam proses kerja menuju kesana...
Skillful execution, merupakan tahap akhir proses tercapainya sebuah kualitas mumpuni, eksekusi dari tangan-tangan ahli dan terampil yg sdh melalui puluhan ribu jam pengalaman...
Bagaimana dengan anda ? Sudahkah produk dan layanan anda melewati proses-proses diatas utk menuju kualitas terbaik ?
Fenomena D'Cost, Mutu Bintang Lima Harga Kaki Lima
Digawangi oleh David V Marsudi dan Hari Setiadi yang sejatinya adalah pengusaha properti, D'Cost menawarkan harga murah dan terjangkau buat konsumen, sementara mutu makanan tetap terjamin layaknya resto-resto ngetop lain. Kebersihan dan kenyamanan restoran juga tidak kalah dengan restoran di mal-mal menengah atas.
Tidak jarang kita melihat pengunjung rela antri berjam-jam untuk mendapat kursi di D'Cost. Di Bintaro, saat akhir minggu, saya sering melihat antrian mengular ketika jam makan siang tiba. Hal ini tak lepas dari promo-promo kreatif yg sering dilakukan D'Cost, menabrak pakem yg ada dan out of the box banget.
'Silakan bayar terserah anda', setelah kenyang makan pengunjung cukup menunjukan kartu kredit dan membayar seikhlasnya, rp. 5,000, rp 10,000 atau lainnya, berapa banyakpun yg mereka makan. Promo ini hanya utk mengidentifikasi pengunjung potensial saja.
'Diskon sesuai usia', ini promo memberi diskon sesuai usia pengunjung, diskon 50% kalo anda usia 50. Bahkan saat ada rombongan keluarga yg membawa neneknya berusia 103 tahun, D'Cost menggratiskan mereka semua, walaupun sang nenek cuman duduk dipojokan sambil makan tahu doang...
Apakah D'Cost tidak rugi ? Tentunya manajemen sdh memiliki perhitungan yg matang. Faktanya sejak didirikan tahun 2006 di Kemang, jumlah resto D'Cost sdh menggurita menjadi 50 buah dan menempati lokasi-lokasi strategis di Jakarta. Dan akan terus melebarkan sayap ke kota-kota besar di Indonesia.
"Tujuan kami adalah membikin semua orang yg datang ke D'Cost gembira, kami sediakan fasilitas restoran bagi tamu yang mau menikmati masakan rumah dg harga murah di D'Cost" begitu kata David sang pemilik.
Menilik tujuan diatas, saya jadi ingat Tony Hsieh, sang pendiri Zappos, retail online store sepatu dengan omset triliunan di Amerika. Filosofi bisnis Tony adalah 'delivering happiness', bagaimana memberi kebahagiaan kepada semua customer pembeli sepatu di Zappos.
Penguasaan atas properti-properti strategis yg ditempati D'Cost juga mengingatkan saya akan strategi Ray Kroc sang pendiri McDonald. Ray Kroc pernah berujar 'sejatinya bisnis utama McDonald bukanlah jualan hamburger, tetapi penguasaan atas properti-properti ditempat-tempat strategis diseluruh dunia'.
Apapun bisnis dan tujuan D'Cost, yang jelas kehadirannya sdh membuat bahagia penikmat kuliner menengah bawah Jakarta. Maju terus P David dan P Hari, kami terus memantau dan belajar dari strategi-strategi bisnis Anda....
(Sebagian disarikan dari suplemen Kompas tgl 28 Nov 2011 : Investasi 2012)
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Saturday, November 26, 2011
40 Orang Terkaya Indonesia...
Forbes edisi November 2011 kembali memuat daftar 40 orang terkaya Indonesia, tepatnya 40 keluarga terkaya di Indonesia karena yang dihitung bukanlah kekayaan perorangan tapi keluarga yang mendalikan korporasi mereka.
Ke 40 keluarga ini menguasai kekayaan sebesar Rp. 761.7 Triliun atau US $ 84.82 miliar dengan asumsi kurs Rp 9.000 per dollar. Sebuah angka yg fantastis di saat pendapatan perkapita warga Indonesia rata-rata Rp 30 jutaan setahun.
Tujuh nama baru masuk dalam daftar tersebut dan tujuh nama lainnya terpental dari daftar.
Diantara tujuh nama baru yang masuk, tercantum sosok yang saya kenal dengan baik, yaitu Bp Soegiarto Adikoesoemo, pemilik dan pendiri AKR Group, tempat saya pernah berkarya lima tahun. Beliau tercantum dinomor urut 33 dengan estimasi kekayaan US $ 770 juta.
Soegiarto Adikoesoemo, atau yg lebih sering disapa Pak Gik oleh para sahabat dekatnya, merupakan pengusaha asli Malang yang merintis usahanya dari bawah di Surabaya.
Berawal dari menjadi distributor bahan-bahan kimia, mendirikan pabrik Sorbitol dan menggurita menjadi konglomerasi besar dengan masuk ke sektor properti dan energi. Belakangan AKR juga masuk ke sektor distribusi energi untuk konsumen retail dengan mendirikan beberapa SPBU di Sumatera dan Kalimantan.
Sosok Pak Gik yang saya kenal adalah sosok yang sederhana, santun, sangat teliti dan tegas dlm mengambil keputusan. Pertimbangan sangat matang sekaligus cepat.
Dari beberapa cerita kawan-kawan senior di AKR, beliau merupakan orang yg rasa ingin tahunya tinggi, masih terus belajar pada hal-hal baru. Dalam setiap kunjungan kerja selalu ditemani buku kecil dan pulpen, rutin mencatat hal baru dan penjelasan dari orang-orang lapangan yg ditemuinya.
Komitmen beliau utk menyelesaikan masalah juga sangat kuat. Pernah ketika ada masalah dengan salah satu pabriknya di Cina, beliau menyempatkan diri tinggal di pabrik, membawa juru masak dari Indonesia, dan berlangsung berbulan-bulan sampai masalah dapat diselesaikan.
Selamat Pak Gik atas pencapaiannya. Namun saya yakin pencapaian masuk daftar 40 besar orang terkaya di Indonesia bukanlah sebuah tujuan utama Bapak membangun AKR.
Tujuan utama tentunya memberi kontribusi sebesar-besarnya untuk menunjang perekonomian Indonesia, membuka seluas mungkin lapangan kerja dan memberi manfaat buat semua stakeholder seperti yg sering Bapak utarakan dalam rapat-rapat BOD yang dulu sering saya ikuti.
Thursday, November 24, 2011
Pertemuan Dua Orang Sufi
Hanya dua pasang mata yang tajam bersitatapan
Suhrawardi di atas kuda : '' Betapa dalam kulihat samudera segala hakekat ! ''
Dan Muhyidin di atas keledai : ''Betapa fana dia yang setia menjalani teladan RasulNya''
Ketika keduanya bertemu, tak pun kata kata salam
Tapi keduanya telah sefaham dalam diam
Ajip Rosidi - 1979
Sajak-sajak anak matahari
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Pak Dahlan dan Sepatu Kets nya...
Memang betapa selama ini Direksi BUMN tersebut lebih sering menghadiri undangan rapat dari Kementrian BUMN atau dari Kementrian sektor terkait atau bahkan rapat-rapat gelap dengan politisi senayan sehingga hampir hampir tidak punya waktu utk mengurus BUMN nya. Ujung-ujungnya pekerjaan dilimpahkan ke GM dibawahnya namun kewenangan tetap di Direksi sehingga semua keputusan strategis jadi terlambat.
Dalam situasi lingkungan bisnis yg cepat berubah, persaingan dengan swasta maupun asing sangatlah ketat tidaklah mengherankan kalau BUMN kita selalu tertinggal, miskin inovasi dan daya juang yg rendah. Semua direksi hanya menunggu uluran tangan pemerintah utk terus 'menyuapi' bolong-bolong kinerja keuangan mereka.
Bahkan Presiden sdh beberapa kali mengeluhkan miskinnya prestasi BUMN kita. Dengan aset ribuan triliun hanya bisa menghasilkan deviden puluhan triliun saja. Dan belum satupun yg bener-bener menjadi perusahaan global. Pertamina yg digadang-gadang mampu menjadi pemain dunia atau minimal regional masih jauh tertinggal dari Petronas.
Tugas berat buat Dahlan Iskan sebagai menteri BUMN yg baru sdh didepan mata memenuhi harapan rakyat agar BUMN kita lebih efisien, kaya inovasi, bebas campur tangan pihak luar dan mampu menjadi pemain global.
Saya yakin Dahlan Iskan mampu mengemban amanat ini, dengan pengalamannya memimpin Jawa Pos group puluhan tahun dan setahun menakhodai BUMN paling ruwet di Indonesia, PLN, sedikit banyak beliau punya modal besar.
Belum lagi gaya manajemennya yg sederhana, rendah hati, cepat mengambil keputusan dan mau mendengar dari siapapun merupakan kunci memecah gaya manajemen BUMN yg cenderung ruwet, lambat dan birokratis.
Secara materi Dahlan Iskan bukanlah seorang yg sederhana, dia sdh memperoleh segalanya sebagai pemilik Jawa Pos Group, tinggal di apartemen Capital residence (satu tower dg malinda dee), tunggangan Mercy S Class yg kemana-mana disetir sendiri dan kekayaan lainnya yg berlimpah.
Namun secara perilaku beliau adalah seorang yg sederhana dengan sepatu kets nya yg setia menemani agar bisa berjalan lebih lincah, berlari kalo diperlukan. Biasa makan dikantin karyawan, ngumpul bareng staf bawah dan wartawan tanpa ada jarak, sangat menghindari protokoler dan menurut penilaian banyak orang relatif bersih dari perilaku memperkaya diri sendiri.
Saya bertemu beberapa kali dengan beliau dlm berbagai kesempatan, pertama kali seminggu sebelum dilantik menjadi Dirut PLN, menyempatkan diri terbang pagi dari surabaya ke jakarta utk bertemu beberapa Menteri yang akan interview dan sorenya terbang kembali ke Surabaya.
Kali kedua saat setelah mejadi Dirut PLN, dalam acara peresmian pembangkit listrik Bantar Gebang yg mengolah sampah warga Jakarta menjadi listrik kapasitas 14 MW, saat ini baru terpasang 2 MW. Sebagai Dirut Pak Dahlan lebih memilih ikut bus rombongan, dan dengan santainya berdiri didepan memberi penjelasan bagaimana pembangkit listrik sampah ini bisa menyelesaikan problem sampah warga Jakarta sekaligus menguntungkan dan menambah daya listrik PLN.
Selamat bekerja Pak Dahlan, kami yakin Bapak bisa !!!
Wednesday, November 23, 2011
Bu Susi dan Penerbangan Perintis...
Saya jadi teringat pengalaman saya terbang dengan susi air menuju Tabalong, Kalimantan Selatan. Pesawat dengan hanya enam penumpang tersebut diawaki dua pilot ekspatriat yg bekerja utk Susi Air.
Pengalaman terbang itu menjadi istimewa karena Bu Susi Pudjiastuti sendiri yang jadi cabin crew selama penerbangan, beliau dengan piawai menerangkan teknis detail pesawat yg kami naiki, posisi duduk, penyimpanan makanan dan snack, serta mengingatkan seatbelt utk tetap terpasang selama penerbangan
Kok Bu Susi sendiri yg turun tangan ? Iya, karena saya terbang bersama seorang pemilik Group pertambangan besar di Indonesia, rupa-rupanya beliau inilah yg mendukung Bu Susi untuk mengembangkan penerbangan perintis ke daerah daerah terpencil, termasuk ke lokasi tambang-tambang beliau di Kalimantan.
Tadinya dari satu dua pesawat utk mengangkut hasil laut, sekarang Susi Air berkembang menjadi puluhan pesawat yg melayani pertambangan di daerah terpencil, bahkan sampai ujung pegunungan Papua.
Bu Susi juga bercerita sudah melayani jasa perkebunan sawit, dari pemetaan lahan perkebunan sampai valuasi nilai kebun dg menghitung jumlah tegakan pohon di perkebunan melalui pesawat dan teknologi yg mereka miliki. Tak satu petak lahanpun akan tertinggal.
Sosok Bu Susi merupakan gambaran perjuangan wanita pengusaha yang jatuh bangun membangun usaha dari nol dan kemudian sukses tanpa dukungan pemerintah.
Kepeduliannya pada nelayan kecil disepanjang pantai selatan jawa menginspirasinya utk membeli pesawat dan memasarkan tangkapan mereka ke Jepang dan lainnya agar memperoleh harga yg layak.
Kepeduliannya pada masyarakat daerah-daerah terpencil kembali menginspirasinya utk menambah armada pesawat hingga berjumlah puluhan dan merintis penerbangan kesana. Kita juga ingat pesawat Susi Air lah yg pertama mendarat di Aceh pasca dihantam mega tsunami dan Bu Susi sendiri ikut dalam pesawat tersebut.
Go Susi Air ! Semoga kecelakaan kecil ini tidak menjadi sandungan utk tetap melayani masyarakat terpencil. Bangsa ini masih membutuhkan semangat dan inspirasimu
Tuesday, November 22, 2011
52 Homes in 52 Weeks
Bahkan beberapa hot deal tahun-tahun sebelumnya juga kurang terurus mengakibatkan cash flow rada tersendat.
Hal ini terjadi karena saya mengubah fokus hidup, dari bisnis properti ke bisnis energy. Walaupun secara teori bisa menghasilkan sesuatu yang lebih besar dan massive namun pada prakteknya butuh pendalaman dan technical experience yang tidak mudah.
Alhamdulillah setahun pembelajaran sudah cukup utk memahami konteks besar sektor ini, cukup utk mengenal lebih dekat pemain-pemain kunci yg terlibat, tinggal mengasah jam terbang sambil terus belajar.
Tahun 2012 saya berniat mengubah fokus utama ke properti lagi, minimal dapat tiga target hot deal yang bisa menambah passive income utk tabungan masa depan.
Saya baca lagi referensi2 lama, terutama karya-karya Dolf De Roos (DDR), salah satu yg kembali menarik perhatian saya adalah buku berjudul ' 52 Home in 52 Weeks '.
Sebuah buku refleksi kegigihan seorang murid DDR yg bernama Gene Burns menjalani tantangan dari gurunya untuk melakukan action membeli 52 rumah dalam 52 hari.
Tantangan untuk membuktikan strategi real estate yg diajarkan DDR benar benar bisa dieksekusi, bukan hanya utk satu atau dua kali transaksi, tapi transaksi massive 52 rumah dlm 52 minggu, dlm berbagai situasi penjualan, berbagai latar belakang penjual dan berbagai daerah di Amerika dan Selandia Baru.
Tantangan ini juga sekaligus utk membuktikan determinasi dan kepiawaian Gene Burns menjalani walk the talk atas trainingnya.
Gene Burns, seorang mantan eksekutif media teknologi papan atas yg kehilangan pekerjaan saat Dot Com Crash di awal 2000 an, kembali menemukan passion hidup dan sekaligus tambang uangnya di real estate.
Anda ingin belajar, silakan baca bukunya dan pelajari strategi-strateginya
Kami Bangga Garuda Muda...
Walau kalah melalui adu penalti, anak-anak asuhan Coach RD ini menunjukkan level permainan yg bagus, determinasi yang tinggi dan kemampuan menjaga emosi yang cukup baik.
Kalah menang adalah hal biasa dalam sebuah pertandingan, seperti juga kata pepatah : Pejuang sejati tidak pernah meratapi setiap kekalahan yang dideritanya, mereka hanya menarik pelajaran untuk menjadi lebih baik lagi...
Ayo tim Garuda Muda ! Perjalanan masih panjang, perebutan gelar piala AFF sudah didepan mata. Asah terus kemampuan, perbaiki kerjasama tim dan tingkatkan stamina.
Kami tetap bangga dengan Anda !!
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!