Thursday, November 24, 2011

Pak Dahlan dan Sepatu Kets nya...

Belum satu bulan sejak dilantik sebagai Menteri BUMN Dahlan Iskan sudah membuat terobosan khasnya : mengurangi jadwal meeting Direksi BUMN dg Pejabat Kementerian BUMN, melarang pihak luar hadir dlm rapat direksi BUMN, mengancam memecat direksi yg mengundang politisi ato pejabat ikut campur dlm konflik antar direksi BUMN, mengurangi jumlah laporan yg biasanya bertumpuk-tumpuk, membuat group BBM utk meeting dengan alasan yg sangat sederhana dan efektif, utk memberi waktu lebih pada Direksi BUMN agar bekerja ! Lebih giat, lebih cerdas !

Memang betapa selama ini Direksi BUMN tersebut lebih sering menghadiri undangan rapat dari Kementrian BUMN atau dari Kementrian sektor terkait atau bahkan rapat-rapat gelap dengan politisi senayan sehingga hampir hampir tidak punya waktu utk mengurus BUMN nya. Ujung-ujungnya pekerjaan dilimpahkan ke GM dibawahnya namun kewenangan tetap di Direksi sehingga semua keputusan strategis jadi terlambat.

Dalam situasi lingkungan bisnis yg cepat berubah, persaingan dengan swasta maupun asing sangatlah ketat tidaklah mengherankan kalau BUMN kita selalu tertinggal, miskin inovasi dan daya juang yg rendah. Semua direksi hanya menunggu uluran tangan pemerintah utk terus 'menyuapi' bolong-bolong kinerja keuangan mereka.

Bahkan Presiden sdh beberapa kali mengeluhkan miskinnya prestasi BUMN kita. Dengan aset ribuan triliun hanya bisa menghasilkan deviden puluhan triliun saja. Dan belum satupun yg bener-bener menjadi perusahaan global. Pertamina yg digadang-gadang mampu menjadi pemain dunia atau minimal regional masih jauh tertinggal dari Petronas.

Tugas berat buat Dahlan Iskan sebagai menteri BUMN yg baru sdh didepan mata memenuhi harapan rakyat agar BUMN kita lebih efisien, kaya inovasi, bebas campur tangan pihak luar dan mampu menjadi pemain global.

Saya yakin Dahlan Iskan mampu mengemban amanat ini, dengan pengalamannya memimpin Jawa Pos group puluhan tahun dan setahun menakhodai BUMN paling ruwet di Indonesia, PLN, sedikit banyak beliau punya modal besar.

Belum lagi gaya manajemennya yg sederhana, rendah hati, cepat mengambil keputusan dan mau mendengar dari siapapun merupakan kunci memecah gaya manajemen BUMN yg cenderung ruwet, lambat dan birokratis.

Secara materi Dahlan Iskan bukanlah seorang yg sederhana, dia sdh memperoleh segalanya sebagai pemilik Jawa Pos Group, tinggal di apartemen Capital residence (satu tower dg malinda dee), tunggangan Mercy S Class yg kemana-mana disetir sendiri dan kekayaan lainnya yg berlimpah.

Namun secara perilaku beliau adalah seorang yg sederhana dengan sepatu kets nya yg setia menemani agar bisa berjalan lebih lincah, berlari kalo diperlukan. Biasa makan dikantin karyawan, ngumpul bareng staf bawah dan wartawan tanpa ada jarak, sangat menghindari protokoler dan menurut penilaian banyak orang relatif bersih dari perilaku memperkaya diri sendiri.

Saya bertemu beberapa kali dengan beliau dlm berbagai kesempatan, pertama kali seminggu sebelum dilantik menjadi Dirut PLN, menyempatkan diri terbang pagi dari surabaya ke jakarta utk bertemu beberapa Menteri yang akan interview dan sorenya terbang kembali ke Surabaya.

Kali kedua saat setelah mejadi Dirut PLN, dalam acara peresmian pembangkit listrik Bantar Gebang yg mengolah sampah warga Jakarta menjadi listrik kapasitas 14 MW, saat ini baru terpasang 2 MW. Sebagai Dirut Pak Dahlan lebih memilih ikut bus rombongan, dan dengan santainya berdiri didepan memberi penjelasan bagaimana pembangkit listrik sampah ini bisa menyelesaikan problem sampah warga Jakarta sekaligus menguntungkan dan menambah daya listrik PLN.

Selamat bekerja Pak Dahlan, kami yakin Bapak bisa !!!

No comments: