Dalam dunia sepakbola, semua orang tahu Brasil adalah penguasa dunia, pemenang piala dunia terbanyak dan satu-satunya tim Amerika Selatan yang bisa menjadi juara piala dunia di benua Eropa. Kali ini Brasil unjuk gigi sebagai kekuatan ekonomi yang patut diperhitungkan dan menggeser Inggris.
Dengan masuknya Brasil, maka kekuatan ekonomi dunia menjadi lebih berimbang. Dari enam negara dengan perekonomian terbesar dunia, merata mewakili masing-masing benua. Dua dari benua Amerika (US dan Brasil), dua dari benua Asia (China dan Jepang), serta dua dari Eropa (German dan Perancis).
Namun dengan masih berlangsungnya krisis ekonomi di benua Eropa, diprediksikan besaran perekonomian Perancis dan German akan seger tersalip oleh India dan Rusia. Keseimbangan global terus bergerak. Era baru telah dimulai...
Bagaimana dengan Indonesia ?
Sejatinya struktur perekonomian Brasil mirip dengan Indonesia. Ditunjang oleh jumlah penduduk yang banyak, diatas 200 juta, membuat konsumsi domestik dominan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kedua negara juga memiliki persamaan akan beragamnya sumberdaya alam seperti; minyak, mineral, batubara, hasil hutan, perkebunan serta pertanian. Namun Brasil sudah berhasil mengelola lebih baik dengan tenaga kerja yang lebih terampil dan penguasaan teknologi yang lebih maju serta infrastruktur yang sangat memadai
Saya yakin, Indonesia mampu segera tumbuh mengejar semua ketertinggalan itu. Apalagi pada akhir tahun 2011 ini peringkat Indonesia sudah naik menjadi Investment Grade sehingga diharapkan modal asing akan segera mengalir ke sektor riil.
Hal yang sangat mendesak untuk dibenahi dari perekonomian Indonesia adalah perbaikan infrastruktur. Pelabuhan, jalan tol, ketersediaan listrik dan bandara yang belum memadai menyebabkan biaya logistik sangat mahal, dua sampai tiga kali lipat dari Malaysia dan Singapore...
Hal kedua adalah adanya peraturan dan kepastian hukum. Dengan berlakunya otonomi daerah banyak keluhan tentang betapa sulitnya mengurus perijinan usaha di daerah.
Pemda berlomba-lomba mengeluarkan Perda yang tidak pro investasi, aturan semata-mata untuk menambah kas daerah tapi melupakan daya saing ekonomi sehingga minim kegiatan investasi di daerah
Hal lain yang juga penting adalah ketersediaan tenaga kerja terampil dengan biaya yang kompetitif. Tidak harus murah, tapi kompetitif sesuai dengan tingkat produktifitas yang dihasilkan.
Untuk mendorong gerak perekonomian, perbankan juga harus 'dipaksa' untuk menurunkan tingkat suku bunga pinjaman.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa suku bunga pinjaman perbankan di Indonesia adalah yang tertinggi di kawasan regional, atau bahkan dunia. Ini refleksi tidak efisiennya operasi perbankan kita.
Suku bunga yang rendah akan menggerakan sektor riil dengan lebih cepat, juga UKM akan bisa berlari lebih kencang lagi...
Yang terakhir namun sangat penting yaitu pemerintahan yang bersih. Kurangi suap, korupsi maupun pungli di semua lini usaha. Juga di korupsi yang terjadi di DPR dan aparat penegak hukum. Sudah saatnya bangsa ini dikelola dengan lebih bermartabat.
Saya yakin kalau semua ini dibenahi satu-persatu, dalam lima atau sepuluh tahun kedepan, perekonomian Indonesia juga akan masuk sepuluh besar dunia. Dan pendapatan perkapita rakyatnya saat itu bisa diatas US $ 25,000 / tahun.
Ayo ! Kita pasti bisa...!!
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
No comments:
Post a Comment