Apakah sekarang saat yang tepat untuk masuk bursa ? Saham apa yang akan anda pilih ?
Dua pertanyaan besar diatas selalu menggoda saya akhir-akhir ini. Tepatnya sejak dua tiga bulan lalu saat indek mencapai titik terendah di level 3,200 pada awal oktober setelah sebelumnya mencapai titik tertinggi di level 4,175 di bulan Agustus 2011.
Saat itu banyak teman yang masuk dan mengajak saya ikut masuk. Tentu bagi yang masuk di awal Oktober saat indek mencapai level sangat rendah dan pilihan sahamnya tepat, saat ini pasti tersenyum sumringah, karena indek sudah naik kembali ke level 3,700 an. Bahkan mungkin sudah banyak yang merealisasikan profitnya.
Bursa sempat terpangkas seperempatnya dan terjerembab ke level 3,200 an disebabkan kekhawatiran perekonomian Eropa yang mulai demam. Euro terjun bebas dan bursa di Eropa berguguran.
Investor dilanda ketakutan akan akibat gagal bayarnya hutang Yunani, Portugal dan Spanyol. Belakangan Italia juga mulai demam dan bisa merembet ke Perancis dan German sebagai dua negara terkuat perekonomiannya di zona Eropa.
Saya memilih untuk tetap Istiqomah, stay away dari market. Pertimbangan utama saya karena melihat bahwa bursa belumlah mencapai titik terendahnya.
Walaupun sekarang sudah mulai kembali mendaki tinggi, namun ini masih bersifat sementara karena bayang-bayang krisis Eropa masih membayang. Dan yang harus selalu diingat ! 80% transaksi berasal dari dana asing yang bisa ditarik setiap saat.
Beberapa pengamat keuangan memprediksikan bahwa krisis di Eropa belum akan ada obat mujarabnya dalam waktu dekat. Dan imbasnya ke perekonomian Asia, termasuk Indonesia, baru akan terasa memasuki kwartal dua dan tiga 2012.
Permintaan domestik di Eropa anjlok, ekspor China dan India melambat, pada gilirannya akan ikut menghantam ekspor komoditas Indonesia ke negara-negara tersebut. Memang kita masih bisa mengandalkan pasar domestik yang cukup besar. Namun sektor finansial tetap akan goyang kalau hot money ditarik dari bursa.
Kita tentu masih inget kejadian tahun 2008, hanya tiga tahun yang lalu, saat bursa tiba-tiba rontok dari titik tertingginya di level 2,800 ke level 1,200 an hanya dalam beberapa bulan. Saat itu semua dana asing seolah-olah ditarik dari bursa akibat krisis subprime mortgage di Amerika yang menumbangkan Lehman Brothers, Bank Of America dan lainnya.
Saya ulang sekali lagi, kejadian itu baru terjadi tiga tahun lalu di November 2008 saat bursa mencapai titik terendah di level 1,200 an. Saat itu sebenarnya saya juga masuk bursa, pilihannya sahamnyapun tepat, sayangnya saya memilih sekuritas yang salah; Sarijaya Securities, yang menggelapkan ratusan miliar dana nasabah itu, sebagian kecil dana saya juga turut ambles.
Sekarang, saya masih berpendirian belum saatnya masuk lagi, tunggu sampai efek krisis Eropa dan pemilu Amerika lewat, mungkin di paruh kedua 2012. Saat itu bisa jadi indek sudah turun ke level 2,500 an. Barulah kita boleh masuk lagi........
Namun beberapa hari ini saya mulai bimbang, akankah indek bisa jatuh sedalam itu ? mengingat kinerja perekonomian kita yang kinclong, inflasi rendah, BI rate terus turun dan bunga kredit dipaksa pula untuk turun.
Belum lagi di tahun 2012 Indonesia akan mendapat predikat investment grade. Logikanya semua faktor tersebut justru akan menarik dana-dana asing masuk dan memberi otot bursa untuk terus mendaki...bisa-bisa saya jadi telat untuk masuk
Jadi sebagai investor jangka panjang strateginya harus seperti apa ? Kapan saatnya masuk bursa ? Bagaimana menurut Anda ..........?
No comments:
Post a Comment