Friday, December 16, 2011

Tragedi Mesuji...

Beberapa hari lalu sekelompok masyarakat Kabupaten Mesuji mengadu ke DPR atas pelanggaran HAM berat yang menimpa mereka. Dilaporkan tigapuluh orang terbunuh dan dua orang dipenggal kepalanya.

Pelakunya ditengarai adalah PAM Swakarsa dari sebuah perusahaan perkebunan sawit yang ingin menguasai tanah-tanah adat mereka secara tidak semena-mena. Bahkan melibatkan aparat kepolision yang melakukan pembiaran

Tragedi ini bila benar-benar terjadi tentu menyentak nurani dan akal sehat kita. Bagaimana mungkin sebuah tragedi kemanusiaan sadis seperti itu bisa dilakukan oleh korporasi dan dibacking aparat dan terjadi hanya satu jam terbang dari Ibukota negara ?

Apakah aparat PEMDA dan Kepolisian daerah pada tidur semua ? Atau ikut terlibat menyembunyikan masalah ini ?

Sementara baru saja tadi malam Presiden dengan bangga mengumumkan capaian iklim investasi Indonesia yang sudah memasuki zona 'investment grade'.

Capaian ini tentu hasil kerja keras seluruh komponen bangsa selama lebih dari 12 tahun sejak krisis ekonomi menghantam kita ditahun 2008...

Kita tentu tidak mau kerja keras selama 12 tahun itu ternodai oleh konflik antara investor dengan penduduk lokal dan berujung pada tragedi kemanusiaan..

Sudahlah tepat langkah Presiden utk mengusut tuntas tragedi Mesuji ini. Namun instruksi Presiden tersebut harus benar-benar dijalankan, dimonitor dan diberi sanksi bagi pihak-pihak yang mencoba menghambat ataupun mengaburkan inti permasalahan

Juga harus dijauhkan dari politisi yang hanya menggunakan isu ini utk mencari popularitas murahan, seperti sering terjadi selama ini.

Mesuji bukanlah daerah yang asing bagi saya, hampir dua tahun saya sering keluar masuk hutan mesuji, berkunjung ke masyarakat adat asli Lampung maupun warga transmigrasi asal Jawa dan Bali.

Sebagian besar wilayah hutan disana hanyalaah sisa sisa hutan yang sudah di logging awal tahun 1980 an, tinggal pohon pohon tanggung yang tumbuh liar, dan warga desa banyak menanam singkong maupun karet ditanah-tanah 'tak bertuan' tersebut.

Konflik tanah masyarakat adat dengan warga pendatang ataupun perusahaan perkebunan sering terjadi, saya beberapa kali menyaksikan...

Saya berharap tragedi kemanusiaan ini cepat diselesaikan. Siapapun yang bersalah harus dihukum setimpal. Tidak ada lagi teror-teror terhadap warga dan mereka harus diberi ruang, dikembalikan tanah-tanahnya agar kembali bisa bertanam karet ataupun singkong...

Mesuji, riwayatmu kini.....


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

No comments: