Friday, May 23, 2008

Meet Joe Kamdani


Usia boleh kepala tujuh. Namun passion dan spirit haruslah sebagaimana anak muda usia tigapuluhan. Begitulah kira kira filosofi hidup Joe Kamdani. Founder dan Mentor Datascrip ini dikenal penyuka olah raga yang berisiko yang banyak digemari anak anak muda. Selancar air, sky ice, menyelam, naik gunung dan menjelajahi gua gua purba adalah olah raga kegemarannya.

Begitu juga ketika saya bertemu tadi malam dalam forum CEO Speak yang diselenggarakan oleh BINUS. Pak Joe baru saja pulang dari pedalaman Kalimantan, menjelajah hutan, gua gua purba, bertemu suku suku dayak pedalaman dan makan makanan yang bahkan anda belum pernah dengar. Jangan lagi bisa di temui di restoran restoran di Jakarta.

Pak Joe mendirikan Datascrip tahun 1969. Bermula dari sebuah toko retail ATK dan sekarang menjelma menjadi sebuah perusahaan besar yang menawarkan Business Solution. Melalui forum CEO Speak ini Pak Joe berbagi pengalaman dan spirit dengan kami kami yang masih junior.

Company Category
Menurut beliau, sebuah perusahaan baru setidak tidaknya bisa di kategorikan menjadi empat jenis, yaitu :

The Clone Company, sebuah perusahaan baru yag didirkan oleh perusahaan induk. Semua system dan procedure di perusahaan induk yang sudah mapan. Diaplikasikan secara sama dan sebangun dalam perusahaan seperti ini. Contoh perusahaan seperti ini adalah McDonald, KFC dan usaha usaha franchise lainnya.

The Professor Company, sebuah perusahaan yang didirikan oleh pendirinya yang mempunyai background keahlian khusus. Bila kita mempunyai keahlian arsitek atau sipil maka kita mendirikan konsultan arsitek atau kontraktor property. Group Ciputra termasuk category perusahaan ini.

The Mama’s Boy, sebuah perusahaan yang didirikan dengan fasilitas pihak lain. Seorang anak konglomerat memanfaatkan ketenaran dan rsourcess bapaknya untuk mendirikan perusahaan. Atau bisa juga perusahaan yang memanfaatkan pejabat Negara untuk mempercepat usahanya.

The Street Fighter, sebuah perusahaan yang tidak memiliki kategori ketiga diatas. Tapi pendirinya nekat mendirikan perusahaan dengan modal Dream dan Strong Will. Datascrip termasuk kategori perusahaan ini.

Kita boleh saja memiliki perusahaan dari keempat category diatas. Dan semua bisa sukses. Namun untuk menjamin sukses yang sustainable, karakteristik the street fighter, Dream & Strong Will, harus tetap dimiliki. Tanpa kedua unsur ini perusahaan hanya survive dalam jangka pendek.

Usia boleh 72. Semangat mengajar masih menyala nyala


Keep Dancing
Hal menarik lain yang diungkapkan beliau adalah pengalaman saat menghadapi krisis ekonomi 1998. Untuk bertahan dari krisis beliau menerapkan filosofi keep dancing. Kita harus selalu berdansa. Selalu bergerak.

Bila memperoleh keuntungan kita dansa melingkar dengan lingkaran semakin besar. Bila cuman break even kita dansa dalam lingkaran yang tetap. Bahkan bila rugipun kita tetap harus berdansa dengan lingkaran yang makin menyempit.

Inti dari filosofi ini adalah kita harus tetap bergerak. Untuk bergerak kita butuh darah. Darah dalam sebuah perusahaan adalah cash flow. Beliau menekankan betapa pentingnya cash flow. Dalam situasi krisis jual rugi hal biasa. Yang paling penting cash flow tetap harus jalan.

Mendengar penuturan ini saya jadi teringat pengalaman saya dengan perusahaan kami PT. Global Visi Mandiri yang juga pernah saya tuturkan dalam blog ini dengan judul Cash Flow is King.

Ternyata Pak Joe mengalaminya juga dan menjadikan hal ini sebagai filosofi bisnisnya ketika menghadapi krisis. Kalau Pak Joe mengalami dan sayapun mengalami hal yang sama dalam membangun bisnis.
Sayapun bisa berharap perusahaan saya bisa sebesar dan sesukses perusahaan yang Pak Joe kelola. Inilah Dream & Strong Will saya.
Salam Sukses ! Keep Dancing !

CEO Global Visi Mandiri terlihat akrab bersama Founder & Mentor Datascrip

No comments: