Monday, May 12, 2008

Terlalu Cepat atau Terlalu Lama ?

Artikel ini merupakan pengalaman pribadi saya terhadap respon orang orang terdekat, saat saya ceritakan mengenai target apa saja yang mesti saya peroleh sampai dengan tahun 2012, pada saat usia memasuki 40 tahun.

Target target tersebut pernah saya tuliskan di blog berjudul Resolusi Maret 2008. Saya minta orang orang terdekat yang mengenal saya dengan baik dan tahu perjalanan hidup saya, sembilan kali pindah pindah kerja dan membuat berbagai macam usaha, untuk membaca tekad tersebut dan memberi masukan. Salah satu target utama yang saya tuliskan adalah mencapai kekayaan bersih sebesar sekian miliar pada tahun 2012.

Istri adalah orang pertama yang saya minta komentar. Setelah membaca blog tersebut kami mendiskusikannya. Respon pertama, istri saya tertawa terpingkal pingkal, merasa geli sambil meraba raba jidat saya. Apa mas sudah mulai gila ?, begitu katanya sambil tertawa.

Bagaimana bisa mencapai kekayaan sekian miliar kalau uang yang kita miliki sekarang sekian sekian dan gaji kita berdua dijadikan satupun cuman sekian. Coba dihitung ulang ! mesti kita berhemat makan sekali sehari, tetap uang sebanyak itu tidak akan tercapai. Belum lagi biaya sekolah tiga anak kita ?.

Saya masih takjub melihat caranya tertawa, tapi otak bawah sadar saya langsung membuat analisa. Ya, kalau acuannya adalah gaji dan berhemat menabung, maka seberapa keras pun kita bekerja, tidak akan pernah target itu bisa tercapai dalam lima tahun. Bahkan kalaupun kita panjangkan waktunya menjadi sepuluh tahun, target itu masih terlalu muluk untuk dikejar.

Tapi, tahukah sayang, kita akan melakukannya dengan cara lain, bukan cara orang kebanyakan, tetapi cara yang sudah terbukti berhasil di lakukan oleh orang orang sukses yang pernah ku kenal, kalau mereka bisa, saya juga pasti bisa. Bukankah sukses selalu meninggalkan jejak, tinggal kita print jejaknya dan kita modifikasi sesuai dengan kebutuhan kita.

Hal yang sama saya lakukan kepada teman yang juga mitra bisnis saya, kami sudah saling mengenal sepuluh tahunan, saya minta dia membaca artikel saya tersebut dan minta komentarnya, syukur syukur dia juga bisa menunjukan jalan bagaimana caranya.
Respon nya sangat singkat dan padat, melalui sebuah sms dia hanya menulis “.terlalu lama mas, saya tidak tahan kalau mesti menunggu lima tahun untuk memiliki kekayaan sebesar itu….”

Sungguh respon yang luar biasa, saya juga takjub akan tekad dan semangatnya yang ternyata jauh melebihi tekad saya. Sayapun yakin ucapan ini bukan hanya afirmasi saja, tetapi dia juga sudah memiliki peta jalan beserta tempat tempat pemberhentiannya dimana bisa memperoleh uang dalam jumlah besar. Semangat belajar saya jadi tambah menyala lagi…..Tuhan pasti mendengar tekad kami, dan mengabulkannya dengan segera.

Rekan rekan, dari pengalaman kecil diatas, saya menarik beberapa pelajaran yang semakin menambah warna dan pembelajaran dalam perjalanan hidup kita.

Topik yang sama kita ceritakan atau diskusikan dengan orang yang berbeda, bisa menghasilkan sesuatu yang jauh berbeda, bahkan bertolak belakang. Hal ini terkait dengan beberapa sebab;

Pertama; informasi atau pemahaman yang diperoleh atau dimiliki oleh rekan diskusi kita terhadap materi yang dibicarakan, semakin banyak informasi atau pemahaman yang dimiliki akan semakin memperkuat keyakinan kita. Begitu juga sebaliknya.

Kedua; latar belakang, pola didikan ataupun lingkungan keluarga dan lingkungan bergaul rekan diskusi kita akan sangat berpengaruh dalam cara pandang mereka terhadap suatu permasalahan. Sebagai contoh diatas; istri saya memiliki latar belakang keluarga pegawai negeri, kehidupan berjalan dengan sangat teratur, semua ter planning dengan baik, resiko di deteksi sedini mungkin dan kalau bisa dihindari.

Cara pandang yang dihasilkan adalah seperti yang saya ceritakan diatas, menjumlah keteraturan keteraturan; gaji yang didapat, proyeksi kenaikan tiap tahun, bonus dan dikali lima tahun. Hasilnya adalah sesuatu yang sudah mendekati kepastian dan jauh dari target sekian miliar. Pantas saja kalau saya dibilang sudah mulai gila..he..he

Sebaliknya dengan rekan bisnis saya, dibesarkan dalam keluarga pedagang, terbiasa mengambil resiko sejak kecil, sudah jatuh bangun puluhan tahun membangun usaha, jaringan jaringan yang bisa membuka pintu rejeki sudah tertata dalam perjalanan hidupnya. Cara pandangnya pun sangat berbeda …sky is our limit, katanya.

Pelajaran lainnya yang bisa saya tarik adalah, apapun yang menjadi tujuan kita, harus sering sering kita bicarakan dan diskusikan dengan orang terdekat kita, terutama istri. Agar ia mengerti dan mendukung dan juga menghindari kesalahpahaman, dengan dukungan istri, apapun kesulitan yang kita hadapi pasti terasa lebih ringan.

Mulai saat itu pula, saya sering sering meracuni istri saya dengan mimpi mimpi, ide ide bisnis gila dan cara cara yang kadang tidak masuk akal namun legal. Semoga istri saya segera teracuni, syukur syukur mulai tertular kegilaan saya…he.he.he

No comments: